008. a gift

395 44 24
                                    

maybe isn't time machine, but i love you and still the same for no reason.

maybe isn't time machine, but i love you and still the same for no reason

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𐙚𓏲⋆ ִֶָ ๋𓂃 ⋆ᡣ𐭩

Rumbai-rumbai dahan mengayun perlahan, membawa paksa helai anak rambut perempuan yang tengah duduk di bangku putih sembari menikmati semburat senja yang perlahan mengantarkan gelap datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumbai-rumbai dahan mengayun perlahan, membawa paksa helai anak rambut perempuan yang tengah duduk di bangku putih sembari menikmati semburat senja yang perlahan mengantarkan gelap datang. Kuku jemari tangannya mengetuk buku merah burgundy yang terus ia genggam erat. Ukiran senyumnya terlihat sekilas, benar-benar hanya sekilas seperti ingatan yang tiba-tiba datang, menyapa tanpa menetap.

"punten neng Vasya, udah magrib, Bibi udah siapkan makan malam di meja"

Gadis itu menoleh, dan betapa terkejutnya Bi Darmi, seperti biasa, satu tahun sudah bersama dengan anak majikannya ini membuatnya paham. Pelukannya pada gadis dihadapannya ini semakin erat, bersamaan dengan isak tangis yang terus menderu hingga malam benar-benar menyelimuti keduanya.

"aku mau nyusul mama"

Bi Darmi luruh seketika, "neng, jangan ngomong gitu neng, pasti ibu di atas juga gak mau ngelihat neng ngomong begitu"

Isak Vasya perlahan tak terdengar, membebaskan pelukannya dari perempuan paruh baya yang merupakan satu-satunya manusia yang bisa ia temui dan ajak berbicara, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.

"kapan ya Bi, waktu aku di dunia ini habis?"

Bi Darmi tersenyum dengan mata yang berkaca, "konon, setiap manusia harus merasakan titik bahagia terbesarnya setidaknya sekali seumur hidup agar bisa bertemu dengan waktu terakhirnya"

Vasya tersenyum tipis, sangat tipis, "harusnya waktuku habis bareng sama mama dulu, tapi aku terlalu serakah karena menantikan kebahagiaan yang lebih besar dibanding menghabiskan sisa waktu bareng mama"

Bi Darmi menggeleng, "artinya memang ada sesuatu yang masih menanti neng Vasya di luar sana, Bibi yakin mereka juga tidak sabar bertemu dengan neng Vasya"

"mereka?"

Bi Darmi menghela napas, sembari menyeka bulir di pipi gadis yang perlahan mengering itu, "Bibi harap titik terbahagia neng gak ada habisnya, gak cuma satu, neng harus terus bahagia sampai akhir waktu"

BEAUTY AND THE BADBOY2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang