🍒 KHAWATIR 🍒

71 9 0
                                    

Happy day my life

.
.
.
.
.

"ini bukan salah kamu zahra. saya mau nerima kamu." ujar fatih serius.

umi dan ustazah anum hanya terdiam melihat fatih dan zahra. mereka membiarkan fatih dan zahra menyelesaikan masalah mereka. tanpa ikut campur didalamnya.

"sebenarnya saya juga dijebak zahra. bukan kemauan saya menodai kamu." fatih mulai menjelaskan kondisinya pada zahra.

"kamu pasti cuman kasiankan sama saya. makanya  kamu mau tanggung jawab." amuk zahra.

"bukan zahra. saya mencintai kamu zahra. saya mencintai kamu karena allah." ucap fatih tak terduga.

sontak umi dan ustazah anum terkejut mendengarnya. apa yang fatih katakan itu kebenaran atau hanya bujukan semata. zahra bahkan menangis mendengarnya.

zahra merasa sangat menyedihkan. hanya karena kasian gus fatih rela berbohong untuk meluluhkan hati zahra.

"bullshit." batin zahra.

"menikahlah dengan saya zahra." pinta fatih dengan lembut.

"boleh ustazah kasih saran." ujar ustazah anum. zahra menganggukkan kepala.

"fatih, sebaiknya kasih zahra waktu untuk memikirkannya. ini terlalu mendadak untuknya. apalagi zahra baru keguguran. saya tahu niat nak fatih baik ingin bertanggung jawab. nanti jika zahra sudah siap dia bisa memutuskan." jelas ustazah anum panjang lebar.

"umi setuju dengan ustazah anum." ucap umi.

"baiklah ustazah. saya bakal nunggu keputusan zahra sampai dia siap." ujar fatih mantap. dia sudah mengambil keputusan.

zahra tetap berekspresi datar.zahra menatap kearah lain saat fatih menatap zahra terang-terangan. zahra sangat membenci hidupnya yang penuh dengan cobaan. bilang saja zahra egois karena itulah kenyataannya.

°°°°°

ustazah anum masuk setelah mengantar kepergian fatih dan umi. dia menatap zahra sambil menghapus sisa-sisa air mata.

"ibuk tahu kamu kecewa. tapi coba dipikirin lagi nak fatih baikloh mau tanggung jawab. dia juga dijebak bukan kemauan dia melakukan itu. ibuk akan dukung apapun yang jadi keputusan nak zahra. tapi ibuk mohon sekali pikiran baik-baik ya. ibuk ngomong kek gini bukan ngebela nak fatih. tapi karena ibuk sayang sama nak zahra. ibuk udah anggap nak zahra seperti anak kandung sendiri. ibuk mau yang terbaik buat nak zahra." ucap ustazah anum memeluk zahra.

mereka berpelukan. zahra merasa beruntung sekali bertemu dengan ustazah anum. dia jadi rindu dengan ibunya yang selalu melindunginya dari pukulan ayahnya.

kalian tahu rasanya. ketika merindukan seseorang tapi tak dapat memeluknya. menyesakkan, itulah yang zahra rasakan sekarang.

disisi lain. umi sedang membondong fatih dengan banyak pertanyaan.

"kenapa kamu bilang mencintai zahra fatih. apa maksud kamu. bukankah kamu baru mengenalnya? " tanya umi bertuntun.

"umi ingat, saat aku cerita seseorang yang sudah aku cintai dalam diam." fatih mulai menjelaskan. "orang itu zahra umi."

"gadis yang sudah kamu cintai selama bertahun-tahun itu." pekik umi terkejut.

"iya umi. aku baru tahu ketika menyelidikinya." tutur fatih.

"Yaa...ampun fatih...kenapa baru kasih tahu umi sekarang."

"salah siapa umi sendiri gak nanya." ucap fatih menahan senyum.

"semoga aja zahra nolak kamu."

"Ya jangan dong umi. kok doanya gitu sih." ujar fatih sebal sendiri.

umi hanya tertawa. melihat wajah ternistakan dari seorang fatih. fatih melirik umi lalu mereka tertawa bersama menertawakan tingkah absurd mereka.

tak terasa hari sudah larut malam. tapi zahra tak dapat memejamkan matanya. suhu badan zahra naik seratus delapan puluh derajat. zahra demam. zahra seperti habis lari neraton. nafasnya berat, kepalanya sakit, seperti ditimpa berjuta-juta ton besi.
badannya seperti remuk.

"ustazah." panggil zahra pelan. rasanya tak mampu bersuara lagi.

"kenapa." jawab ustazah anum dari sebrang.

"ya allah zahra. kamu kenapa pucat sekali." pekik ustazah anum ketika memasuki kamar zahra.

"sakit ustazah." lirih zahra tertahan.

"sebentar ya. ustazah ambilin kompresan didapur." zahra hanya mengangguk lemah.

ustazah anum datang membawa kompresan. lalu dengan cepat mengompres zahra. sambil sesekali memijat tubuh zahra.

"bertahan ya zahra. besok ustazah beliin obat." kata ustazah anum.

"yaudah kamu tidur ya. ustazah temani."

tak tahu kenapa perasaan fatih mendadak khawatir. entah apa yang terjadi kepada zahra. tapi feelingnya mengatakan terjadi sesuatu pada zahra.

SEKIAN

Thanks you buat kalian para readers

"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan  kebahagiaan."

By mumfa

Wkwkwk
See you chapter

😎

MALA KUSSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang