5. PERASAAN BERSALAH.

12 4 0
                                    

Rissa yang sangat kesal karena Franda yang telah memaksa kakaknya untuk memakan menu masakannya itu, sedangkan posisi Nois sedang berpuasa. Apa lagi adegan itu malah di saksikan langsung di depan calon istri yaitu Zahira.

"Mba Franda itu nggak tahu malu banget si, kok bisa-bisanya melakukan hal itu saat sudah tahu soal status kak Nois saat ini sudah akan menikah dengan mba Zahira." Amarah Rissa yang menggebu-gebu.

"Sungguh aku nggak tahu Rissa, kalau Nois saat ini sedang berpuasa. Karena setahuku Nois hanya puasa di hari Senin dan Kamis, sedangkan inikan hari Selasa. Jadi, aku pikir dia tidak berpuasa." Pembela diri sendiri Franda yang memang tak tahu jika Nois sedang puasa.

"Tak bisa menghalalkan apapun walau mba Franda mengelak juga. Seharusnya mba tahu batasan mba saat ini, lalu untuk apa coba mba membawa makanan kedepan kakakku, apa tujuan mba? Apakah hanya ingin pamer sama mba Zahira. Toh, masakan mba Zahira lebih baik ketimbang masakan mba Franda yang baru saja belajar masak." Sambung ucapan Rissa membuat Franda sadar jika memang dia tidak lebih baik dari Zahira yang sangat sempurna bagi istri Nois.

"Aku minta maaf. Sungguh aku merasa bersalah," ucap Franda yang tidak tahu harus bagaimana lagi untuk memohon maaf.

Zahira malah diam mematung dia bingung mau ngapain, ingin memisahkan tapi Zahira juga cemburu karena kedekatan Franda dan Nois. Jadi ia hanya bisa menonton, melihat Nois seperti sudah sangat kesal.

"Cukup Rissa, hentikan." Bentak Nois pada adiknya itu.

Tapi, seakan belum puas. Rissa yang saat ini masih ingin membuat Franda tahu dimana posisinya saat ini, dia lalu melihat Franda dengan lekat. "Memang darah lebih kental dari pada air, dan garam akan terserap ke dalam tanah ketimbang ke langit. Dan buah yang jatuh juga nggak akan jauh dari pohonnya. Itu sama kayak mba Franda, sekalinya ibu pelakor anaknya tak akan jauh dari pelakor, bahkan menjadi PHO. Makanya mba Franda juga pasti akan berbuat hal yang sama." Dengan seringai senyuman sinis.

PLAAAKKK...

Tamparan keras dari Nois mendarat di pipi adiknya itu, karena sudah mengatakan hal yang sangat menyakiti perasaan orang. Nois yang memang tanpa sadar melakukan hal itu membuat dia menatap penuh amarah, Rissa yang kaget karena kakaknya belum pernah memukulnya atau melakukan yang menyakitinya itu.

"Astaghfirullah mas Nois, kok malah mukul Rissa." Zahira yang kaget melihat amarah Nois yang saat ini menatap tajam pada adiknya.

"Aku sudah bilang cukup. Kenapa kamu tidak mendengar yah Rissa, dan masih kamu lanjutankan saja." Pertegas Nois pada adiknya, Nois yang sangat marah itu membuat Rissa sangat keget dengan perubahan yang ditunjukan kakaknya itu.

"Kakak menampar ku. Hanya gara-gara ingin membela wanita yang membawa bencana ini, kak aku ini sedang membelamu dan menyelamatkan kamu dari wanita yang tidak tahu malu ini. Tapi, apa ini balasan yang aku setelah membelamu." Pembelaan diri Rissa, yang di tekankan olehnya.

"Aku tak butuh dibantu atau dibela jika tujuannya hanya untuk menyakiti orang lain, apakah kamu tahu ucapan kamu itu sangat menyakiti orang lainnya, jika kamu diposisinya seperti itu bagaimana?" tanya Nois pada adiknya Rissa.

Hening...

Rissa terdiam sejenak saat mendengar kata-kata kakaknya itu, karena Nois selama ini sangat menyayangi adiknya itu tapi tiba-tiba langsung berubah seperti orang lain.

[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang