Franda hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Ammar, dia lalu berjalan mendekat menuju ranjang Ammar. Karena Ammar terus menepuk-nepuk samping kasurnya itu, agar Franda mau duduk disana.
"Duduk sini," Ammar menepuk-nepuk samping tepian ranjangnya.
"Ammar, ada apa?" Franda agak canggung jika ditatap oleh Ammar, matanya memang terlihat sayu tapi masih mampu memancarkan aura yang membuat Franda salting.
"Coba duduk dulu sini, ada yang ingin aku katakan pada mu, Bu!" ucap Ammar sambil menggenggam tangan Franda erat.
Akhirnya Franda duduk dimana Ammar inginkan, Ammar yang masih menggenggam tangannya, sambil menatap wajah Franda yang agak kemerahan karena ngebluse dan deg-degan.
"Franda, boleh nggak aku..." ucap Ammar yang saat ini tak bisa ia ungkapkan dengan kata-katanya.
"Apa lanjutkan dong kalau ngomong, kamu kebiasaan deh! Kalau ngomong setengah-setengah, bikin penasaran orang aja." Kekesalan Franda yang menunggu ucapan kelanjutan dari Ammar.
"Cielah nungguin yah!" Ammar masih sempat mengajak Franda bercanda.
"Ih apa sih, nggak lucu tahu gak! Cepat katakan apa yang ingin kamu tanyakan padaku," tanya Franda yang menatap Ammar.
"Itu karena Bu Franda tidak menatapku, padahal aku ingin bicara serius dengan mu," ucap Ammar yang saat ini meminta Franda untuk melihatnya.
Degupan jantung Franda sangat kencang sekali, membuat dia tak bisa melihat Ammar saat ini. Seraya tangan yang lain meremas bajunya yang terkepal erat, membuat Ammar juga meraih tangan yang satunya.
"Bu, jika ada yang ingin kamu katakan bicara saja aku akan siap menjawabnya. Tak akan ada kebohongan atau rahasia lagi diantara kita, aku janji." Suara Ammar yang penuh dengan keyakinan untuk membuat Franda percaya padanya.
"Tak ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Franda yang saat ini menelan habis semua pertanyaan itu dalam hatinya.
"Kenapa? Bu Franda marah sama saya, maafkan saya yah. Coba lihat kemari, saya ingin melihat wajah Bu Franda yang lagi marah dan kesal itu pada saya." Ammar bersuara sangat lembut sekali.
Perlahan Franda menoleh pada Ammar, terlihat di pelupuk mata Franda sudah menggenang air saja, Ammar lalu terdiam tersentak.
"Nah kalau begini kan enak kita ngobrol yah. Coba bicara dengan baik, Bu Franda ingin ngomong apa sama saya, kalau mau ngobrol bukannya harus natep lawan bicaranya, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh anda saat pertemuan pertama kita," ucapan Ammar membuat Franda mengingat masa-masa awal-awal Ammar masuk kerja dan jadi salah satu Junior yah.
"Ammar, kamu akan sembuh kan. Iya kan," ucapan itu sangat parau sekali diucapkan Franda.
Ammar hanya tersenyum simpul, lalu melihat lekat Franda yang sudah pecah tangis yah itu, tak mau membuat Franda semakin hancur dengan harapan yang sia-sia, Ammar langsung memelukmu membiarkan Franda menangis yang ia tahan selama ini.
"Franda, terimakasih sebelumnya. Kamu telah mengajarkan aku banyak hal, tentang sebuah kata pantang menyerah. Cuman aku tak suka sikap pesimismu, dan cengeng mu ini. Aku yakin kamu wanita yang sangat kuat, tak kalah dengan wanita lainnya. Kamu wanita yang hebat, jangan pedulikan apa yang dikatakan oleh banyak orang, kau adalah wanita yang istimewa, jadi jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri mengerti." Kata demi kata yang terucap oleh Ammar membuat Franda hanya bisa menatap wajah bingung.
"Maksudnya?" Franda lalu melepaskan pelukannya.
"Franda, boleh ku tahu sesuatu padamu?" tanya Ammar lagi.
"Apa?" Franda bingung, sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh Ammar.
"Apakah kamu sudah tahu identitasku?" Ammar ingin memastikan sesuatu yang ingin dia ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA
RomanceYang mau polow-polow bisa lihat akun sosmedku... Ig : Nagirah46 Tik tok : Nagirah46 Selamat reading temen-temen pembaca, ditunggu kedatangannya selanjutnya. Cinta adalah sesuatu yang dikirim Tuhan untuk menyatukan sepasang yang telah di anugerah...