16. AKHIRNYA KETEMU.

2 1 0
                                    

Amira masuk ke dalam lebih dulu, terlihat Ammar sedang makan disuapi oleh sang mama. Berjalan mendekati mamahnya yang berada di samping tempat tidur Ammar, terlihat senyuman yang mengembang diwajah, karena iya melihat adiknya yang baru saja pulang kuliah.

"Assalamualaikum mah kak." Suara Amira, sambil mencium tangan mama dan kakaknya.

"Kamu baru pulang, sore banget!"tanya sama mama yang biasanya pulang agak siang.

"Iya mah tadi ada kelas tambahan, kak Ammar kapan siuman?"tanya bergantian pada mama dan kakaknya.

"Kata abangmu, kakakmu baru ciuman tadi pagi. Tapi sudah merengek ingin minta keluar dari rumah sakit, jadi abangmu sedang pulang dulu untuk minta resep dokter sekaligus minta rujukan ke rumah sakit yang lebih canggih alatnya."penjelasan sang mamah kepada putrinya.

"Mama kayak nggak tahu kak Ammar aja gimana, dia mana betah di sini. Apalagi tempat ini nggak bisa buat dia leluasa, biasanya kan mondar-mandir depan kamarnya aku sekarang harus terbaring lemas di ranjang." Penjelasan sang adik melihat tatapan sang kakak yang murung.

"Bisa aja kamu dek, kamu udah makan Mama bawa bekal banyak tuh,"ujar sama mah menunjuk kotak makan yang ada di meja.

"Alhamdulillah sih mah belum, nanti Amira makan." Ujar Amira yang berdiri di depan ranjang kakaknya.

" Iya makan dulu Amira, Mama bawa makanan banyak tuh." Jawab sang mamah.

"Iya mah, nanti Amira makan kok" ucap Amira lagi.

"Kak aku punya hadiah loh, ini spesial buat kak Ammar, mau tau nggak apa hadiahnya?" Sambung Amita sambil mijet kaki sang kakak.

"Kalau kamu niatnya mau ngasih, nggak usah kamu tanya aku mau lihat apa enggak, aku pasti akan terima apapun yang kamu berikan padaku, walaupun nanti kamu akan ngasih aku belati sekalipun." Jawab Ammar.

"Husss... Jangan ngomong kayak gitu Ammar," Tegur sang mamah yang tidak suka putranya bilang aneh-aneh.

"Iya nih kak Amar bikin serem aja deh, mana mungkin adiknya ini mau melakukan hal yang sekejam itu. Aku bukan psikopat ya, hadiah ini yang bikin kak Ammar langsung happy deh!" Jawab Amira.

Ammar menaikan satu alisanya karena ucapan Amira bikin penasaran dirinya, karena kado apa yang akan diberikan oleh sang adik ini hingga memberi Lebel jika dirinya akan senang.

"Emangnya kamu mau ngasih apa sama kakak kamu," ucap Sang mamah yang ikut penasaran sama apa yang akan diberikan oleh Amira.

"Ada tuh di depan, mau lihat nggak?"
"Ya udah atuh dibawa masuk, kenapa kamu tinggal di luar nanti diambil orang loh." Jawab sang mamah yang dia pikirkan adalah barang bukan orang.

"Aku takut ketahuan sama Bang Damar, makanya aku suruh tunggu di luar dulu." Jawab Amira.

Ammar hanya diam, dia tak berani mengandai-andai jika hadiah yang benar-benar dia inginkan adalah bertemu dengan Franda, tak ada lagi yang dia inginkan. Tapi, melihat kondisi dia saat ini tak bisa berbuat banyak.

"Bentar yah, aku panggil dulu," ucap Amira langsung berjalan lagi menuju pintu.

Membuka pintu dan menyuruh orang yang menunggu di belakang pintu itu masuk kedalam, Sang mamah yang sangat penasaran karena hadiah yang dibawa Amira bukan barang melainkan orang. Agak kaget, karena harapan tak sesuai dengan ekspektasi pemikiran sang mamah.

"Siapa dia nak?" Tanya sang mama yang langsung to the point.

"Kak Ammar mungkin bisa menjawabnya," jawab singkat Amira.

"Bu Franda..." Suara parau Ammar mata sudah berkaca-kaca karena menahan air mata yah saking senangnya.

"Bu Franda? Siapa dia nak," tanya sang mamah saking sangat penasaran dengan Franda.

[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang