🍒 NOSTALGIA 🍒

46 2 0
                                    

Happy day my life

.
.
.
.
.

"Kamu nonton apa sih zah, seru banget ibu lihat? " Timpal julia ikut bergabung.

"Ini bu, uttaran geram banget sama nenek tapasya. " Decak Zahra kesal sendiri mengingatnya.

"Dari pada kesal kayak gitu, mending kita kekajian aja yok. Kata kamu ada kajian dimasjid dekat sini. "

"Oh iya. Zahra lupa yaudah Zahra siap-siap dulu ya buk. " Zahra menepuk keningnya sendiri lupa dengan ucapannya sendiri.

"Iya jangan lari-lari sayang. Nanti jatuh, " Teriak julia memperingatkan.

"Iyaaaa." Jawab Zahra asal.

Di sela-sela kegiatan berdandannya, Fatih menelpon Zahra melalui sambungan vidio call.

"Assalamu'alaikum istri mas. "

"Waalaikum salam, udah sampek mas? " Tanya Zahra.

"Iya nih baru sampek apartemen. " Ucap Fatih memperlihatkan sekelilingnya.

"Maaf sayang baru sempet ngabarin. Soalnya tadi pas nyampe langsung meeting." Terang Fatih merasa bersalah.

"Iya mas, gapapa. Aku ngerti kok. " Jawab Zahra tersenyum manis.

"Cantik banget sih. Mau kemana? "

"Mau ke pengajian mas sama ibu bolehkan." Izin Zahra pada suaminya.

"Boleh. Tapi tunggu emangnya ibu udah sembuh? "

"Alhamdulillah udah mas. Aku seneng banget akhirnya ibu udah ingat sama aku. Untuk sementara waktu aku juga ibu tinggal sama kita gapapakan mas. Aku cuma takut kalau balik lagi kerumah lama kami ayah ngasarin ibu aku tahu betul gimana sifat ayah. " Cerita Zahra dengan antusias.

Fatih tersenyum melihat istrinya bahagia.

"Gapapa Dong kalau selamanya juga boleh. "

"Makasih mas. Yaudah aku dah siap nih aku pergi dulu ya. " Pamit Zahra hendak memutuskan sambungan telpon.

"Iya sayang. Nanti telpon lagi ya mas kangen pengen lihat wajah kamu terus. "

"Iya nanti aku telpon lagi. " Ucap Zahra.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam." Jawab Fatih.

°°°°°

*pov setelah sampek dimasjid

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Surah al-baqarah ayat dua ratus delapan puluh enam.

Zahra termenung memikir ustadz yang sedang berceramah. Sampai tibalah diwaktu pertanyaan Zahra ingin bertanya sesuatu dan sudah menulis pertanyaannya.

"Ustadz, perkenalkan nama saya Zahra izin bertanya ustadz. kenapa mereka yang tidak mengingat allah hidupnya selalu baik-baik saja ustadz. Hidup mereka bahagia seolah tanpa beban ustadz. Tapi disisi lain, seorang yang betul-betul berdoa, mengingat rabnya selalu berusaha untuk bersyukur diuji mati-matian. Sekian ustadz pertanyaan saya ustadz." Ucap Zahra setelah selesai bertanya.

"Baik Zahra. Seseorang yang selalu diuji oleh Allah karena allah sayang kepada hambanya. Semakin besar cobaan yang diberikan semakin besar pula kasih sayang Allah kepada hambanya. Mengenai orang yang diberi kenikmatan namun dia tidak pernah ingat kepada rabnya maka dia terkena Istidraj artinya sebagai jebakan kenikmatan yang diberikan kepada seseorang yang jarang beribadah dan sering melakukan maksiat tetapi hidupnya terus dilimpahi kenikmatan. Contoh istidraj dapat berupa berbagai bentuk kenikmatan dunia, seperti harta, kesehatan, kekuasaan, dan kedudukan." Jelas ustadz panjang lebar.

"Terima kasih ustadz atas pemahamannya. " Ucap Zahra duduk kembali.

"Kenapa nanya kek gitu nak?" Tanya julia penasaran.

"Gapapa bu, pengen aja. " Jawab Zahra tersenyum.

Kajian telah usai setelah beberapa jam berkumpul dimasjid baitul ikrom. Zahra dan ibunya sudah sampai dirumahnya dengan berjalan kaki. Zahra memijat kaki ibunya sebelum kembali kekamarnya.

"Gak perlu repot-repot nak." Ucap julia tak enak hati.

"Gak repot kok buk, ini kan udah jadi kewajiban Zahra." Ujar Zahra seraya menuang minyak urut kekaki ibunya.

"Kamu tidur disini aja ya, ibuk kangen." Pinta julia kepada putri semata wayangnya itu.

"Iya buk, boleh."

Setelah selesai memijat ibunya. Zahra ikut berbaring disisi ibunya dengan lengan julia sebagai bantalannya. Zahra jadi teringat dulu saat-saat masih bocah dan selalu tidur bersama ibunya karena takut tidur sendirian.

"KKamu ingat ah, dulu waktu awal punya kamar kamu selalu minta buat ibu temani tidur. Karena takut tidur sendirian. Atau takut ada hantu hahaha. "Pekik julia tertawa lepas.

" Buuuu, "rengek Zahra kesal. "Jangan diinget dong akukan jadi malu."

"Kenapa malu sih. "

"Aku benar-benar pernah liat pocong bu. " Ucap Zahra.

"Iya ibu tahu. Mungkin karena dulu kamu suka duduk diatas batu nisan kuburan makanya diikutin sampai rumah. Kan ibu udah peringatin jangan duduk diatas batu nisan kamu aja yang keras kepala. Jadi demamkan waktu itu. "

"Iya sih hehehe. " Ucap Zahra cengengesan mengingat betapa keras kepalanya dia dulu.

Di tengah-tengah candaan mereka tiba-tiba handphone Zahra bergetar.

Drett.... Drett.... Drett..... Drett....

"Mas Fatih nelpon nih buk, bentar ya. "

"Iya nduk. "

SEKIAN

Thanks you buat kalian para readers

"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan  kebahagiaan."

By mumfa

Wkwkwk
See you chapter

🥰🥰🥰🥰🥰🥰

MALA KUSSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang