Part 1

359 39 11
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

Panggilan alam merupakan alarm terbaik untuk membangunkan seseorang dari tidur nyenyaknya. Meski pagi sangat dingin karena semalam hujan turun lebat, dia harus tetap menyetornya ke kamar mandi. Tak peduli godaan kasur empuk dan selimut hangat ingin merenggutnya dalam buaian tidur. Maka ketika harus ke kamar mandi ya tetaplah jalani.

Dengan mendesah panjang, Seungri menurunkan kedua kakinya di lantai yang dingin. Buru-buru dia memasukan kakinya pada sepasang sendal berbulu untuk menghangatkannya. Dia menoleh sebentar ke arah suaminya yang tidur tanpa terganggu dengan gerakan Seungri. Jiyong bahkan tak merasa dingin meski dia bertelanjang dada.

Bagaimana kedinginan jika lima jam lalu mereka habis olah raga 'malam'?

Dengan gontai Seungri berlalu ke kamar mandi. Masih ngantuk sebenarnya, namun apa daya dia perlu menyiapkan keperluan anak-anaknya pergi sekolah dan juga suaminya ke kantor. Gila sebenarnya karena jam dinding menunjukan pukul lima pagi. Baiklah, mungkin dia akan tidur satu jam lagi.

Selesai urusan kamar mandi, Seungri memilih untuk segera keluar dari sana karena ingin tidur lagi. Tapi, baru kakinya melangkah di ambang pintu kepalanya seperti terbentur sesuatu. Pening sekali. Dia sampai harus berpegangan di kusen pintu agar tetap berdiri kokoh. Kakinya lemas tiba-tiba.

Rasa pusing bukan mereda malah seperti sekelilingnya berputar. Seungri merasa dia harus segera sampai di kasur sebelum jatuh. Mungkin dia terkena vertigo. Itu pemikiran sederhananya. Dengan susah payah dia berjalan sambil merambat hingga meja rias.

Bletak

Tangannya terpeleset saat pegangan pada meja rias hingga membuat beberapa botol skincare miliknya bersenggolan dan jatuh di meja. Tidak terlalu keras suaranya, tapi cukup untuk membangunkan Alphanya yang pulas tidur.

Refleks Jiyong cukup bagus soal keberisikan.

Jiyong menoleh ke sumber suara dan melihat istrinya sedang berpegangan erat pada pinggiran meja rias. Sudah pasti bingung dengan apa yang terjadi pada omeganya. Jiyong bangun dan segera menghampiri sang istri meski mengenakan celana piyama saja.

"Kau kenapa Sayang?"

Seungri mendongak melihat wajah tampan suaminya. Ah, bersyukur Jiyong bangun ternyata.

"Eoh, Hyung ... kepalaku tiba-tiba pusing," jawab Seungri.

"Bagaimana bisa?"

Entahlah ini pertanyaan bagus apa bodoh. Pasalnya mana Seungri tahu kenapa dia tiba-tiba pusing.

"Mollayo."

"Kembali ke kasur dulu. Mungkin kau kurang istirahat," Jiyong mengajak Seungri kembali ke kasur.

Didudukannya sang istri di kasur. Jemarinya menyisir rambut Seungri yang berantakan. Jiyong bisa merasakan rambut Seungri basah begitu juga dengan keningnya. Berarti istrinya berkeringat sejak tadi.

"Tidur lagi. Aku rasa kau kelelahan," titah Jiyong.

"Tapi aku harus menyiapkan kebutuhan anak-anak. Ini hari pertama mereka sekolah, Hyung."

Symphony Of Nyongtory's Love: A Piece of Memory [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang