Bab 20

113 10 3
                                    

><_Memberi nasehat kepada para perampok tua_><

          "Lagi-lagi seperti ini. Sungguh menyebalkan." Sambil terbatuk-batuk, Xie Shize keluar dari kepulan asap bersama Xie Zishen dari rumah makan yang terbakar sebagian.

           Kemudian terdengar tangisan seorang pria dari dalam. Berteriak-teriak mencari pelaku yang menyebabkan rumah makan miliknya hancur dan terbakar, meminta ganti rugi.

          Salah satu pelakunya adalah Xie Zishen. Andai dia tidak bertarung di dalam, kekacauan ini tidak akan terjadi.

          Ini bermula dari Xie Shize yang lapar. Kebetulan mereka melihat rumah makan ini. Xie Zishen membawanya masuk. Namun, baru menginjakkan kaki di dalam, mereka tiba-tiba diserang oleh tiga orang kultivator yang menaruh kebencian begitu dalam terhadap Xie Zishen.

          Warung yang awalnya tenang dan damai, menjadi ribut hanya dalam beberapa detik. Para tamu yang datang, berlarian keluar dengan panik sambil berteriak ketakutan. Sedangkan pemilik bangunan, tidak berani mendekat untuk menghentikan.

          Pada akhirnya pertarungan berhenti saat Xie Zishen tak sengaja membakar bagian depan bangunan sampai hangus. Setelah mematikan api, Xie Zishen segera membawa Xie Shize keluar. Tidak berniat bertanggung jawab sama sekali.

           Pipi putih Xie Shize sedikit menghitam karena asap. Bibirnya yang tipis terus ngomel-ngomel. Selama mengikuti Xie Zishen, mereka selalu diserang oleh orang-orang. Setiap waktu, tidak ada putus-putusnya.

            Hari-hari terasa berantakan. Kusut dan menyebalkan.

            Selama seminggu ini, Xie Zishen terus membawanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Akibatnya, dia tidak bisa tidur atau makan dengan benar. Bahkan tidak bisa menyentuh air untuk mandi, dan sekarang seluruh badannya terasa sangat lengket.

           Setelah berjalan cukup jauh dari rumah makan, Xie Shize tiba-tiba berhenti. "Aku tidak tahan lagi!" Kemudian tanpa malu-malu dan merasa jijik, dia duduk berselonjor di tanah sambil memijat kaki yang pegal. "Ge, kenapa kau begitu memiliki banyak musuh? Mereka terus berdatangan dan tidak ada habisnya. Aku belum beristirahat untuk waktu yang lama. Ini benar-benar membuatku lelah. Selain itu, aku juga lapar." Suaranya serak, seakan ingin menangis.

            Xie Zishen tidak menjawab, seakan tidak mendengar. Tenggelam dalam pikiran sendiri.

            Merasa heran. Setiap kultivator yang dia temui, belum ada yang benar-benar kuat, bahkan tidak membahas Shuangsheng Wuqi satu kali pun. Seolah mereka menyerang dirinya bukan karena menginginkan senjata, melainkan karena ada alasan lain, yaitu balas dendam.

            Balas dendam untuk kakak seperguruan, adik seperguruan, Shifu dan teman-teman seperguruan yang telah mati.

            Xie Zishen tidak mengerti mengapa mereka menyalahkannya atas kematian orang-orang itu. Oh, ayolah, jangan bercanda. Ia bahkan tidak mengenal mereka sama sekali. Kenapa dia harus membunuh orang-orang itu?

            Pada awalnya Xie Zishen tidak ambil pusing. Namun, semakin ke sini, dia merasa ada yang tidak beres. Mungkin seseorang telah melakukan trik kotor untuk memfitnahnya.

            Dia harus mencari tahu apa yang telah terjadi. Dengan begitu, dia menoleh ke Xie Shize dan bertanya, "Apa kau lapar?"

          Pertanyaan bodoh macam apa itu?

          Xie Shize memelototi Xie Zishen dengan kesal. Bukankah tadi dia sudah mengatakan dengan jelas, bahwa dia lapar. Apa pria itu tidak mendengarnya?

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang