Supermarket -(bab 2)

97 13 3
                                    

Mikayla yang sudah di tempat parkir supermarket, masuk ke dalam supermarket.
Dan dia pun melihat lihat harga barang yang akan dia beli.

Hmm, untung saja harga nya tidak naik.

Mikayla pun mengambil barang yang ia butuhkan untuk keperluan sehari-hari nya.
Keranjang belanja nya itu hampir penuh, mungkin ia butuh satu lagi keranjang belanjanya.

Aku tidak menyangka akan sebanyak ini, bagaimana aku bisa membawa semua ini dengan sepeda?. Huh, semoga saja bisa!.

Mikayla pun membawa keranjang belanjanya itu ke kasir. Berjalan sempoyongan karena kedua belanjanya itu keduanya hampir penuh.

"BRUKK...", Mikayla terjatuh karena tersandung.
"A-aduh bagaimana ini, semua belanjaan ku berserakan", ucap Mikayla yang sambil mengambil satu satu belanjaan nya.

Seorang laki-laki tinggi berkaos hitam menghampiri Mikayla yang terjatuh.

"Anda tidak apa-apa? Biar saya bantu untuk mengumpulkan kembali belanjaan Anda", ucap laki laki itu mengulurkan tangannya.
"Ah aku tidak apa-apa, terimakasih", ucap Mikayla yang berdiri sendiri.

"Dimana rumah anda?", Ucap laki laki itu, sambil mengambil bungkus mie instan yang berserakan.
"Cukup jauh, tapi aku kesini mengendarai sepeda", ucap Mikayla yang mengerti apa maksud laki laki itu.
"Apakah saya boleh tau siapa nama anda?", ucap laki laki itu.
"Nama saya Mikayla", ucap Mikayla yang membereskan belanjaan di keranjang nya.
"Mikayla salam kenal, nama saya Raka", ucap laki laki itu sambil senyum.
"Kenapa anda berbicara dengan kata kata baku? Sepertinya kita seumuran bicara dengan santai saja", ucap Mikayla.
"Ah, bolehkah saya tetap berbicara seperti ini?, saya kurang tau apa yang dimaksud bahasa gaul" , ucap Raka itu sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Baik?, boleh saja", ucap Mikayla.
"Baiklah terimakasih, bolehkah saya mengantar anda ke rumah anda?" Ucap Raka.
"Apakah anda kira saya tidak bisa membawa belanjaan saya sendiri?", ucap Mikayla dengan kesal.
"Ah... Bukan begitu maksud saya, saya khawatir kepada anda", ucap Raka.
"Khawatir? Kenapa anda khawatir kepada saya? Saya bukan siapa-siapa anda, kita baru berkenalan 5 menit yang lalu", ucap Mikayla.
"A-anda benar..., baiklah maaf sudah memaksa Anda untuk mengantar anda", ucap Raka dengan wajah murung.

Eh apakah aku terlalu jahat untuk mengatakan seperti itu kepada orang yang menawarkan bantuan kepadaku?.
Aku jadi tidak enak, ehm bagaimana ya. Ah sudahlah aku bisa melakukan nya sendiri!.

"Ehm, begini maaf jika perkataan saya terlalu jahat untuk anda yang menawarkan bantuan kepada saya, terimakasih untuk sebelumnya. Jika kita bertemu lagi, aku akan membutuhkan bantuan mu." ,ucap Mikayla sambil tersenyum tipis.
"Begitu ya! Baiklah!", ucap Raka nyengir.

Semua belanjaan Mikayla pun dibawa ke kasir. Uang Mikayla habis ludes. Mikayla pun membawa kantong belanjaan menuju ke sepeda yang sedang terparkir.

Wah berat sekali, apakah aku bisa membawanya sampai ke rumahku?.

"Sepertinya itu berat, bolehkah saya membantu anda?", ucap Raka dengan senyum.

Eehh kok dia datang lagi, bagaimana ini aku sudah tidak enak karena tadi menolak bantuan nya, dan sekarang sepertinya aku membutuhkannya.

"A-ah be-begini maaf, sepertinya saya membutuhkan bantuan anda. Maaf karena tadi saya menolaknya", ucap Mikayla dengan malu.
"Haha, anda sangat lucu", ucap Raka tertawa.
"Diam!", ucap Mikayla dengan kesal.

Raka pun membawa satu kantong belanjaannya, dan satu lagi dibawa Mikayla sembari mengendarai sepeda dengan pelan agar bisa mengobrol dengan Raka.

"Mikayla, bolehkah aku bertanya satu hal lagi?", ucap Raka yang memulai pembicaraan lebih dulu.
"Ya, boleh?", ucap Mikayla dengan penasaran apa yang akan ditanyakan oleh Raka.
"Haha, kau terlihat penasaran sekali.", ucap Raka tertawa kecil.
"Sudahlah, apa yang akan anda tanyakan?", ucap Mikayla dengan sedikit kesal.
"Begini, apakah anda tahu makhluk yang bernama Daikin?.", ucap Raka dengan wajah serius.

Daikin? Apakah itu hewan yang ku temui sebelum aku datang ke supermarket? Apakah aku harus memberitahunya? Tapi sepertinya ini masalah serius, lebih baik aku tidak ikut campur.

"Maaf, saya tidak tahu. Memangnya ada makhluk bernama Daikin?, saya baru mendengarnya dari anda", ucap Mikayla dengan wajah datar.

Sepertinya dia tidak berbohong tentang Daikin. Cih dia kemana dia merepotkan sekali sampai aku harus mencari nya.(Pikir Raka)

"Maaf saya tidak bisa memberitahu Anda tentang Daikin, terimakasih sudah menjawab pertanyaan yang tidak terlalu penting ini", ucap Raka dengan sedikit kecewa.

Suasana yang hening, tidak ada kendaraan yang lewat di jalan raya. Hanya ada kita berdua disini. Aku merasakan perasaan yang tidak enak. Tapi untung saja dia percaya bahwa aku belum pernah tau tentang Daikin. Kalo aku sampai memberitahu nya, kemungkinan aku akan ikut campur dalam masalah nya dengan Daikin.

"Huh...", Mikayla menghembuskan nafas.
"Ada apa?", ucap Raka.
"Eh, tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu",ucap Mikayla.

"Dimana rumahmu?, apakah masih jauh?", ucap Raka.
"Sebentar lagi mungkin sampai", ucap Mikayla.
"Sepertinya saya harus membawa kantong belanjaan yang anda bawa, anda kelihatan letih sekali", ucap Raka dengan khawatir.
"Tidak apa-apa, sebentar lagi juga sampai-, BRUKK...", Mikayla tersungkur ke aspal.
"Astaga, anda tidak apa-apa?", ucap Raka sambil membantu Mikayla bangun.
"A-aku tidak apa-apa, terimakasih", ucap Mikayla yang bangun dengan bantuan Raka.

Kenapa hari ini aku apes sekali, padahal tadi aku sudah jatuh di supermarket masa disini aku terjatuh lagi. Ini baru terjadi dalam kehidupan ku. Aku tidak ceroboh.

Bersambung ke episode selanjutnya...

Bantu vote!

Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang