Daikin bingung harus mengatakan apa lagi. Ia terlanjur mengatakan bahwa ia saudara Mikayla.
Saat membuka pintu Daikin menghilangkan tanduk dan ekornya karena tahu yang mengetuk adalah manusia.
Daikin tak bisa berkata-kata.
Daikin pun masuk kembali ke rumah sambil membawa tas Mikayla. Daikin langsung menutup pintu tanpa mengatakan apa-apa.
Raka yang kebingungan kenapa saudara Mikayla itu langsung menutup pintu.
"Dia kenapa?, kok tiba-tiba tutup pintu begitu saja", ucap Raka yang kebingungan.
"Mungkin dia khawatir kepada Mikayla dan langsung bersiap untuk ke rumah sakit mungkin", ucap Raka.
"Lebih baik aku pulang. Langit sudah gelap, aku harus memberi makan Chico, mungkin dia akan mengeong minta makan saat aku pulang", ucap Raka yang berjalan meninggalkan rumah Mikayla.••••••••••
Di rumah sakitMikayla terbangun tengah malam. Jam dinding menunjukkan pukul 00.00 pas tengah malam. Sunyi. Tidak ada siapapun disitu. Mikayla bangun dan melihat sekitar yang tidak ada siapapun. Hanya ada kasur dan dirinya. Matanya masih ditutup perban, jadi ia bisa melihat. Mikayla masih bingung, kenapa ketika perbannya ditutup dia bisa melihat, sedangkan saat ia mengintip di luar perbannya, ia tidak bisa melihat apapun.
Kenapa itu bisa terjadi? Itulah yang Mikayla pikirkan. Pendarahan dari matanya sudah berhenti. Mikayla juga sudah tidak merasakan sakit lagi, tapi dia tidak bisa melihat, dia buta. Bagaimana Mikayla bersekolah lagi?"Huh... Kenapa aku terbangun tengah malam", ucap Mikayla yang melihat jam ada di sisi atas pintu keluar.
"Aku harus kembali tidur, tapi aku tidak mengantuk", ucap Mikayla yang mengeluh.
"Aku ingin sesuatu yang lembut", ucap Mikayla yang teringat rambut Daikin yang sangat lembut.
"Apa aku memanggil nya saja ya?. Aku coba saja dengan telepati seperti yang dilakukan Daikin waktu itu. Tapi bagaimana caranya?", ucap Mikayla yang memiringkan kepala nya.Mikayla mencoba berkonsentrasi penuh agar bisa menggunakan telepati seperti Daikin. Mikayla membentuk tangannya seperti pistol lalu ia tempelkan kedua sisi kepala dan menutup matanya.
"Aku tidak bisa", ucap Mikayla mengeluh.
"Ah sudahlah aku tidur saja", ucap Mikayla yang menarik selimut dan berbalik ke samping."Halo", ucap Daikin dengan tersenyum, dan memandang Mikayla yang baru saja berbalik ke samping.
"Ya ampun!", ucap Mikayla dengan kaget.
"Apa yang kau lakukan disini!", ucap Mikayla yang sedikit marah.
"Soalnya aku merasakan seseorang ingin rambutku yang lembut", ucap Daikin menyeringai.Bagaimana dia bisa tahu?!
"A-aku tidak menginginkan rambutmu yang lembut itu!", ucap Mikayla.
"Yakin", ucap Daikin sambil mendekatkan kepala nya ke Mikayla.W-wah rambut nya terlihat lebih lembut dari yang tadi! A-aku tidak tahan! Aku ingin mengelusnya!
Tanpa sadar tangan Mikayla menyentuh kepala Daikin dan mulai mengelusnya.
Sudah kuduga! Ini lebih lembut dari yang tadi!
Mata Mikayla berbinar binar karena rambut Daikin yang saking lembut itu dia elus. Sensasi nya seperti mengelus bulu kucing!
"Katanya bukan kamu yang menginginkan rambut ku yang lembut?", ucap Daikin yang nyengir.
"Ah sudahlah diam! Biarkan aku mengelus mu!", ucap Mikayla dengan pipi yang merah.
"Ahahahaha", Daikin tertawa.
"Diam", ucap Mikayla dengan sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)
FantasyMikayla kalalian adalah seorang siswi SMA biasa. Dan ia adalah siswi terpintar di sekolahnya, walaupun ia tak mempunyai teman tapi ia tak memusingkan hal itu karena ia menyukai kesendirian, ia bahkan tinggal sendiri di rumah, tidak ditemani oleh sia...