Happy day my life
.
.
.
.
."Fatih lepas udah mau adzan subuh." Ucap Zahra.
Fatih terbangun namun belum melepaskannya tangannya pada pinggang Zahra. Akhirnya Zahra hanya bisa pasrah. Sekarang Zahra tahu bahwa fatih juga keras kepala sama sepertinya.
Mereka saling bertatapan satu sama lain. Membuat Zahra salting sendiri. Padahal dulu banyak yang menatapnya terang-terangan namun tidak sesalting itu.
"Maaf ya fatih, dulu aku nampar kamu." Ucap Zahra tulus.
"Iya gakpapa. Mulai sekarang jangan panggil fatih panggil mas aja." Pinta fatih dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kenapa? "
"Suka aja bolehkan." Fatih mendekatkan kepalanya pada pipi Zahra namun dengan cepat Zahra menghindar.
"B.o.leh." Jawab Zahra terbata.
"Kenapa jadi gugup gini sih." Batin Zahra.
"Mau mandi bareng." Goda fatih seperti om pedo.
"HAH." pekik Zahra terkejut.
"Mas aja duluan." Ucap Zahra seperti mendapatkan kesadaran penuh.
Fatih tersenyum masam, sangat masam. Usahanya tidak membuahkan hasil. Setelah selesai dengan drama tadi akhirnya dua orang pasutri itu menjalankan ibadah dengan khitmad.
Rencananya setelah dari hotel mereka langsung menuju rumah umi. Karena umi ingin Zahra menantunya menginap disana sebentar. Sebelum mereka benar-benar pindah kerumah fatih. Kebetulan amel juga sedang ada disana. Amel juga menghadiri pernikahan abangnya itu.
°°°°°
Setelah sarapan pagi. Mereka langsung berangkat, Zahra disambut hangat disana. Umi bahkan langsung menarik Zahra tanpa memperdulikan fatih lagi. Sekarang fatih jadi berpikir yang anak umi Zahra atau Fatih sih.
"Kamu pasti capek banget ya nduk. Mau umi bikinin wedang jahe gak, biar fit aja gitu badannya."tawar umi terlihat jelas wajah khawatirnya.
"Gak usah repot-repot umi. Zahra gak terlalu capek kok. " Jawab Zahra seadanya.
"Gak usah sungkan nak. Anggab umi ibu kamu sendiri."
"Iya umi, makasih."
"Yaudah kamu disini dulu ya sama amel. Umi kedapur dulu." Pamit umi.
"Ngihh umi."
"Kak. Kekamar aku aja yuk." Ajak amel.
"Bang fatihnya."
"Yaudah sih tinggalin aja disini. Yakan bang."ucap amel santai tak tahu saja dia bahwa pengantin baru itu bawaannya pengen nempel terus. Kayak cicak didinding.
"Enak aja main bawa istri abang." Hardik fatih tak mau kalah.
"Bentar doang ealah, kayak mati aja ditinggal kak Zahra bentar." Seru amel ngotot.
Zahra hanya tertawa melihat kekonyolan kakak beradik itu. Hidup sebagai anak tunggal membuatnya kesepian. Jadi dengan adanya amel sekarang hidupnya akan lebih berwarna.
Dari dulu Zahra memang menginginkan seorang adik perempuan namun tidak mungkin karena rahim ibunya sudah diangkat karena kanker rahim. Juga karena ayahnya yang membenci kelahirannya sebagai perempuan. Makanya Zahra kerap menjadi korban kemarahan adi.
Akhirnya setelah perdebatan itu. Zahra dan amel berada dikamar amel, amel mengajak Zahra menonton drakor terbaru queen of tears Zahra terlihat bersemangat. Rasanya sudah lama sekali tidak menontonnya. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk nonton drakor mereka dipanggil untuk makan siang bersama.
Zahra melakukan tugasnya sebagai istri. Mengambilkan nasi untuk suaminya. Disela-sela makan siang mereka umi tiba-tiba berbicara.
"Emm, gini sebenarnya umi udah siapin tiket honeymoon untuk kalian keswiss. Sebagai hadiah pernikahan dari umi." Ucap umi.
"Untuk aku gak ada umi? " Tanya amel minta jatah.
"Nikah dulu, nanti umi kasih." Jawab umi melotot.
"Aku terserah Zahra aja umi." Ujar fatih melirik Zahra.
"jika nak Zahra gak mau gakpapa juga kok. Umi gak maksa. " Umi merasa bersalah mungkin ini terlalu cepat untuk Zahra.
"Aku mau kok umi. Makasih hadiahnya." Jawab Zahra mampu menerbitkan senyum dibibir fatih.
"Ciee abang senyum-senyum sendiri." heboh amel.
"Paan sih. " Ucap fatih sedikit menginjak kaki amel dibawah meja. Memberikannya sedikit pelajaran.
"Auwwss.." Ringis amel.
"Jangan lupa buatin umi cucu yang banyak." Ucap umi menggoda membuat Zahra melotot kaget. Dan juga tersenyum malu.
"Amel ikut ya kak. Mau liburan juga suntuk dirumah. " Pinta amel.
"Boleh, ayo ikut nanti kita bisa shoping bareng." Ajak Zahra. Tak tahu saja dia fatih sudah berwajah masam.
"Ngak, ngak da. Ini tu honeymoon abang bukan piknik keluarga." Ujar fatih kesal sendiri.
"Bercanda ealah. Sensitif amat pengantin baru."amel semakin gencar menggoda fatih.
Mereka semua menertawakan fatih yang kesal. Jika terlihat mungkin sudah ada tanduk dikepalanya sekarang saking panasnya.
SEKIAN
Thanks you buat kalian para readers
"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan kebahagiaan."
By mumfa
Wkwkwk
See you chapter🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
MALA KUSSAMA
Espiritual"dia yang mencintaiku,tanpa memandang masalaluku." Zahra Zulaikha putri. aku yang berusaha kabur dari orang yang membeliku pada ayahku. hingga akhirnya aku bertemu ustazah anum yang mengajariku caranya mengenal allah. Aku bahkan sangat jauh dari...