Keesokan paginya Ammar akhirnya sudah sadar melihat kondisinya saat ini malah berada di RS, lalu tampak dia mengunakan tabung oksigen dan selang dimulutnya tersebut.
"Ammar kamu sudah bangun, mau apa?" tanya sang kakak sigap langsung bangun dari tempat melihat sang adik yang seperti kesulitan tersebut.
Ia hanya menatap kakaknya yang berada di disisi ranjang tak lama melihat Ruhi kakak iparnya juga disana. Terlihat Ammar sedang berusaha untuk bicara dengan kakaknya tapi ia tak bisa bicara hanya gerakan matanya saja yang membuat isyarat agar kakaknya membantunya untuk melepaskan selang yang ada dimulut.
"Sayang ada apa? Apa yang dia ingin katakan, coba kamu dekatkan diri padanya." Pinta sang istri yang saat ini ikutan panik.
Damar jadi mengikuti saran yang dikatakan oleh sang istri, lalu Damar mendekat kan telinganya untuk mendengar apa yang ingin dikatakan oleh Ammar.
"Hah Hisa, holong lepas selang hini..." (Kak bisa tolong lepas selang ini.)" suara itu sangat sulit dikatakan oleh Ammar.
"Ouh iya baiklah, akan saya bantu kamu untuk membuka. Ammar sudah baikan kan, kamu pasti kesulitan bicara yah. Sebentar aku akan lepaskan dulu alatnya," ucapnya Damar seraya melepaskan alat bantu nafas Ammar itu, dia lalu membuat ranjangnya agak tinggi agar Ammar bisa setengah duduk.
"Bang, aku mau minum. Sangat haus," ucap Ammar yang langsung di tuangkan air oleh Ruhi.
"Iya, baiklah. Sayang ambilkan minum," ujar Damar lalu menyuruh sang istri untuk ambilkan air putih yang ada di meja sebelahnya.
"Baik," langsung mengambil air putih, dan diberikan pada sang suami.
"Nih Ammar, pelan-pelan minumnya." Damar membantu Ammar untuk minum, setelah selesai Damar meletakkan gelas di sampingnya.
"Bang, kita dimana? Kayaknya bukan Rs kita," tanya Ammar yang sadar jika dirinya dibawa di rumah sakit agak asing.
"Rumah sakit Purnama, yang punya temen Abang. Kemarin Abang baru ingat jika alat bantu yang harus dikirim, malah nggak jadi dikirim. Jadi terpaksa Abang minta temen Abang buat rujukan, agar kamu bisa dirawat disini." Penjelasan ringkas dari Damar.
Ammar tersenyum tipis, dia tahu jika kakaknya itu sedang berbohong padanya. "Begitu, bukan untuk menghindari sesuatu kan bang?" Tebak Ammar yang sudah curiga lebih dahulu.
"Eh, iya.. bukan kok, kamu tenang aja. Yaudah kamu mau apa lagi sekarang, mau makan?" tanya Damar untuk menghindari pertanyaan lainnya.
"Nggak, aku hanya ingin minta phonselku?" ujar Ammar yang langsung membuat kakaknya terdiam.
"Tidak, kamu baru saja bangun masa harus main Phonsel, aku tidak izinkan. Aku peringatkan sebagai dokter kamu, tak boleh main hp dulu titik." Peringatan keras bagi Ammar dari kakaknya.
"Bang tak usah khawatir, aku hanya ingin menghubungi seseorang agar dia tak cemas," ujar Ammar.
"Apakah kamu ingin menghubungi Franda," tebakan sang kakak, Ammar langsung mengangguk kepalanya pelan.
"Siapa Franda?" sahut Ruhi yang masih belum tahu. Entah dia lupa sama wanita yang seharusnya dia hubungi, Damar lalu melihat istrinya dengan tatapan kesal.
"Wanita yang membawaku malam itu mba, namanya Franda," jawab si Ammar.
"Wanita itu yang kau incar, hingga bela-belain kamu meninggalkan Perusahaan kamu sendiri demi jadi karyawan dari Franda." Sambung sang Damar yang agak kesal.
"Bang, bukan itu alasan utamanya. Awalnya aku hanya ingin mengambil alih perusahaan Hino Hara otomotif, dan Otomotif Generation, sayangnya rencana ku berubah," penjelasan Ammar yang langsung membuat Damar langsung menebaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA
RomanceYang mau polow-polow bisa lihat akun sosmedku... Ig : Nagirah46 Tik tok : Nagirah46 Selamat reading temen-temen pembaca, ditunggu kedatangannya selanjutnya. Cinta adalah sesuatu yang dikirim Tuhan untuk menyatukan sepasang yang telah di anugerah...