Part 33

78 12 9
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

.

Malam hari seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk tidur. Mengistirahatkan tubuh dari segala aktifitas yang dilakukan seharian. Terlihat Jiyong telah selesai menyelimuti si kembar di sofa yang bisa dijadikan kasur untuk mereka berdua.

Sebenarnya para nenek dan kakeknya sudah mengajak Dae Han dan Hee Jin untuk menginap di salah satu rumah mereka selama Jiyong dan Seungri masih di rumah sakit. Namun, keduanya tidak ingin. Mereka ingin menemani orang-tuanya.

Usai membereskan selimut anak-anaknya, kini Jiyong beralih pada istrinya yang juga bersiap tidur. Jiyong duduk di tepi kasur untuk menemani Seungri tidur.

"Anak-anak seharusnya tidur di rumah, Hyung."

"Kau lihat sendiri mereka merengek tidak mau pulang," jawab Jiyong membantu istrinya berbaring.

"Tapi, tidak seharusnya kau juga memanjakannya," tukas Seungri lagi.

"Hanya kali ini saja. Lagi pula, mereka tidak pernah nakal di manapun," ujar suami alphanya itu.

"Kau juga tidur satu kasur denganku?"

"Aku akan tidur di sofa atau di kursi," jawab Jiyong.

Seungri mencekal tangan Jiyong dan menggeleng. "Jangan! Tidur bersamaku. Kau tahu kebiasaanku," cegah Seungri.

"Dasar manja," kata Jiyong. Dia pun naik ke atas kasur yang telah di sisakan tempatnya.

"Sekarang tidurlah," ucap Jiyong setelah menaruh badannya di kasur.

Seungri menurut pada sang alpha untuk tidur setelah merasa nyaman dalam pelukannya. Namun, baru beberapa menit dia memejamkan mata Seungri merasakan nyeri di bagian dadanya. Dia meringis kecil kala denyutnya mendera. Jiyong membuka matanya karena merasakan istrinya tidak nyaman.

"Sayang, ada apa?" tanya Jiyong terbangun dari posisi tidurnya.

"Dadaku, Hyung ... dadaku nyeri," ringisnya.

Jiyong melihat baju rumah sakit yang dikenakan Seungri terlihat sedikit basah di bagian dadanya.

"Sepertinya air susuku keluar," ucap Seungri lagi.

"Akhirnya keluar juga?"

Seungri mengangguk dengan wajah meringisnya. Karena sejak kemarin air susunya tidak mau keluar, kalaupun keluar itu hanya sedikit.

"Hyung, ini sakit," keluhnya lagi.

"Sebentar. Biar kupanggilkan perawat."

Jiyong turun dari kasur setelah menekan tombol panggil. Selang beberapa menit perawat mendatangi kamar Seungri.

"Ada apa, Nyonya?"

Symphony Of Nyongtory's Love: A Piece of Memory [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang