Bab 22

107 6 2
                                    

Warning 🔞
Ada adegan kiss yang eksplisit di bab ini.

><_Kelahiran kembali Sang Dewa legendaris_><

          Xie Zishen tidak pernah menduga Xie Shize akan melontarkan pertanyan 'mencari kematian' seperti itu. Pria itu pasti menyelidikinya. Apa Xie Shize sudah tidak ingin hidupnya lagi?

          Oh, tentu saja Xie Zishen tidak lupa. Xie Shize adalah mata-mata yang dikirim Feng Sui ke sisinya.

          Kondisinya saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan misi. Dan Xie Shize sengaja bertanya untuk memastikan, tepat atau tidaknya untuk menyerang sekarang.

          Tentu saja ini hanya presepsi Xie Zishen semata. Dan itu telah memicu ledakan kemarahan dari dalam. Matanya berubah merah, menatap tajam pemuda di sampingnya dengan begitu intens, seolah-olah ingin mencabik-cabik lelaki itu dengan kejam.

          Hawa di sekelilingnya menjadi suram, dan panas membara layaknya lahar panas gunung berapi.

          Apa yang terjadi?

          Melihat mata merah pria itu, ekspresinya yang dingin, Xie Shize merasa ada yang tidak beres. Ketika pria itu memandang dengan tatapan tajam, rasa takut membuatnya merasa seperti akan menemui bahaya sebentar lagi.

          Oh, tidak! Jangan bilang dia akan mengamuk lagi. Aku harus menjauh.

          Di saat dia hendak menarik lepas tangan yang dipegang, cengkeraman yang sedikit longgar tiba-tiba mengencang. Xie Shize seolah mendengar retakan tulang bergeser, sakit sekali, membuatnya berteriak sampai matanya berkaca-kaca.

          "Ge, sakit, tolong lepaskan." Xie Shize mengiba seraya mengutuk dalam hati.

          Ada apa dengan pria ini? Apa dia ingin mematahkan tanganku? Apa dia sudah gila! Aduh, duh, duh!

          Melihat wajahnya yang meringis kesakitan, Xie Zishen tidak melunak sama sekali. Kebencian terhadap Feng Sui dan pengkhianat telah membutakan mata hatinya.

          "Ge, ada apa denganmu. Sakit, lepaskan." Sambil menggoyang-goyangkan tangan, dia memandang Xie Zishen, tapi tak sampai dua detik, segera berpaling.

          Mata Xie Zishen yang tajam membuatnya takut untuk bertatap mata dengan pria itu. Ia berjuang dengan gelisah.

          Oh, tidak... tanganku akan segera patah!

          Tangannya seperti dijepit oleh cengkeraman besi, menciptakan rasa sakit yang tak kenal ampun, membuat setiap gerakan menjadi siksaan yang tak tertahankan.

          Seakan itu saja tidak cukup, tangannya disentak dengan kasar, dan kemudian didorong keras ke tembok batu. Dengan bunyi 'bruk' punggungnya menempel erat di dinding.

          Sensasi menusuk yang tajam dan tak tertahankan menjalari setiap saraf di punggungnya, seperti terjebak dalam belenggu rasa sakit yang menghimpit dan menyiksa.

          Aku tidak tahan lagi. Pria ini sudah gila. Dia akan membunuhku!

          Bersamaan dengan itu, rasa ketat di tangan menghilang, beralih ke leher. Ya, dia dicekik sampai wajah membiru—kekurangan oksigen.

          Kejam, sadis, dan mengerikan. Itulah gambaran Xie Zishen yang tertanam di hati Xie Shize sekarang.

          Tidak ada udara yang masuk, membuat Xie Shize meronta-ronta, gelisah, serta panik. Ia memegang tangan Xie Zishen, berusaha melepaskan cengkeraman pria itu dari lehernya.

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang