Part 26

49 16 17
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

.


Jam 1 siang Seungri terbangun karena ingat harus menyiapkan makan siang untuk Dae Han dan Hee Jin. Dia terbangun dengan tersentak karena merasa dirinya telah melewatkan waktu itu dan kepikiran anaknya akan telat makan.

Karena bangun yang terburu-buru itu menyebabkan kepalanya jadi pusing dan perutnya nyeri saat ingin bangun dari duduknya. Untungnya Jiyong melihat itu sehingga dia langsung berlari untuk menyanggah Seungri agar tidak jatuh dengan keras.

"Kau mau apa?"

"Hyung, aku telat membuatkan anak-anak makan siang! Mereka tidak bisa makan nanti," jawab Seungri yang kembali didudukan di sofa.

"Dae Han sudah makan. Hanya tinggal menunggu Hee Jin bangun," ujar Jiyong.

"Hee Jin? Ah, iya aku baru ingat. Dia sedang sakit. Kenapa aku jadi pelupa?" Seungri menepuk keningnya karena telah melupakan hal penting.

"Kau hanya terlalu lelah," jawab Jiyong.

"Mommy ...."

Seungri melihat putrinya sudah bangun dengan mengusak matanya. Di sebelah Hee Jin ada Dae Han yang menggandeng tangan adiknya. Niat Dae Han hanya untuk melihat kembarannya. Namun, ternyata Hee Jin terbangun.

"Hee Jin? Sudah bangun, Nak."

Seungri merentangkan tangan minta putrinya untuk mendekat. Hee Jin lantas memeluk sang ibu. Dengan lembut Seungri menyugar poni Hee Jin sekalian mengecek kondisi Hee Jin.

"Mommy kok sudah pulang?" Hee Jin berkedip lucu sambil menatap Seungri.

"Karena putri kecil Mommy sakit, jadi Mommy pulang lebih awal," jawab Seungri, "masih pusing?"

Si kecil Hee Jin menyandarkan kepalanya di dada Seungri meski dia terganjal perut besar sang ibu.

"Sedikit. Mommy, maafkan Hee Jin ya sudah marah-marah sama Mommy," ucap Hee Jin.

"Kapan Hee Jin marah-marah? Mommy yang minta maaf tidak tahu apa yang dirasakan putrinya Mommy," ujar Seungri menyugar lagi rambut anaknya, lalu mengecup keningnya.

"Hee Jin sayang Mommy."

"Mommy lebih sayang," ucap Seungri.

"Dan kau waktunya makan," kata Jiyong yang sedari tadi menjadi penonton di sebelah Seungri.

"Hee Jin mau disuapi Daddy," kata Hee Jin.

"Kau sudah besar, bisa makan sendiri!" celetuk Dae Han sehabis dari meja makan.

"Isshhh, Oppa tidak asyik! Aku mau bermanjaan dengan Daddy," gerutu Hee Jin dengan wajah cemberut.

"Mia, tolong ambilkan makanan untuk Hee Jin!" Jiyong sedikit berteriak untuk perintahkan kepala pelayannya.

"Baik, Tuan!"

Hee Jin pun nyengir ke arah Dae Han. Dia merasa menang karena sang ayah mau menuruti keinginannya.

"Wleee ... Daddy mau suapi aku! Oppa jangan iri," ledek Hee Jin sambil menjulurkan lidahnya.

"Terserah! Oppa tidak pernah iri," jawab Dae Han cuek. Dae Han duduk di sebelah kiri Seungri seraya memainkan iPad.

Symphony Of Nyongtory's Love: A Piece of Memory [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang