Seorang laki laki tinggi memasuki ruang kelas itu.
Tunggu sepertinya aku mengenalnya, siapa ya... Hmm, e-eh bukankah itu Raka?!
"Silakan perkenalkan diri kamu", ucap Miss Felda.
"Perkenalkan nama saya Raka, salam kenal.", ucap Raka memperkenalkan dirinya.
Buset, ternyata beneran dia. Waduh bagaimana ya, kok dia terus menatap ku.
"Silakan duduk di bangku yang kosong", ucap Miss Felda.
Huh... Untung saja bangku nya bukan di samping ku-eh kok dia menuju kemari?!.
"Halo, bolehkah aku duduk di samping Mikayla?", ucap Raka dengan nada yang sedikit memaksa.
"A-ah iya boleh", ucap orang yang duduk di samping Mikayla.
"Baiklah terimakasih!.", ucap Raka dengan tersenyum.Raka pun duduk di samping Mikayla. Semua mata tertuju pada Mikayla karena Raka seperti sudah kenal dengan Mikayla.
"Halo, kita bertemu lagi!", ucap Raka dengan lantang.
Semua murid berbisik-bisik tentang ku. Sial, gara gara dia.
"Diam lah!", ucap Mikayla dengan kesal.
Apakah dia marah? (Pikir Raka)
"Sudah, harap diam jangan berisik keluarkan buku matematika kalian.", ucap Miss Felda.
"Hey, bolehkah aku melihat buku mu?", bisik Raka.
"Gak",ucap Mikayla dengan singkat.
"Kau jahat sekali", ucap Raka dengan murung.
"Iya, aku jahat", ucap Mikayla dengan wajah datar.
"Kalau kau jahat begitu kau bisa saja tidak punya teman loh",ucap Raka.
"Aku memang tidak punya teman", ucap Mikayla.
"Ka-kau bercanda kan?", ucap Raka sedikit kaget.
"Omong-omong gaya berbicara mu sekarang berbeda dengan hari kemarin", ucap Mikayla.
"Ah... Aku sudah belajar dari teman", ucap Raka.
"Nah kalau begitu, pinjam saja buku matematika nya ke teman mu itu", ucap Mikayla.
"Ta-tapi kan dia tidak sekolah disini", ucap Raka dengan kecewa.
"Itu bukan urusanku. Jangan lagi berbicara padaku. Atau terlihat akrab denganku.", ucap Mikayla menatap Raka.
"Kenapa kau berbeda sekali dengan hari kemarin?", ucap Raka.Mikayla yang mengingat hari kemarin. Dan yang membantu nya membawa kantong belanjaan nya sampai di rumah adalah Raka.
Waduh bagaimana ini, dia kan kemarin bantu aku. Kok aku kayak orang jahat sih. Argh aku bingung dengan diriku sendiri!.
"Em, Raka maaf tadi aku udah jahat sama kamu. Kamu boleh kok liat buku ku. Kita liat bareng bareng", ucap Mikayla.
Kok dia tiba-tiba berubah?. (Pikir Raka)
"Iya? Baiklah terimakasih", ucap Raka.
"Hey yang di belakang jangan berisik", ucap Miss Felda yang mengagetkan Mikayla dan Raka.
••••••••••
Jam istirahatMikayla yang lupa membawa bekal makan siang pun pergi ke kantin untuk membeli roti.
Untung saja ada uang sisa sedikit habis belanja kemarin.
Sesudah Mikayla membeli roti ke kantin, dia pun kembali ke ruang kelas untuk memakan rotinya.
Tidak ku sangka aku hanya membeli satu roti karena uang nya tidak cukup. Sepertinya aku harus bekerja lebih giat lagi, agar mendapat uang tambahan.
Saat Mikayla datang ke ruang kelas, bangku Raka dikerumuni siswi perempuan. Mikayla pun putar balik dan makan di tempat lain. Raka yang melihat Mikayla putar balik pun berteriak memanggil nya.
"Mikayla! Tunggu aku!.", ucap Raka yang lari meninggalkan kerumunan siswi itu.
Argh sial kenapa dia mengikuti ku! Aku harus lari lebih cepat!
"Hey Mikayla apakah kau tidak mendengar ku?, kubilang tunggu aku!", ucap Raka yang hampir menyusul Mikayla.
Ke-kenapa dia lari cepat sekali!
Sebenarnya Mikayla yang lari nya lambat. Karena Mikayla tidak suka olahraga ataupun lari larian seperti ini.
Raka yang dekat yang tepat di belakang Mikayla yang berlari pun langsung mendekap erat Mikayla.
"BRUKK...", suara mereka yang terjatuh ke lantai.
"Apa yang kau lakukan lepaskan aku", ucap Mikayla dengan kesal.Dekapan nya erat sekali, aku tidak bisa melepaskan diri darinya!
"Kubilang lepaskan aku!, kenapa kau tidak berbicara sama sekali?. Cepat lepaskan sebelum orang lain datang kesini!." Ucap Mikayla dengan kesal dan berusaha melepaskan dekapan Raka.
"Apa kau marah padaku?", ucap Raka dengan lesu.
"Tentu saja marah, aku hanya ingin makan tapi kenapa kau mengejar ku!", ucap Mikayla dengan kesal.
"Bisakah kita berbicaranya sambil berdiri? Aku pengap, aku tidak bisa bernapas", ucap Mikayla melanjutkan.
"A-ah baiklah maaf", ucap Raka."Begini, aku tadi melihat mu putar balik saat masuk kelas. Kupikir kau marah karena aku dikerumuni siswi-siswi tadi.", ucap Raka menceritakan.
"Kenapa aku harus marah?. Tidak masalah kalau kau dikerumuni, aku tidak peduli. Tapi karena di kelas terlalu ramai dan berisik jadi aku putar balik saja.",ucap Mikayla menjelaskan.
"Oh begitu..., maaf kan aku. Kau orang yang sangat pemalu ya", ucap Raka dengan lantang.
"Aku bukan pemalu! Tapi aku memang membenci keramaian dan suasana yang berisik!", ucap Mikayla dengan marah.
"Maafkan aku, aku sudah salah paham", ucap Raka dengan murung.
"Sekarang aku mengerti, kenapa kau tadi marah karena aku memanggil mu sambil berteriak.", ucap Raka.
"Syukurlah kau paham juga",ucap Mikayla lega.Ting tong ting tong.... Jam istirahat sudah selesai. Silakan masuk ke kelas masing-masing, jam pelajaran akan segera dimulai
Bel masuk sudah berbunyi, dan Mikayla belum makan sedikit pun gara gara Raka yang mengejarnya tadi.
"Wah, sudah bel. Dan aku belum makan sama sekali", ucap Mikayla dengan pasrah.
"Ka-kau belum makan?, kenapa? Apakah kau tidak bawa bekal?", ucap Raka khawatir.
"INI GARA GARA KAMU",ucap Mikayla dengan menatap tajam Raka.Wah perasaan ku tidak enak. (Pikir Raka)
"Ta-tapi kau memegang roti di tangan mu, makan saja itu sembari jalan menuju kelas", ucap Raka.
"Ah iya juga", ucap Mikayla yang membuka segel plastik kemasan roti.Mikayla pun memakan roti itu, dan berjalan bersama dengan Raka menuju kelas.
Dan mereka terlambat masuk kelas. Mereka pun dihukum diluar dan sebagai hukumannya harus menghafal semua rumus materi yang di pelajari hari ini.
Mungkin itu hal yang mudah bagi Mikayla. Tapi bagaimana dengan Raka?.
Bersambung ke episode selanjutnya...
Bantu vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)
FantasyMikayla kalalian adalah seorang siswi SMA biasa. Dan ia adalah siswi terpintar di sekolahnya, walaupun ia tak mempunyai teman tapi ia tak memusingkan hal itu karena ia menyukai kesendirian, ia bahkan tinggal sendiri di rumah, tidak ditemani oleh sia...