🍒 HAMIL🍒

55 4 0
                                    

Happy day my life

.
.
.
.
.

Setelah menyelesaikan semua tugas kampus, rencananya Zahra hari ini akan berangkat kerumah umi. Tentunya dengan izin Fatih. Umi pengen ngerujak bersama katanya. Boleh-boleh aja sih padahal Zahra paling tidak suka dengan mangga buah asam itu. Tapi entah kenapa dia tiba-tiba pengen aja sih makannya.

Sesampainya Zahra disana, Umi sedang menyiapkan bahan-bahan rujak. Zahra jadi semakin tidak sabar ingin mencicipi rujak buatan mereka. Zahra bersyukur umi sangat baik padanya tidak seperti kebanyakan ibu mertua di sinetron ataupun pada novel yang sering dia baca. Yang jahatnya nauzubillah.

Sebagai menantu yang baik. Zahra tentu selalu membuat umi senang ketika berada di dekatnya.

"Kita mau duduk dimana umi?" Tanya Zahra memastikan.

"Kita, duduk diteras aja ya. Adem disana soalnya banyak bunga." Jawab umi memberi tahu.

"Amel, kemana umi?"

"Biasa, dia lagi nonton konser sama temennya." Jawab umi sambil mengulek bumbu kacang.

"Wah amel pasti, menjadi yang paling heboh disana." Ucap Zahra.

Zahra menelan air liurnya. Saat melihat kacang-kacang yang ditumbuk itu menjadi halus.
Setelah bumbu kacang halus Zahra dan umi memasukkan potongan buah yang sudah dipotong oleh Zahra sendiri. Zahra melahap rujak dengan sedikit rakus, membuat umi hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Gimana enak nduk? "

"Enak poll umi. " Jawab Zahra dengan mulut penuh rujak yang dimakannya.

"Pelan-pelan nduk, makannya. "

"Ngih umi. " Ucap Zahra tersenyum malu.

°°°°°

Pagi hari ini, tepatnya setelah sholat shubuh. Zahra merasa kepalanya amat sangat pusing. Juga disusul dengan mual-mual yang hanya mengeluarkan air saja. Fatih dengan siap siaga menjaga istrinya. Memijat tenguk Zahra yang sedang muntah-muntah.

"Huekk.... Huekk.... Huekk... Huekk.. "

Zahra menghela napas sebentar. Matanya sudah memerah karena mengeluarkan air. Zahra memang seperti itu setiap dia muntah-muntah pasti mengeluarkan air mata.

"Udah enakan? "

Zahra hanya mengangguk pelan. Tak menunggu waktu lama. Fatih langsung menggendong Zahra ala bridal style menunggu ranjang. Dan membaringkannya disana. Fatih dengan telaten mengolesi minyak kayu putih pada leher dan perut Zahra.

"Mas panggilin dokter ya." Ucap Fatih memijat kepala Zahra.

"Ngak usah, paling cuma masuk angin. Nanti juga sembuh sendiri mas." Jawab Zahra menolak.

Tanpa menghiraukan keras kepala Zahra. Fatih tetap  menelpon dokter pribadi keluarga mereka. Dan menyuruhnya untuk datang kerumah supaya memeriksa keadaan Zahra.

Zahra sudah terlelap ketika, dokter kanaya tiba dikediaman mereka. Jadi dokter kanaya memeriksa Zahra tanpa membangunnya. Tentu dengan izin fatih. Setelah selesai memeriksa kanaya menghampiri Fatih diruang tamu. Kanaya ini sepupu fatih dari sebelah uminya.

"Ciee, khawatir banget calon ayah. " Goda kanaya.

"Maksudnya? " Tanya Fatih dengan wajah kebingungan.

"Selamat ya, sebentar lagi kamu dan Zahra bakalan jadi orang tua." Ucap kanaya menjelaskan.

"Alhamdulillah. " Ucap Fatih bersyukur.

"Dari Tanda-tandanya sih pasti. Tapi untuk lebih akurat nih gue tinggalin tespek. Dan jangan lupa periksa kerumah sakit. Gue pulang dulu calon ayah. Assalamu'alaikum. " Kanaya langsung ngacir pergi meninggalkan fatih dengan wajah kebingungan.

"Cara pakainya gimana. " Batin fatih kebingungan.

Setelah beberapa jam tertidur. Zahra bangun dengan muka bantalnya. Fatih datang dengan sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat.

"Sayang, makan dulu." Ucap fatih sambil bersiap menyuapkan makanan pada Zahra.

"Aku ngak nafsu mas."

"Yaudah minum aja ya. " Pinta Fatih dengan lembut.

Zahra pun meminum susu dengan sekali tengukan. Fatih memberikan Zahra tespek membuat sang eumpu kebingungan.

"Tadi kanaya periksa kamu. Dan dia bilang kamu hamil sayang. " Ucap Fatih menjelaskan.

"Kanaya siapa mas? "

"Dokter keluarga sekaligus sepupu mas."

"Hamil. Kamu jangan becanda deh mas." Ucap Zahra dengan raut wajah ketakutan.

"Emang kenapa? "

"Yaa, aku trauma mas. Aku takut keguguran lagi aku takut gak bisa jadi ibu yang baik buat anak kita nanti. " Kata Zahra sensitif.

"Hussff. Jangan ngomong gitu lagi, ada mas disini kita bisa lewatin semuanya sama-sama." Ucap Fatih sambil memeluk Zahra berusaha menenangkan.

Setelah mulai sedikit tenang.

"Yaudah sekarang kamu tes dulu ya." Pinta Fatih lembut.

Zahra menerima tespek tersebut. Dan masuk kedalam kamar mandi. Tak berselang lama Zahra keluar dengan senyuman lebar.

"Mas, garis dua. Aku hamil." Ucap Zahra terharu.

Mereka saling berpelukan, merayakan kabar bahagia itu. Sebentar lagi akan ada buah hati mereka yang akan mengisi rumah kecil mereka.

"Terkadang tidak semua keinginanmu bisa terwujud kan, dan dari situlah kamu harus belajar mendewasakan diri. "

By author

SEKIAN

Thanks you buat kalian para readers

"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan  kebahagiaan."

By mumfa

Wkwkwk
See you chapter

ヾ(^-^)ノ


MALA KUSSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang