Part 17

85 17 14
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

.

Pukul 11 malam Seungri terbangun setelah dua jam lalu sepertinya dia pingsan karena melayani kebutuhan biologis suaminya. Jiyong memang tidak terlalu kasar saat bermain, namun seperti biasanya tenaga yang dimiliki Alphanya itu bukan main-main saat rut menyerang.

Seungri sendiri belum sempat membersihkan diri dari lengketnya keringat juga cairan cinta milik Jiyong.  Badannya remuk redam, tenggorokannya haus. Biasanya sang Alpha akan menyiapkan minum sebelum mereka melakukan ritual, namun dengan kondisi Jiyong seperti sekarang ini tidak mungkin ingat.

Dia menoleh ke belakang di mana suaminya tidur lelap tanpa baju. Dengan posisinya terlentangnya dan satu tangan ada di atas kepalanya. Seungri harus membangunkan si Alpha karena dia haus sekali, tapi sulit untuk berjalan sendiri.

"Hyung, bangun!" panggil Seungri dengan menggoyangkan bahunya pelan.

Jiyong masih dengan tingkat refleknya yang tinggi, dia langsung membuka mata dan melirik Seungri.

"Ada apa?"

"Aku haus. Tolong ambilkan minum," pinta Seungri dengan wajah memelasnya.

Jiyong bangun tanpa banyak bicara. Dia menyibak selimutnya dan turun dari kasur dengan keadaan bugil. Barulah dia memunguti pakaiannya. Saat akan menegakan badannya, kepalanya mendadak pening. Telinganya seakan berdengung. Dia limbung hingga harus berpegangan pada kursi meja rias di dekat kasur.

"Selamat pagi, semuanya!"

"Sayang, lepaskan gelasnya!"

"Pergi! Jangan kemari! Jangan mendekat!"

Jiyong gelengkan kepala untuk menghempaskan suara-suara yang masuk dalam ingatannya. Bercampur aduk suara yang sepertinya tidak asing. Kejadian yang muncul pun seolah dia pernah mengalaminya.

"Hyung ... Hyung!"

Jiyong tersadar dengan panggilan Seungri. Dia menatap istrinya dan sedikit ingat jika suara itu serupa dengan milik Seungri.

"Hyung, gwaenchana?" tanya Seungri agak cemas karena melihat suaminya tiba-tiba menjadi aneh. Seperti orang sedang merasa kepusingan.

"Aku tidak apa-apa," jawab Jiyong melanjutkan memakai celana piyamanya.

"Kau yakin?" Seungri tetap merasa khawatir.

"Masih butuh sesuatu?" Jiyong balik bertanya.

Seungri masih dengan cemas, namun juga perlu mengatakannya. Jadi, dia mengangguk.

"Aku lapar. Belum makan sejak tadi. Jadi, dia juga ikut lapar," ujar Seungri yang kemudian mengelus perutnya.

"Tunggu di sini. Aku akan ambilkan," ujar Jiyong kemudian meninggalkan kamar.

Symphony Of Nyongtory's Love: A Piece of Memory [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang