Bab 5

175 15 0
                                    

Hay gays, ada yang nungguin nggak?
Maaf ya, baru bisa update lagi. Soalnya, gua mendadak
demam setelah bertahun-tahun gak pernah sakit.
Oke, lanjut aja ke ceritanya.
Happy reading guys 😊

>Pengorban Yu Zhu_>

           Xuelei terhunus di tangan Xie Zishen, yang bilahnya berkilauan mengeluarkan aura kegelapan yang menakutkan berwarna merah pekat. Seluruh tubuhnya diselimuti aura membunuh yang sangat gelap. Mata yang merah menghunus tajam ke arah Feng Sui seperti singa lapar yang ingin segera menerkam mangsa.

          Xie Zishen yang sudah terbakar amarah—kehilangan akal sehat. Pikirannya telah dikuasi oleh niat membunuh yang kuat.

          Bunuh Feng Sui, lalu bunuh Yu Zhu.

         Yu Zhu telah membunuh adikmu. Jika tidak membalaskan dendam ini, di dunia bawah, adikmu tidak akan pernah tenang.

          Bunuh mereka yang telah mengkhianatimu.

          Bunuh mereka yang telah menipu untuk merebut artefak klan iblis.

          Bunuh mereka....
         
          Merasakan hatinya terkoyak. Xie Zishen berteriak dengan keras seraya meluncurkan serangan mematikan ke arah target.

          Cahaya merah pekat berputar di ujung pedang sehingga mengirimkan gelombang negatif yang meluncur dengan cepat ke arah Feng Sui yang sekujur tubuh tertutup cahaya emas dan biru dari sinar pedang surgawi.

          Feng Sui merespon dengan cepat, meluncurkan serangan terakhir yang sangat mematikan. Seluruh energinya telah terkuras habis hanya untuk mengaktifkan pedang surgawi. Menang atau kalah tergantung pada serangan kali ini.

           Setiap detik yang terlewat dalam penantian, terasa sangat menegangkan.

          Hujan telah berhenti, hanya menyisakan genangan air di tanah yang basah dan udara menjadi lembab, membuat udara sekitar menjadi lebih segar.

          Embusan angin dingin yang menusuk kulit menyadarkan Wei Shi dari keterpakuan. Ingat masih memiliki satu tugas untuk dilakukan. Wajah masih sama dinginnya, tapi sinar mata itu telah redup, seolah-olah jiwanya ikut lenyap bersama kematian Tuannya.

          Wei Shi bahkan tidak tahu kenapa dia begitu sedih akan kematian Xie Shize. Hanya saja, perasaannya menjadi hampa, dan menderita kesedihan yang sangat mendalam.

          Tidak lagi mendalami perasaan kebingungan itu, dia lalu menghela napas sambil memandang wajah pucat Xie Shize dan berkata dengan lembut. "Tuan, sesuai permintaan terakhirmu, aku akan menyelamatkan Yang Mulia Raja Xie Zishen."

          Kemudian dengan hati-hati membaringkan tubuh pria itu ke tanah. "Tuan tunggu di sini. Aku pergi dulu."

          Saat mengatakan ini, Wei Shi langsung berdiri dengan tegap, berbalik memandang ke satu titik. Di udara, sinar merah pekat dan biru saling mendekati. Perasaan tidak yakin bisa menyelamatkan Xie Zishen yang tiba-tiba menyelimuti membuat kedua tangannya terkepal erat.

          Tidak, ini permintaan terakhir Tuan. Aku harus bisa menyelamatkan Yang Mulia.

          Menggertakkan gigi, menguatkan hati. Sewaktu pikirannya telah mantap, Wei Shi bergerak hendak pergi ketika tiba-tiba suara jernih yang tegas memasuki telinganya.

          "Jika kau pergi, kau akan mati. Situasi saat ini, bukanlah situasi yang bisa kau tangani lagi."

          Wei Shi refleks berbalik—hanya untuk mendapati Yu Zhu sedang jongkok sambil memegang wajah Tuannya. Pemandangan ini membuat kemarahan, serta kebencian Wei Shi melonjak sehingga langsung meluncurkan serangan.

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang