dear my body, forgive me for all the regrets and pain i have caused
────୨ৎ────
Jenan masuk tergesa ke dalam rumah yang sudah terasa asing baginya, diikuti oleh Jaevan dan Raja di sana, seseorang keluar terburu dari belakang, "mas, mas Jenan kenapa?" panik perempuan paruh baya itu.
"mana ayah saya, mbok?"
Perempuan itu malah menautkan alisnya, "loh tadi pagi Bapak bilangnya mau ketemu mas Jenan katanya"
"ketemu? bilangnya ketemu dimana?"
Perempuan yang biasa dikenal dengan sebutan Mbok Dar itu hanya menggelengkan kepalanya, "maaf mas, tadi Bapak buru-buru saya jadinya gak tanya banyak"
"apa mungkin bokap lo di apart Jen?" ucap Jaevan
Jenan dengan cepat kembali melangkah keluar, laki-laki itu hanya berfokus bahwa hari ini ia harus bisa menemui ayahnya.
"gue aja yang nyetir" ucap Raja mengambil kemudi, sebelum Jenan duduk di kursi depan.
"iya Raja aja, lo nyetir biasa aja udah kayak kesetanan, gimana nyetir sambil emosi" timpal Jaevan.
Jenan tak ingin mendebat, laki-laki itu mengambil pintu belakang dan menutupnya keras, "fuck!" umpatnya sendiri.
"kenapa gak ada satupun yang bener di hidup gue at least sekali?" lanjut laki-laki itu frustasi.
Jaevan menghadap ke belakang, "Jen, kadang kita gak tau dan gak bisa milih dengan siapa kita hidup. Tapi, jangan pernah lo sesalin hidup lo, karena tanpa lo ada di dunia ini gue juga mungkin gak bisa di sini sekarang"
Jenan hanya menatap Jaevan dalam, mata laki-laki itu memutus tatapan itu dahulu, Jenan memukul kursi kosong sampingnya, matanya menghadap jalanan ramai diluar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY AND THE BADBOY2
Fanfictionwe never know what will happen, but we can create our own stories. "terima kasih karena darimu aku tau cinta abadi itu nyata" - April 2024