Bab 29

89 3 0
                                    

><_Segala Sesuatu Telah berubah : Aku Tidak Ingin Melihatnya lagi_><


          Wei Shi masih duduk di kisi-kisi jendela, terus meneguk arak tanpa melepaskan pandangan dari rembulan.

          Sinar bulan keperakan membelai lembut wajahnya, menerangi setiap lekuk wajah yang terukir kelelahan. Cahaya juga membuat setiap helaian rambutnya tampak berkilauan, menciptakan efek dramatis yang memikat.

          Tanpa mengalihkan pandangan, dia tiba-tiba terkikik sesaat dengan ekspresi menyedihkan. Kemudian menuduk sambil bergumam pelan. "Sepertinya aku benar-benar lelah. Minum beberapa teguk arak sudah membuatku mabuk." Selesai bicara, dia mengangkat pandangan, matanya merah dan berair. Senyumnya tampak putus asa. "Tak hanya melihat wajahnya di langit, aku bahkan bisa mendengar dengan jelas suara Tuan." Ia kemudian tertawa dengan bodoh. Luka-luka di wajah membuat penampilannya menjadi lebih buruk.

          "Tuan, suaramu sangat dekat seolah kau benar-benar ada di sini." Saat ini Wei Shi terlihat seperti anak kucing kehilangan Tuan yang menyayanginya.

          Setelah linglung sejenak, Wei Shi tiba-tiba ditampar oleh kenyataan, membuatnya sadar seketika. Dia tahu jelas bahwa dirinya tidak akan mabuk meski menimum dua atau lima kendi arak. Jelas tidak mabuk, tapi mengapa dia bisa mendengar suara Tuannya dengan begitu jelas.

          Ketika sedang berpikir, dia selalu memasang wajah serius dengan dahi berkerut, alis tertaut, dan bibir terkatup rapat. Semakin dipikirkan, suara Tuannya terdengar semakin jelas, selang-seling dengan suara Xie Zishen. Sepertinya itu datang dari kamar sebelah.

          Tanpa pikir panjang, Wei Shi segera melompat turun dan seketika berubah menjadi rajawali seukuran telapak tangan orang dewasa. Terbang menuju ke atap, tapi baru setengah jalan, dia berbalik menuju ke arah jendela. Lebih aman melihat dari celah-celah jendela ketimbang membuka salah satu genteng, begitu pikirnya.

          Hampir mendekati jendela, dia tiba-tiba mendengar ucapan mengejutkan Xie Zishen, membuatnya oleng dan nyaris membentur jendela.

          Kau bukan adik dari Yang Mulia ini. Kita berdua sama-sama tahu kebenarannya, bukan?

          Sambil mengepakan sayap dengan teratur, Wei Shi bertanya-tanya maksud dari kalimat yang barusan dia dengar. Kenapa Xie Zishen mengatakan hal seperti itu? Kebenaran apa yang mereka tahu, tapi tidak diketahui olehnya.

          Wei Shi menjadi tertarik untuk mendengarkan lebih jauh. Hanya terbang mondar-mandir di sekitar jendela, belum berniat mengintip ke dalam. Dia menunggu dan menunggu cukup lama, tapi suara-suara obrolan di dalam mendadak lenyap. Membuat jantungnya berdegub di luar batas, merasa sangat ketakutan. Khawatir telah terjadi sesuatu pada Tuannya.

          Apa yang terjadi?

          Ketika pertanyaan ini terbesit di dalam hati, Wei Shi segera meluncur ke depan, menempatkan mata di celah-celah jendela. Menyapu habis seluruh ruangan, dan berhenti pada dua sosok berpakaian putih dan hitam.

          Tuannya berada di lantai, dagunya dicengkeram dan dalam kondisi berantakan. Ekspresinya terlihat sangat ketakutan. Mengalihkan pandangan ke arah Xie Zishen, dahi Wei Shi seketika berkerut. Seketika sadar, ada yang tidak beres dengan Xie Zishen. Aura gelap yang menyelimuti pria itu sangat pekat dan tajam.

          Jika dibiarkan, Tuannya akan benar-benar dalam bahaya. Wei Shi baru saja berniat hendak masuk ketika tiba-tiba mendengar suara tegas Xie Shize mengatakan suatu fakta. Membuatnya kesulitan mengepakan sayap. Akhirnya jatuh ke tanah dan berubah kembali menjadi wujud manusia. Tergeletak di tanah dalam keadaan linglung.

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang