Aku kembali ke sekolah setelah kejadian kemarin. Itu terjadi sangat cepat, orang yang bernama Amara itu sudah menghidupkan ku kembali.
Sebagai gantinya, aku akan kehilangan ingatan-ingatan yang indah dan menyisakan kenangan-kenangan buruk.
Aku tidak terlalu masalah akan hal itu, karena hidup ku biasa-biasa saja, tidak ada yang indah dan buruk.Jadi aku tidak perlu mengkhawatirkannya...
"Selamat pagi!," sapa Raka kepada Mikayla.
Sapaan Raka memecahkan lamunan Mikayla.
"Pagi," balas Mikayla.
"Kenapa pagi-pagi sudah melamun?," tanya raka yang duduk di samping Mikayla.
"Aku tidak tahu," ucap Mikayla dengan tatapan kosong.
"Apa kau sakit?," ucap Raka dengan khawatir.
"Tidak," ucap Mikayla.
"Apa kau lapar?,"
"Aku sudah sarapan,"
"Apa kau ingin BAB?,"
"Tidak- apa yang kau bicarakan?," ucap Mikayla yang sekarang berbalik kepada Raka.
"Tidak, tidak aku hanya bercanda," ucap Raka tertawa geli."Kamu... Terlihat sedikit berbeda," ucap Raka mengusap dagunya.
"Apanya?," ucap Mikayla memiringkan kepalanya.
"Kamu terlihat lebih cantik," ucap Raka tersenyum.
"Oh," ucap Mikayla dengan datar.
"Apa-apaan? Kau hanya bilang 'oh' saja?," ucap Raka dengan sedikit kesal.
"Lalu aku harus bilang apa?," ucap Mikayla kebingungan.
"Ah sudahlah, lupakan saja," ucap Raka yang sekarang memasang wajah cemberut.
"Apakah aku sudah melakukan kesalahan?...," ucap Mikayla merasa tidak enak.
"Tidak, lupakan saja," ucap Raka yang masih cemberut.
"Baiklah?...," ucap Mikayla yang masih kebingungan apa maksud Raka dan apa salahnya.(Gak peka banget Mikayla😔)
Hmm... Apa ya? Sepertinya aku melupakan sesuatu...
"Ting.. tong.. Ting.. tong.. jam pelajaran akan segera dimulai siswa dan siswi harap masuk ke kelas masing-masing"
Bel sudah berbunyi nyaring...
••••••••••
Selama pembelajaran berlangsung tidak ada yang aneh, semuanya berjalan seperti semula. Tidak ada yang menanyakan lagi tentang mengapa aku memakai penutup mata ini. Baguslah, aku jadi tidak repot-repot lagi menjelaskannya.
Raka juga terlihat tidak memperhatikan Mikayla. Ia memperhatikan pelajaran tanpa ekspresi.
Apa yang terjadi?
Aku merasa ada yang aneh... Tapi apa? Aku seperti melupakan sesuatu...
Pembelajaran berlangsung dengan cepat.
Setelah pulang sekolah aku akan bekerja di toko buku paman lagi, perlu ku ajak Daikin?
Waktunya makan siang, tadi Daikin menyiapkannya untukku.
Mikayla membuka kotak bekalnya, terlihat makanan yang lezat. Mikayla langsung memakan makanan itu.
Wah! Enak sekali...
Loera menghampiri Mikayla yang sedang makan.
"Mikayla! Mau makan bersama denganku?," ucap Loera dengan memegang kotak bekalnya.
"Boleh, duduk saja disini," ucap Mikayla memberi isyarat untuk duduk di bangku samping Mikayla karena Raka sedang pergi keluar.
"Gak mau, aku ambil kursi ini saja," ucap Loera membawa kursi yang ada di depan dan meletakkan di depan meja Mikayla. Mereka makan saling berhadapan."Mikayla, kemana Raka?," tanya Loera mulai membuka kotak bekalnya.
"Aku tidak tahu, saat bel istirahat berbunyi ia langsung keluar. Mungkin dia ke kantin karena sangat lapar," ucap Mikayla yang sibuk dengan makanannya.
"Hahaha, begitu ya? Biasanya sih dia nempel sama kamu," ucap loera mulai memakan bekalnya.
"Kamu berpikir seperti itu?," ucap Mikayla sekarang menatap loera.
"Tidak, tidak. Lupakan saja, lihat aku memasak sendiri bekalku hari ini! Terlihat lezat kan? Bagaimana denganmu?," ucap loera menunjukkan isi kotak bekalnya, terlihat makanan 4 sehat 5 sempurna.
"Wah, iya terlihat lezat. Kamu memasak nya sendiri?," ucap Mikayla kagum.
"Iya! Aku hebat kan. Bagaimana denganmu? Apa bekalmu itu kau masak sendiri?," tanya loera penasaran.
"Bukan aku yang memasaknya, aku tidak bisa memasak," jawab Mikayla yang fokus ke kotak bekalnya.
"Lalu siapa yang memasak bekalmu?," tanya loera.Aku harus bilang siapa ya? Masa aku harus bilang kalau yang masak adalah Daikin, dan Daikin itu laki-laki. Jika disebutkan bisa jadi fitnah.
.... Oh! Aku sebut saja Daikin abangku!"Kakak ku yang memasaknya, dia pintar memasak!," dusta Mikayla, tapi tidak dengan Daikin yang pintar memasak.
"Oh begitu ya...," ucap loera sekarang fokus ke bekalnya.Raka kembali memasuki ruang kelas.
"Kamu habis dari kantin?," tanya Mikayla kepada Raka yang duduk di sampingnya.
"Iya," jawab Raka singkat.
"Tapi kamu tidak membawa makananmu? Apa kamu memakannya langsung di kantin?," tanya Mikayla.
"Iya," jawab Raka."Hey tiang listrik, ada apa denganmu? Kau terlihat berbeda hari ini," ucap loera menatap Raka.
"Diam, aku tidak apa-apa," ucap Raka.Ada apa dengannya? Apa aku sudah berbuat salah? Aku harus menatap nya agar aku bisa membaca isi pikirannya saat ini.
Mikayla menatap Raka meskipun Mikayla memakai penutup mata, tapi ia tetap bisa melihat dan menatap seseorang.
...huh.. aku tidak tahu harus bilang apa, aku merasa sangat lelah. Tadi aku bilang bahwa Mikayla itu cantik, dan kupikir itu akan membuat nya senang. Tapi dia terlihat biasa saja, apakah ada seseorang yang sering memanggilnya cantik sehingga saat aku bilang cantik ia terlihat biasa saja. Ingat! Dia bukan milikku, dan itu juga bukan urusanku. Tapi... Apakah Mikayla sudah punya pacar? (Hal yang didengar oleh Mikayla dari isi pikiran Raka)
Yah, aku menyesal telah membaca pikiran nya. Aku tidak punya pacar, dan aku juga tidak menginginkan nya. Aku tidak pernah memikirkan bagaimana rasanya pacaran. Memikirkan nya saja membuat ku geli, dan ingin muntah.
"Mikayla, kamu punya pacar gak?," ucap Raka tiba-tiba.
Mikayla kaget mendengar pertanyaan yang terlontar dari Raka, begitu pula loera. Mereka berdua terhenti memakan bekal. Sempat ada situasi yang sangat hening, dan Raka terlihat menunggu jawaban dari Mikayla.
"Gak," ucap Mikayla singkat dan melanjutkan makannya.
"Oh begitu ya? Baiklah," ucap Raka, terlihat dari wajahnya penuh lega.
"Kenapa kamu menanyakan hal itu," tanya Mikayla yang sudah menghabiskan bekalnya.
"Aku hanya penasaran saja, kamu tidak terlihat kesepian tapi kamu selalu sendirian, kenapa?," ucap Raka.
"Kenapa? Aku tidak tahu, mungkin aku sudah terbiasa sendiri dari kecil?," ucap Mikayla juga mengingat-ingat kenangan yang telah lalu.
"Bagaimana bisa hal itu terjadi?," ucap Raka penasaran.
"Aku tidak tahu. Sebenarnya, masalah aku kesepian atau tidak, itu perasaan ku sendiri aku juga yang memutuskan aku kesepian atau tidak. Tidak semua orang yang selalu sendirian bisa disebut kesepian, mungkin dia menyukai waktu kesendirian nya? Atau... Mungkin dia benar-benar kesepian? Entahlah aku tidak tahu, aku tidak pernah merasa kesepian, aku punya duniaku sendiri, dan tidak semua orang yang selalu sendiri juga ingin ditemani, biarkan dia sendiri menikmati waktu kesendirian nya, sebenarnya... Aku tidak tahu aku sedang kesepian atau tidak...," jelas Mikayla dengan datar.Raka terdiam sebentar, begitu juga loera yang sudah menghabiskan bekalnya.
Bel yang menandakan bahwa istirahat sudah berakhir berbunyi.
Raka menatap Mikayla dengan tatapan penasaran.
"Apa kau menyukai seseorang?," tanya Raka tiba-tiba.
"Tidak," jawab Mikayla dengan cepat.
"Oh, baiklah," ucap Raka yang pandangan nya kembali ke depan.Aneh banget, kenapa dia tiba-tiba nanya kek gitu coba?
Bersambung ke episode selanjutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)
FantasyMikayla kalalian adalah seorang siswi SMA biasa. Dan ia adalah siswi terpintar di sekolahnya, walaupun ia tak mempunyai teman tapi ia tak memusingkan hal itu karena ia menyukai kesendirian, ia bahkan tinggal sendiri di rumah, tidak ditemani oleh sia...