><_Upacara Penyambutan_><
Setelah badai mengguncang langit berhenti, semua orang kembali melakukan aktivitas sambil mengobrol tentang badai tersebut.Seorang pria berbaju merah memakai zirah perak dengan rambut terikat tinggi dengan rumbai merah berdecak seraya mencabut tombak yang menancap di tanah. Guncangan barusan sangat dahsyat, dia nyaris kehilangan pijakan dan akan terjatuh dengan menyedihkan ke tanah. Untunglah, masih sempat menancapkan tombak ke tanah dan berhasil menompang tubuhnya dari tersungkur.
Akan sangat memalukan jika seorang dewa perang sepertinya terjungkal ke tanah hanya karena guncangan badai. Citranya sudah cukup rusak sejak gagal mengalahkan Xie Zishen sepuluh tahun yang lalu.
Memang tidak ada satu pun rakyat di alam dewa berani mengejeknya ni li de yazi. Tetapi tetap saja, semua orang tahu bahwa dia telah menyandang julukan tersebut meski dia sendiri tidak mengakuinya.
Dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, penampilan Guan Lucun saat ini lebih tampak menawan dan terawat. Seluruh jambangnya dicukur habis, memperlihatkan kulit wajahnya yang putih bersih. Meski begitu, sama sekali tidak mengurangi kesinisan di wajahnya.
Dia terlahir dengan wajah galak, alis menukik tajam. Walau sedang tersenyum sekalipun, orang-orang saat melihatnya selalu merinding ketakutan. Selalu beranggapan pria itu sedang marah, seandainya tidak sengaja menyinggung, pria itu akan segera menghancurkan mereka sampai ke tulang-tulang.
[ Guan Lucun setelah 10 tahun ]
"Oh, tidak! Aku kehilangan kendali!"
Tiba-tiba terdengar suara yang cukup lantang, datang dari atas. Guan Lucun segera mendongak, lantas terbelalak saat melihat sesosok tubuh diselimuti beling-beling cahaya terjun bebas ke arahnya.
Sebelum dia sempat bereaksi untuk mundur, orang itu sudah lebih dulu menabraknya hingga terdengar bunyi 'bam' dan 'dentang' yang cukup keras. Dengan bengitu, dua tubuh berbeda postur kini terjerat di tanah.
Berhubung Fengshen jatuh di atas Guan Lucun, dia tidak merasakan sakit sama sekali. Dia masih berbaring tengkurap di atas pria berwajah garang itu saat berkata, "Oh, Guan, maaf, aku tak sengaja menabrakmu." Saat bicara, dia sedikit mengangkat kepala memandang Guan Lucun dengan cengiran.
Dengkusan kasar terdengar dan kemudian Guan Lucun membentak, matanya nyaris keluar saat berkata, "Apa kau merasa nyaman berada di atasku, ha? Cepat, minggir!" Suaranya terdengar cukup galak, memaksa Fengshen untuk buru-buru berdiri.
Saat Guan Lucun bangkit untuk berdiri, tanpa diminta, Fengshen menjelaskan alasan dibalik dirinya jatuh. Itu karena, ketika terbang, pikirannya teralihkan oleh sesuatu yang menakjubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Legendary Artifact of the Demon Clan
FantasíaAsli karangan dari otak pas-pasan gua yang doyan banget ngedanmei. 😁 "DI LARANG PLAGIAT, NGARANG ITU SUSAH. APALAGI YANG GENRE GINIAN. MAU JUNGKIR BALIK BUAT MIKIR KOSA-KATA YANG BAGUS & BUTUH BERHARI-HARI BUAT NYELESAIN SATU BAB DOANG." Blurb : ...