Tanpa disadari Daikin dan Mikayla, ternyata paman dra menguping pembicaraan mereka bertiga saat bersama Raka.
Paman dra melirik sinis ke arah mereka, dan kembali ke tempatnya.
••••••••••
Sekarang sudah jam 21.00 WIB waktunya semua pegawai pulang.
Daikin dan Mikayla pulang bersama menuju ke rumah.
Tidak ada yang memulai pembicaraan, suasana yang canggung di malam yang dingin.
Mikayla juga terlihat seperti biasanya, berwajah datar hanya saja ia terlihat sedikit lelah.
Daikin terlihat sedikit gelisah, entah apa yang membuatnya seperti itu.
Setelah berjalan cukup lama, mereka berdua telah sampai ke rumah.
Mikayla langsung menuju ke kamar nya, sepertinya ia sangat lelah, terlihat dari wajahnya.
Lalu kembali ke luar kamar dan ke dapur mengambil air, lalu duduk di samping Daikin yang sedang duduk di sofa dengan santai.
"Sepertinya kau melupakan sesuatu," ucap Mikayla yang meneguk air putihnya dengan nikmat.
"Apa? Apa yang ku lupakan?," tanya Daikin yang mencoba mengingat sesuatu.
"Huh.. dasar pelupa," ucap Mikayla menghela nafas kesal.
"Kau bilang, kau akan menjelaskan nya saat pulang ke rumah, dan kita sudah berada di rumah tapi kau belum menjelaskan nya," lanjut Mikayla.Ah! Ternyata tentang anak itu ya, aku hampir melupakan nya(pikir Daikin).
"Haah...,"hanya helaan nafas yang keluar dari mulut Daikin, dia terlihat lelah dan malas.
"Sepertinya kau lelah, besok saja kau ceritakan tentang tadi. Aku juga lelah, aku mau tidur," ucap Mikayla yang beranjak meninggalkan Daikin dan berjalan menuju kamarnya.
Daikin hanya terdiam dengan pikirannya. Entah apa yang ia pikirkan.
••••••••••
Hawa yang dingin, aku berada di ruangan putih yang kosong. Dan aku hanya terduduk di kursi ini dan berpura-pura tidak bisa bergerak.
Aku berada di mimpi ini lagi ya? Tapi tidak ada siapapun disini.
Yang kulakukan hanyalah diam, memandang ke depan berharap ada seseorang yang muncul dan berkata ingin membunuhku.
"Selanjutnya apa yang kulakukan?," Tanpa disadari Mikayla membuka mulutnya dan berbicara.
"Kau hanya perlu menunggu sampai kau bisa bergerak," suara yang menggema di ruangan putih itu, membuat Mikayla bergetar.
"Ah sudahlah aku sudah bosan, kalian belum menyadarinya?," ucap Mikayla dengan nada jengkel.
Orang yang berempat itu muncul, dan berjalan bersama-sama menuju menghadap Mikayla yang terduduk.
Chester, Charles, Cassius dan Henry memandang Mikayla dengan dingin.
"Ada apa dengan kalian? Apa mata kalian sakit?," ucap Mikayla dengan wajah datar.
"Ya, mata ku sakit karena melihat kamu yang berpura-pura lemah," ucap Chester dengan wajah dingin.
"Bukankah kalian yang bilang aku lemah? Jadi, aku mengiyakan saja ucapan kalian," ucap Mikayla dengan nada jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian berfantasi (Tahap Revisi)
FantasíaMikayla kalalian adalah seorang siswi SMA biasa. Dan ia adalah siswi terpintar di sekolahnya, walaupun ia tak mempunyai teman tapi ia tak memusingkan hal itu karena ia menyukai kesendirian, ia bahkan tinggal sendiri di rumah, tidak ditemani oleh sia...