if one millions people are asking me a same question about
who's the one better than you, the answer is just "it was us"⋅˚₊‧ ୨୧ ‧₊˚ ⋅
Gadis itu kelimpungan tanpa arah, tubuhnya bergerak semaunya, pikirannya penuh dengan gema ucapan Melvin terakhir kali. Vasya mencoba menutup matanya paksa tapi sekalipun gadis itu mencoba, kepalanya terus membayangkan wajah yang selalu menjadi tali bersalah dirinya.
suara ketukan pintu menginterupsi gadis itu, tubuhnya sontak berbalik menghadap pintu putih yang kini terbuka setengah, menampilkan tubuh jakung laki-laki yang hampir beberapa bulan ini tak pernah lagi terlihat.
"gue boleh masuk gak?"
Vasya menegakkan tubuhnya, bersandar malas pada kasur tidurnya, "gue kira lo udah gak akan muncul kayak daddy"
Chandra menutup pintu kamar gadis itu, arah langkahnya berhenti pada sofa empuk abu yang ada di samping jendela kaca, menampilkan gelapnya malam di luar sana.
"gue yang ngasih tau mereka lo di sini"
"hah?! jadi lo?! bukan Haekal?"
Chandra menggeleng, "gue sebelum ke sini niatnya emang mau mampir ke villa mereka"
"villa?"
"mereka lagi liburan, ngerayain graduatenya Jesa"
"kok bisa dari semua tempat mereka pilih ke Bogor?"
"gue rasa Jenan tau lo di sini"
"Jenan? how could he---"
"dari bunga yang lo kirim"
"bung--what wait, jadi lo tau itu dari gue?"
"lo pikir kita anak kecil yang gak bisa ngelacak alamat sender?"
"tapi kan gue set alamatnya dari Jakarta, gue sama sekali gak nyebutin Bogor"
Chandra menghela napas malas, "ya emang engga, tapi florist yang lo beli dari Bogor"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY AND THE BADBOY2
Fanfictionwe never know what will happen, but we can create our own stories. "terima kasih karena darimu aku tau cinta abadi itu nyata" - April 2024