🍒RETAK🍒

46 3 0
                                    

Happy day my life

.
.
.
.
.

Drett.... Drett.... Drett..... Drett....

"Mas Fatih nelpon nih buk, bentar ya. "

"Iya nduk. "

Zahra beranjak dari tempat tidur dan mengangkat telpon dari Fatih.

"Assalamu'alaikum mas." Panggil Zahra.

"Waalaikumsalam."

"Ada apa?"

"Gak papa kangen aja."

"Ihh, bisa aja kamu mas."

"Beneran sayang."

"Baru juga sehari udah kangen aja."

"Anak aku gimana rewel gak?" Tanya Fatih iseng.

"Gak rewel kok, bapaknya yang rewel." Ujar Zahra terkekeh ringan.

"Heh, emang aku udah tua banget apa. Masih muda gini juga." Ucap Fatih tak Terima.

"Iya deh sipaling muda."

"Muka kamu kok pucet sayang."

"Kecapekan aja kali mas." Jawab Zahra seadanya.

"Yaudah kamu istirahat sana. Mas mau lanjut meeting bentar lagi. "

"Mas juga jangan begadang. Jaga kesehatan." Pesan Zahra.

"Iya sayang."

"Assalamu'alaikum." Ucap Zahra menutup telpon.

"Waalaikumsalam zaujati."

Setelah telponan dengan suaminya. Zahra dan ibunya menjalankan kewajiban sebagai seorang umat muslim yaitu sholat isya. Dan dilanjutkan yasinan sebentar. Lalu keduanya terlelap sambil berpelukan melepaskan rindu yang sudah lama terpisahkan.

Keesokan harinya, Sholat dhuha terasa kurang hari ini tanpa kehadiran sosok seorang Fatih.  Rencananya hari ini setelah pulang dari kampus kebetulan Zahra dapat kelas pagi hari ini. Zahra akan menemani ibunya ketoko bunga untuk membeli beberapa bunga anggrek.

Zahra sangat menyukai bunga sejak dulu. Jadi tak heran kenapa dirumahnya dulu banyak tanaman bunga. Tapi karena kelakuan buruk ayahnya semua tanaman ludes terbanding akibat kekalahan judinya.

°°°°°

Kabarnya hari ini Fatih akan pulang. Setelah tiga hari, lamanya diluar kota. Fatih melarangnya untuk menjemput. Zahra sebagai istri yang baik tentu saja memasak banyak makanan menyambut kedatangan suaminya.

Namun hari sudah larut, belum ada tanda-tanda kedatangan Fatih. Zahra jadi cemas sendiri, pasalnya  Fatih sudah mengabarinya sejak tadi sore. Ditelpon juga tidak diangkat.

"Udah tenang aja dulu." Ucap julia berusaha menenangkan anaknya.

"Gimana bisa tenang bu. Telpon Zahra gak diangkatloh dari tadi, jangan mas Fatih kecelakaan. " Zahra benar-benar terlihat frustasi sekarang.

"Astaghfirullah nduk, istighfar gaboleh ngomong gitu. "Ucap julia mengingatkan.

"Iya buk. Zahra mau nyari mas Fatih aja kebandara." Kata Zahra.

"Yaudah ibu ikut."

"Ayo buk. "

Julia mengangguk mengiyakan. Zahra menyetir dengan perasaan campur aduk. Tidak biasanya begini Fatih pasti selalu mengabarinya apapun yang terjadi.

Zahra mengecek keseluruh bagian bandara. Dan tidak menemukan apa yang dia cari. Zahra ingin menangis saja rasanya. Ada apa sebenarnya?

Di tengah-tengah kekalutannya. Ada pesan dari nomor tidak dikenal yang tiba-tiba mengirimkan pesan.

Unknow
"Nih liat suami lo lagi main gila sama gue, gak usah lo tungguin. Dasar perempuan bego. "

Zahra
Aku gak percaya jangan fitnah kamu

Unknow
"Mau buktinya, nih datang aja ke apartemen xxxx liat sendiri dengan mata kepala lo. Suami lo gak sebaik yang lo kira"

Read

Apakah Zahra benar-benar harus datang ke apartemen itu. Rasanya hatinya menolak untuk percaya. Tapi pikirannya menyuruhnya untuk mengecek. Zahra benar-benar dilema sekarang. Baru saja ia merasakan bahagia apakah harus berakhir sekarang? Kenapa hidup selalu mempermainkannya.

Tapi jelas terlihat kalau itu tangan Fatih. Zahra tahu betul itu, setelah berdebat cukup lama dengan pikirannya sendiri Zahra memilih mendatangi apartemen tersebut. Dengan ditemani ibunya.

Zahra percaya sepenuhnya pada suaminya. Tapi bagaimana jika semua itu benar. Julia berusaha menenangkan anaknya bahwa orang itu hanya orang iseng yang ingin menghancurkan pernikahan mereka.

Setelah beberapa menit, mereka sampai ke apartemen tersebut. Zahra memencet nomor kamar yang disebut oleh nomor tak dikenal tersebut. Dengan tangan gemetar Zahra berusaha mengatur pernapasannya dengan baik.

Pintu terbuka menampilkan perempuan cantik. Tinggi tubuh semampai, kulit putih, mata sipit, hidung mancung dan bibir tipis merah alami. Dengan rambut coklat panjang alami yang bergelombang kebawah.

Zahra sebagai perempuan saja terpukau. Apalagi laki-laki yang melihatnya.

"Ayo masuk, lihat tuh suami kamu pulas banget diranjang aku. " Ajak perempuan tersebut.

Zahra masuk dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Air matanya luruh ketika mendapati memang benar Fatih yang berada diranjang perempuan itu. Tangisnya pecah saat itu juga.

Ternyataa_orang yang selama ini memberikan kepercayaan dan kebahagiaan padanya, juga mampu menorehkan luka yang paling dalam hidupnya. Boleh seseorang berkata bahwa yang sekarang dilihatnya bukanlah suaminya.

"Katanya, servis yang kamu berikan kurang memuaskan." Bisik perempuan tersebut ditelinga Zahra.

Zahra mendadak nati rasa.

SEKIAN

Thanks you buat kalian para readers

"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan  kebahagiaan."

By mumfa

Wkwkwk
See you chapter

🥰🥰🥰🥰🥰🥰

MALA KUSSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang