better than revenge, worst than the cupid
⋆౨ৎ˚⟡˖ ࣪
Tak lagi terhitung sudah berapa kali kerongkongan itu terbakar bersama luruhnya rasa pahit dari minuman yang baru saja tergelontor paksa. Matanya mengernyit menahan sesuatu yang teramat sakit, fokusnya tak lagi pada gelas yang ia genggam. Tubuhnya lunglai menyusuri setiap inci koridor banguna-bangunan tinggi sunyi ini.
"Tian!" pekik lantang gadis yang tengah berlari ke arah laki-laki yang hampir saja tersungkur pasrah.
Mona dengan sigap menangkap bahu laki-laki itu, "gila lo, gak gini caranya kalau mau nyelesain masalah!"
Tian menghempas kasar, matanya merah sayu berair menatap tak fokus ke arah gadis itu, "bacot, shut your fuckingmouth bitch"
"you're literally fucking jerk!"
Tian diseret paksa oleh gadis itu, semua kekuatan ia kerahkan untuk membawa laki-laki jakung kekar itu ke mobilnya, "at least lo kalo mau nyusahin aba-aba dulu bisa gak sih? gue hari ini udah repot seharian jalan, dan malemnya masih harus ngurusin lo?!"
"mmm--hh gue gak nyuruh lo dat--AHHRGH"
Tian meringkuk kesakitan, bukan lagi hal yang baru karena setiap kali laki-laki itu mabuk artinya ia harus menerima sakitnya jarum yang seakan tengah menusuk tajam merata hampir memakan setengah dari bagian kepala belakangnya.
"lo bawa obat gak?"
Tian tak menjawab laki-laki itu terus mengerang kesakitan, sedangkan Mona harus menahan badan laki-laki itu agar tak membenturkan kepalanya ke dashboard.
"ah, ketemu!"
Mona dengan cepat mengambil dua butir pil panjang warna merah dan putih itu, memasukan paksa ke dalam mulut Tian.
"ARGGHH!!"
Tian terus mengelak membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan justru jatuh tersungkur ke tanah, karena pintu samping Tian masih terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY AND THE BADBOY2
Fanfictionwe never know what will happen, but we can create our own stories. "terima kasih karena darimu aku tau cinta abadi itu nyata" - April 2024