🍒 GETARAN 🍒

50 4 0
                                    

Happy day my life

.
.
.
.
.

Hari ini Zahra dan Fatih digegerkan dengan berita umi jatuh dari tangga. Membuat mereka bergegas kerumah sakit.  Amel sudah balik ke Korea dua bulan yang lalu. Berita itu diberitahu kepadanya oleh Fatih beberapa menit yang lalu.

sesampainya dirumah sakit, mereka langsung menuju ruang rawat umi. Pas saja ketika mereka datang dokter baru saja keluar dari ruangan itu.

"Permisi dok, gimana keadaan umi saya? " Tanya Fatih khawatir.

"Tidak ada luka serius dibagian tubuhnya. Tapi akibat dari Benturan keras  menyebabkan luka bengkak atau memar, yang merupakan kerusakan jaringan otot dan ikat tanpa merusak kulit. Benturan keras pada kepala dapat menyebabkan cedera yang mengancam nyawa. Sepertinya ibu anda akan mengalami amnesia untuk sementara waktu. Tidak perlu khawatir karena ini tidak berlangsung lama. "

"Kira-kira berapa lama ya dok? " Tanya Zahra.

"Kita akan lihat perkembangannya nanti, kalau begitu saya mau menemui pasien lain permisi." Pamit dokter.

"Iya dok, silahkan. "

Bau obat-obatan menyapa indra penciuman mereka. Dengan umi yang terbaring kaku diatas ranjang rumah sakit, dibantu oleh alat-alat medis. Fatih mendekat sambil mencium tangan umi yang dingin.

Semua terasa bagai mimpi bagi Fatih, baru kemarin dia melihat uminya tersenyum, tertawa. Namun sekarang, netra itu seperti enggan terbuka. Fatih benar-benar hancur sekarang dia merasa gagal menjaga uminya. Dia benar-benar terpukul atas kepergian abahnya dulu, dia tak mau kehilangan uminya juga. Mau bagaimanapun umi adalah orang tua satu-satunya yang dia miliki.

Zahra mendekat mengusap-usap bahu Fatih dengan tangannya. Berusaha menyalurkan kekuatan disana walau dia sendiri juga sedih atas hal yang menimpa umi.

"Umi bakal baik-baik aja mas. " Ucap Zahra yakin.

°°°°°

hari sudah larut, namun Fatih belum mau memasukkan apa-apa kedalam lambungnya itu.

"Ayo mas, makan dulu nanti kamu sakit. Kalau mas sakit siapa yang jagain umi" Bujuk Zahra.

"Mas gak laper Zahra. "

"Makan sedikit aja, dari pagi loh belum makan. " Peringat Zahra.

"Aku suapin mau ya."

Fatih menggeleng, membuat Zahra kesal setengah mati.

"Yaudah, aku suapin suami tetangga aja." Marah Zahra.

"Iya, iya aku makan. " Akhirnya Fatih makan tanpa harus disuruh.

Zahra tersenyum senang, usahanya membuahkan hasil. Zahra juga memotong buah untuk suaminya.

"Habis ini tidur ya, kamu pasti capek. " Pinta Fatih dengan lembut.

"Tapi sofanya cuma satu, nanti mas tidur dimana? " Tanya Zahra.

"Aman, bisa dimana aja. Yang penting kamu sayang. " Ucap Fatih tersenyum.

"Heleh, gombal aja terus. " Ujar Zahra seraya mencubit Fatih.

"Awwss... "

Di tengah-tengah bercandaan mereka, tiba-tiba terdengar suara orang menlenguh.

"Eughh... " Suara umi terdengar lirih di sela-sela alat bantu pernapasan.

"Umi. " Ucap Fatih dan Zahra bersamaan. Dan langsung menghampiri ranjang umi.

"Kalian siapa? " Tanya umi dengan wajah kebingungan.

"Aku Fatih umi, anak umi. Dan ini Zahra menantu umi. Masa umi gak ingat sama kita. " Jelas Fatih berusaha menyakinkan umi.

"Tapi saya, gak kenal kamu. Jangan ngaku-ngaku deh. " Sela umi.

"Astaghfirullah, umi. Aku anak umi anak kesayangan umi. "

"Iya umi, mas Fatih anak umi. Dan sebentar lagi umi bakal jadi nenek. " Ujar Zahra tersenyum manis.

"Ya gak usah diingetin umi juga inget kali. "Ucap umi tiba-tiba tersenyum jahil.

" Umi inget. "Kata Fatih.

" Yaampun umi, jail banget sih. " Ujar Fatih memeluk umi.

"Sini. " Suruh umi mereka pun berpelukan bersama.

"Umi. " Rengek Zahra. "Bikin takut tahu gak."

"Panik ya, hehehe. " Ucap umi cengengesan.

setelah beberapa hari dirumah sakit, umi diperbolehkan pulang kerumah sakit. Dengan catatan tidak boleh terlalu capek dan bekerja berat dulu.

Untuk sementara waktu, Zahra dan Fatih menginap dirumah umi. Agar bisa lebih leluasa merawat umi. Zahra juga sudah tidak mengalami morning sickness sekarang.

Fatih menghampiri Zahra yang duduk disofa, dan menjadikan paha Zahra sebagai bantalan. Kemudian  menggelamkan kepalanya diperut Zahra. Entah kenapa jantung Zahra berdetak lebih cepat dari biasanya ketika berdekatan dengan Fatih. Zahra juga merasakan getaran aneh ketika berada didekat Fatih.

Apa mungkin Zahra mulai mencintai Fatih. Sepertinya iya Zahra mengakuinya dia mulai mencintai Fatih sekarang. Akhirnya dia jatuh cinta kepada suaminya. Yang sangat diidamkan oleh kaum hawa.

SEKIAN

Thanks you buat kalian para readers

"Konduktor menghantarkan panas, tapi readers menghantarkan  kebahagiaan."

By mumfa

Wkwkwk
See you chapter

🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰


MALA KUSSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang