"Gimana mba, ada yang masih kurang difaham sama penjelasanku. Jika nanti kurang faham mba bisa tanyakan pada seketarisku yang akan ikut mengawal mba, ini proposalnya. Nanti tinggal mba baca lagi saja, terus ini data-data yang mungkin mba akan butuhkan. Ouhnya, aku sampai lupa alamatnya belum aku kasih tahu yah."
Setelah diberi tahu dan semua yang dibutuhkan telah Ariza berikan, terlihat Franda telah fokus untuk membaca data-data yang telah dia terima saat ini. Ariza sering kali meminta bantuan mba dengan hal-hal seperti ini karena dia tak mungkin minta bantuan kakak-kakak yah yang lain, karena Frans tak bisa karena harus menjaga kafe dan lestorannya, Aris saudara kembarnya dia bekerja sebagai dosen dan tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Kakak saudara kembarnya yang lain Asyifa, dia masih kuliah sedang ngambil S2. Jadi hanya Franda yang dapat dia minta tolong, dan lebih dekat juga dengan Franda ketimbang dengan saudara yang lainnya.
Keesokan paginya, Franda yang sudah bersiap dengan satu koper ukuran besar dan satu koper ukuran sedang. Dia duduk menunggu supir Ariza datang, karena mereka akan berangkat ke bandara bersama. Tapi, dengan tujuan berbeda.
"Mba sudah rapih saja, tumben sudah siap. Biasanyakan selalu telat bangun, nggak sabar mau otw sama aku. Cieelah…" goda Ariza pada mbanya.
"Apasih nggak juga kali, tadi aku belum sempat menyiapkan perbekalan dan persiapkan segalanya, jadi aku bangun lebih awal. Ibun kan lagi nggak ada dirumah karena ikut papah keluar kota, outo aku tak punya alarem otomatiskan." Penjelasan dari Franda yang memang sangat bergantung sekali pada ibunnya.
"Hehe… iya deh! Yaudah yuk, kalau sudah siap. Tadi aku juga sudah minta izin sama ibun, kalau mba akan saya minta tolong untuk membantuku, jadi mba kalau sudah sampai sana diminta untuk langsung hubungi ibun."
"Iya seperti biasa saja iyakan, yaudah. Yuk kita berangkat bisa telat penerbangan aku, kamu enak naik pesawat pribadimu. Lah aku disuruh buat naik pesawat umum, curang kau. Seharusnya komisiku lebih besarkan," ucap Franda yang merajuk karena Ariza yang naik pesawat pribadi sedangkan ia malah menyuruh Franda naik pesawat umum.
"Yaudah mau tukeran, mba naik pesawat pribadiku tapi tujuannya tetap kesana bukan kealamat yang semalam aku kasih, btw seketarisku ini baru pertama kali terbang ke negara asing. Jadi aku minta bantuan sama mba Franda, jangan dinakalin yah. Nanti dia kabur lagi, susah tahu cari seketaris yang modelan prefeksonis kayak Iqbal."~LOBI BANDARA~
Franda yang sekarang duduk di kursi tunggu karena diminta oleh Ariza untuk menunggu seketarisnya yang entah ada dimana, sedangkan Ariza mencoba menghubungi Iqbal seketarisnya itu berada di posisi mana, dan memberitahu jika mereka telah sampai dibandara.
"Bagaimana, dia ada dimana?" tanya Franda setelah Ariza selesai menelfon.
"Katanya dia sedang mengambil tiket, nah tuh dia." Ariza yang matanya terus sibuk mencari keberadaan dari seketarisnya itu. Tapi setelah melihat sosok pria yang tidak asing barulah dia agak tenang, pria itu berjalan agak cepat mendekati 2 orang yang telah menunggunya.
"Maaf pak, tadi saya pesan tiket online dan mengantri untuk mengambilnya. Pak ini tiket untuk bu Franda," ucap Iqbal memberikan salah satu tiket pada Ariza.
"Nih mba tiketnya, ouhnya mba nanti sampai sana kan malam. Aku sudah cek-in 2 kamar hotel sebelahan, besok jadwal pertemuan dan yang lainnya nanti tanyakan saja semua pada iqbal jika ada yang kurang faham nanti mba obrolkan dengannya."
"SIAP PAK BOS!" ucap Franda yang memberikan hormat pada Ariza yang telah memberikan printah padanya tersebut.
Franda belum tahu tujuan yang akan dia datangi, karena dia tak sempat membaca alamat yang diberikan oleh Ariza karena saking fokusnya membaca dokumen dan proposal yang akan dia bahas nantinya sebagai presntasi, hingga suara dari pengeras suara itu mengumumkan sebuah penerbangan barulah Ariza memberi tahu Franda yang masih fokus sama kertas tulisan yang ada ditangannya.
"Mba, sudah waktunya penerbangan mba." Ariza yang mengugah Franda yang masih duduk.
"Ouh. Iya, baiklah aku pergi duluan yah. Kamu kapan perginya?" tanya Franda yang melihat Ariza masih santai-santai saja.
"Iya aku mah gampang, kan naik pesawat sendiri mah bebas. Tinggal menunggu pilot dan co-pilotnya saja, udah mba aja duluan gih!" ucap Ariza yang malah duduk kembali di kursi.
Setelah Franda dan Iqbal pergi menuju pengecekan langsung masuk dalam pesawat, mereka masuk di bagian kursi VIP. Duduk bersebelahan Iqbal yang sekarang malah fokus membuka buku dokumen yang harus ia siapkan, Franda hanya bisa melihat luar jendela melihat jika pesawat belum terbang, karena masih mempersiapkan para penumpang lainnya.
Tak butuh waktu yang lama akhirnya pesawat itu terbang juga, setelah pengecekan ulang Franda belum tanya arah tujuan mereka akan pergi ke negara mana.
"Ouh yah, kita akan pergi ke negara mana yah. Semalam aku tak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan oleh Riza, makanya aku tak tahu tujuan sekarang!" tanya Franda yang menoleh pada Iqbal yang sekarang langsung menutup bukunya.
"Kita akan pergi ke negara Singapura bu, dan akan bertemu dengan Klien di gedung JJ group." Jawab Iqal yang membuat kaget lagi adalah ternyata Franda malah datang ke negara dimana Ammar sedang dalam masa pengobatan.
"HEE! Apa kamu bilang, negara mana kita akan pergi?" tanya Franda hanya untuk menyakinkan kembali jika dia tidak menuju tempat yang sedang dia hindari.
"Singapura bu, apakah ada masalah bu Franda?" tanya balik Iqbal dengan wajah yang sangat datar ia melihat raut wajah Franda yang agak kaget tersebut.
"Ah, tidak hanya saja kenapa kita malah datang ke negara yang sedang ku hindari," ucap Franda yang sedikit berguman tapi masih bisa didengar oleh Iqbal, karena mereka duduk bersebelahkan. Iqbal yang sedang fokus kembali pada majala yang sedang dia baca.
"Mungkin sudah takdir," jawab spontan dari Iqbal.
Franda hanya tersenyum angkuh karena keadan tersebut memang tidak bisa dia hindari, dan bohohnya dia tidak langsung mengecek alamat yang dikirim oleh Ariza adiknya. Jika dia tahu maka dia pasti sudah menolaknya, tapi dia berfikir kembali tak akan bisa menolak permintaan dari Ariza yang sangat keras kepala.
"Iya kau benar lagi pula tak akan bisa menolak permintaan dari pria keras kepala itu, dia pasti akan masih kekeh dan memaksa dengan berbagai ancaman dan cara untuk mendapatkan apapun yang dia ingin termasuk memaksaku untuk melakukan apa yang dia inginkan." Penjelasan Franda hanya di sauti oleh Iqbal dengan anggukan kepala pelan.
"Itu anda tahu, bagaimana sifat asli pak Ariza anda bahkan lebih mengenal beliaukan."
~SINGAPURA. PUKUL 22.00. HOTEL VR~
Mereka yang sekarang baru sampai di depan halaman hotel yang langsung disambut oleh penjaga disana, Iqbal langsung mendatangi bagian resepsonis untuk mengambil kunci kamar yang sudah dipesan oleh Ariza. Setelah mendapatkannya, mereka langsung menuju tempat dimana mereka akan langsung istirahat.
"Selamat malam bu, besok saya akan langsung menghubungi ibu. Pukul 08.00 pagi saya akan menjemput anda, karena saya harus mempersiapkan tempat terlebih dahulu." Jelas Iqbal.
"Oke! Selamat beristirahat." Jawaban yang dikatakan oleh Franda sebelum masuk kedalam kamar, setelah berada di dalam franda langsung merebahkan tubuhnya di kasur putih tersebut.
Deringan hp miliknya membuat dia langsung merainya, tertera nama ibundah ia langsung mengangkatnya. "Hallo ibun… Alhamdulillah, aku sudah sampai dengan selamat…" pembicaran itu berlangsung agak lama, franda bercerita banyak hal dengan ibunnya itu, sambil berjalan menuju pintu balkon untuk melihat pemandangan malam yang terlihat sangat cantik dari jauh, dengan hisan malam yang sangat indah, karena dekat dengan sungai besar yang menuju ke arah pantai apa lagi ditambah dengan kelap-kelip dari kendraan yang melintas di jembatan menambah poin yang menajubkan.
Keesokan paginya pukul 08.00 pagi sesuai janji dari seketaris dari adiknya itu, iya datang tepat waktu. Tapi, sebelum pria itu mengetuk pintu Franda sudah keluar duluan kaget diantara mereka berdua karena merasa tidak tahu jika keduanya saling memandang satu sama lainnya.
"Ouh, astaga! Kamu bikin aku kaget, ternyata kamu tepat waktu juga yah!" ucap Franda yang sekarang berjalan keluar setelah bersiap.
"Ruang rapatnya sudah siap bu, anda sudah sarapan?" tanya Iqbal yang langsung berjalan dibelakang Franda.
"Alhamdulillah sudah, bagaimana denganmu?" tanya balik Franda yang tak menoleh kebelakang karena fokus pada jalan sampai di lift mereka langsung masuk kedalam.
"Saya juga sudah bu."
"Syukurlah, ayo kita mulai membahasnya bagaimana awal sampai akhirnya."
Pukul 12.00 siang, setelah acara selesai Franda merasa sangat lega karena tugasnya sudah beres, kontrak kerja telah terlaksana dengan sangat lancar, Iqbal langsung menghubungi Ariza soal keberhasilan tersebut. Sang adik sangat senang karena mba bisa membujuk orang yang sangat rewel dan sangat pemilih tersebut, tapi perusahannya memang sangat membutuhkan dukungan dari orang tersebut. Makanya Riza sangat senang karena kakaknya bisa menanganinya dengan sangat baik.
"Besok apa lagi, coba kamu cek jadwalku besok katanya ada satu lagi pekerjan yang harus aku urus?" tanya Franda yang menanyakan jadwal selanjutnya.
"Besok, jadwal pertemuan pukul 10 siang bu. Dan itu berada di Rumah Sakit, karena katanya beliau sedang sakit dan sedang dirawat. Apakah anda ingin menengoknya terlebih dahulu sebelum pertemuan anda?" tanya Iqbal yang langsung di tatap oleh Franda.
"Kau sudah gila. Kamu bilang dia sedang sakitkan, bagaimana orang sakit mengadakan pertemuan. Telfon Ariza sekarang juga, aku akan memarahi dia."
Ariza langsung menjelaskan jika kliennya kali ini orang yang sangat sulit sekali ditemui, makanya sekalian untuk membahas tersebut dengannya ditempat tersebut, karena masalah kesehatan dia membatasi banyak orang yang ingin menemuinya. Ariza sudah minta waktu bertemu jauh-jauh hari, makanya ini kesempatan sekali yang harus di manfaatkan.
"Baiklah, lagi-lagi aku malah menuruti permintan dari kamu!"Bersambung…
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA
RomanceYang mau polow-polow bisa lihat akun sosmedku... Ig : Nagirah46 Tik tok : Nagirah46 Selamat reading temen-temen pembaca, ditunggu kedatangannya selanjutnya. Cinta adalah sesuatu yang dikirim Tuhan untuk menyatukan sepasang yang telah di anugerah...