Happy day my life
.
.
.
.
.Zahra mencubit perut fatih cukup kencang, lalu lari menaiki tangga atas.
Fatih mengejar Zahra. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya. Bik inah hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua pasutri itu.
Zahra terduduk lemas disofa kamar mereka, akibat terlalu lelah berlari dan juga akibat perjalanan jauh yang mereka lakukan. Membuat Zahra haus sekarang. Untung fatih datang membawa tes dingin kepadanya minuman favorit Zahra.
"Uhh. Manisnya,"
"Iya tapi lebih manis yang minum. " Ucap Fatih tersenyum.
"Belajar gombal dimana sih, jelek banget." ucap Zahra meledek.
"Di google."kata fatih terkekeh ringan.
"Harusnya belajar sama umi."
"Kenapa sama umi."
"Ya gapapa." Jawab Zahra santai.
Setelah meminum minumannya Zahra tertidur. Tanpa peduli lagi apa yang terjadi pada dunia. Zahra benar-benar kelelahan hari ini. Fatih memindahkan tubuh Zahra dari sofa menjadi diatas ranjang.
Tanpa berlama-lama menatap Zahra. Fatih pergi mandi karena takut khilaf. Tapi kalau khilaf juga gakpapa sih toh istri sendiri, kan gak dosa malah nambah pahala. Skip
Malam pun tiba saat tengah bersiap-siap untuk sholat magrib. Lampu kamar fatih tiba-tiba mati membuat Zahra menjerit kaget.
"Aaaaaaa.. Mas." Teriak Zahra ketakutan. Zahra itu phobia gelap.
"Kenapa sayang." Jawab Fatih keluar dari kamar mandi.
Dan tanpa diduga-duga Zahra memeluk Fatih yang bertelanjang dada. Dan seketika lampu pun kembali terang membuat Zahra malu setengah mati. Pemandangan roti sobek Fatih tertampang jelas didepan mata. Sayang sekali jika dilewatkan apalagi sudah halal. Karena terlalu larut dalam pelukan Zahra tidak sadar jika handuk yang Fatih gunakan melorot kebawah.
"Aaaa... Mass. " Teriak Zahra sekali lagi.
°°°°°
pagi ini, Zahra memulai aktivitasnya dengan memasakkan Fatih nasi goreng seafood. Fatih pergi joging dari subuh tadi. Zahra suka memasak itu adalah hobinya. Selain untuk memanjakan perut juga Zahra selalu penasaran saat orang lain memasak makanan tertentu. Zahra juga pernah bermimpi ingin menjadi cheff saat masih kecil dulu.Ditengah-tengah kegiatan memasaknya. Zahra dikejutkan dengan tangan yang melingkar di pinggangnya. Dan seru nafas yang menerpa kulit lehernya yang tidak ditutupi hijab. Fatih meminta Zahra untuk tidak memakai hijab didepannya, awalnya Zahra malu-malu namun akhirnya terbiasa juga.
"Awas dulu mas, geli." Ujar Zahra kurang nyaman.
Fatih semakin gencar memberikan kecupan-kecupan ringan dipipinya. Membuat Zahra sangat keropotan ditengah aktivitasnya memasak.
"Aku laper." Cicit Fatih pelan.
"Yaudah, tunggu dimeja makan. Ini juga udah selesai" Suruh Zahra pelan.
"Hmm. Cepetan." Sebelum benar-benar pergi sempat-sempatnya Fatih meremas bokong Zahra dan berakhir dengan dilempar spatula penggorengan oleh Zahra dan alhasil Fatih merintih kesakitan disaat spatula itu mengenai kepalanya.
"Auwwss... Pelan-pelan yang. Dendam amat."ringis Fatih setengah menggoda saat Zahra menekan lukanya dengan kompresan.
"Makanya jangan mesum."ucap Zahra dengan wajah sinis.
" Sama istri sendiri juga." Jawab fatih tak mau kalah.
"Ya jangan kek gitu juga dong mas. Aku kaget tahu, tantrum kan jadinya." Kini kebiasaan buruk Zahra terungkap saat kaget maka juga akan tantrum secara bersamaan.
"Maaf ya mas." Ucap Zahra tulus.
"Jadi makan?"
"Jadi dong, suapin tapi tangan aku kan sakit." Pinta Fatih.
"Yang sakit kepala, mas. Bukan tangan."
"Siapa suruh kdrt."
Akhirnya Zahra mengalah dan mengikuti kemauan suaminya itu.
Sore harinya rencananya kedua pasutri itu. Mau jalan-jalan ke pantai ide siapa tentu saja ide Fatih. Tapi Zahra mau-mau aja sih katanya mau lihat sunset.
Mereka menyusuri bibir pantai. Membiarkan kaki mereka basah diterpa ombak. Sesekali juga berlari kecil bersenda gurau. Berjalan sambil bergandengan tangan membuat banyak pasang mata iri melihatnya.
Cuaca yang cerah mendukung suasana hari ini. Tak hanya itu mereka juga membeli jagung bakar dan duduk ditepi pantai. Menikmati suasana sore juga pemandangan laut yang terbentang luas tak jenuh dipandang mata.
Tak lama kemudian, pemandangan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Matahari terbenam benar-benar sangat indah. Apalagi melihatnya bersama orang tersayang. Zahra juga mengabadikan momen itu dengan ponselnya.
Puas menyaksikan sunset kini memasuki waktu magrib. Mereka, mencari masjid terdekat dan kebetulan ada kajian dimasjid tersebut jadi mereka memutuskan lebih lama disana.
"Kamu adalah senja yang hadir dalam samudraku, walau tidak memilih untuk berlabuh lebih lama."
By author
SEKIAN
Thanks you buat kalian para readers
"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan kebahagiaan."
By mumfa
Wkwkwk
See you chapter🤥
KAMU SEDANG MEMBACA
MALA KUSSAMA
Espiritual"dia yang mencintaiku,tanpa memandang masalaluku." Zahra Zulaikha putri. aku yang berusaha kabur dari orang yang membeliku pada ayahku. hingga akhirnya aku bertemu ustazah anum yang mengajariku caranya mengenal allah. Aku bahkan sangat jauh dari...