Sekolah sudah selesai, saatnya pulang.
Hari ini berjalan dengan normal. Kira kira nanti malam aku bakal ketemu sama mereka lagi gak ya? Aku masih penasaran.
Apakah perlu ku ceritakan kalau aku mati tapi hidup kembali kepada paman? Ah jangan dia tidak akan percaya.
••••••••••
Mikayla sudah kembali ke rumah dan disambut oleh Daikin.
"Apa sekarang kau akan bekerja?," tanya Daikin.
"Ya, seperti biasa," jawab Mikayla datar.
"Apakah aku boleh ikut lagi?," ucap Daikin memohon.
"Boleh saja, kau melamar pekerjaan saja disitu," saran Mikayla.
"Lalu siapa yang akan mengurus rumah ini?," ucap Daikin.
"Eh, iya juga," ucap Mikayla menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Baiklah, ayo kita berangkat," ucap Mikayla berjalan menuju pintu keluar rumah.
"Ayo!," ucap Daikin bersemangat.Daikin dan Mikayla berjalan menuju toko buku milik paman Dra.
"Apa kau tidak lapar? Kamu baru saja pulang sekolah dan langsung berangkat bekerja," ucap Daikin menatap Mikayla.
"Tidak, tenang saja nanti pulang bekerja aku akan makan," ucap Mikayla tenang.
"Kau yakin?," ucap Daikin khawatir.
"Ya, aku yakin," ucap Mikayla."Sebenarnya apa yang terjadi kemarin?," tanya Daikin. Itu membuat Mikayla kaget.
"Aku tidak tahu, itu terjadi dengan sangat cepat," ucap Mikayla menunduk.
"Apa maksudmu? Kemarin aku berpikiran bahwa kau akan meninggalkan ku selamanya," ucap Daikin dengan nada rendah.
"Kenapa kamu berpikiran seperti itu? Bukankah jika aku mati kamu tidak apa-apa? Toh bukan kamu juga yang mati," ucap Mikayla tenang.Daikin tidak menjawab pernyataan yang Mikayla ucapkan. Dia hanya diam, sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.
"Haha... Aku bisa gila," gumam Daikin mengusap rambutnya yang berantakan.
"Kau bilang apa?," tanya Mikayla karena tidak dengar apa yang Daikin ucapkan.
"Tidak, bukan apa-apa," ucap Daikin memalingkan wajahnya.Beberapa menit setelah obrolan yang canggung itu, Mikayla dan Daikin sudah sampai di depan pintu toko buku.
Mikayla langsung masuk dan menyapa paman Dra begitu pula Daikin. Ekspresi wajahnya berubah.
"Halo paman," sapa Mikayla.
"Oh, halo Kay," ucap paman Dra dengan senyuman.
"Halo paman," ucap Daikin dengan senyuman.
"Halo, aku lupa kemarin tidak menanyakan namamu, siapa namamu?," tanya paman Dra.
"Nama saya Kafka mahardika," ucap Daikin menjulurkan tangannya.Hah apa? Siapa itu?
"Namaku aldraril kalalian, kamu bisa panggil aku paman saja," ucap paman Dra berjabatan dengan Daikin.
"Salam kenal paman," ucap Daikin berjabatan tangan dengan paman Dra.
"Kamu akan bantu Mikayla bekerja lagi?," ucap paman Dra melepaskan jabatan tangannya.
"Iya paman," ucap Daikin santai.
"Kalau begitu, kau bisa bekerja disini kebetulan disini ada lowongan pekerjaan," ucap paman Dra.Waduh gimana nih?
(Ucap Daikin menggunakan telepati miliknya )Terserah kamu, mau kerja atau enggak
(Ucap Mikayla melalui telepati)Hmm, mau sih tapi kerjaan rumah gimana?
(Ucap Daikin melalui telepati)Rumah juga gak selamanya kotor, kita cuma tinggal berdua.
(Ucap Mikayla melalui telepati)Apa? KITA? Argh...(Pikir Daikin)
"Boleh paman, saya mau bekerja disini," ucap Daikin tersenyum.
"Bagus, mulai sekarang kamu bekerja disini!," ucap paman dra, dia kelihatan sangat senang.
"Terimakasih paman," ucap Daikin lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)
FantasyMikayla kalalian adalah seorang siswi SMA biasa. Dan ia adalah siswi terpintar di sekolahnya, walaupun ia tak mempunyai teman tapi ia tak memusingkan hal itu karena ia menyukai kesendirian, ia bahkan tinggal sendiri di rumah, tidak ditemani oleh sia...