19. DATANG MENJENGUKMU

3 1 0
                                    

Keesokan paginnya Nois yang sedang sibuk di meja kerjanya karena mengurus banyak sekali pekerjaan yang akhir-akhir ini sangat banyak sekali sedangkan waktu dia married sebentar lagi tapi kerjaannya di kantor belum juga selesai atau longgar. Seperti semakin hari semakin banyak saja, itulah membuat Nois sangat bingung, bahkan dia juga menyelesaikan hal yang lainnya keperluan dalam pernikahannya. Nois yang memberikan tugas pada beberapa pekerjanya untuk beberapa waktu kebelakang saat dia sedang tidak ada diposisi, ia juga masih sangat penasaran dengan perusahan Human Otomotif Zero yang masih jadi misteri baginya. Karena sudah hampir setahun belum menemukan titik terang pemilik perusahan tersebut seperti ditelan oleh alam, itulah yang membuat Nois sangat penasaran.
" Assalamualaikum… Bagaimana perkembangannya… ouh iya, baik saya akan kesana…" Nois yang bicara di telfon seraya melewati ruang kerja kariyawannya, lalu ia sekilas melihat Franda yang sekarang sedang sangat fokus berada di depan layar komputernya.
Setelah selesai mengobrol Nois langsung mematikan panggilan tersebut dan langsung mendatangi meja Franda yang sekarang tempat tersebut agak sepi karena beberapa kariyawan disana sebagian besar lagi keluar aja juga kerja di lapangan, dan ada beberapa juga sedang ke kantin. " Ada yang tidak bisa kamu kerjakan,” suara itu persis berada di telinga Franda membuat kaget.
Seketika reflek badan Franda langsung menghindarinya, lalu melihat Nois yang membantunya untuk mengarahkan kusor ke sebuah tampilan menu lainnya. "Nois! Bikin kaget tahu nggak," ucap Franda.
"Maaf! Kamu belum selesai?" tanya Nois yang sekarang malah duduk di sampingnya.
"Kamu nggak usah khawatir, ini urusan gampang aku bisa tangani ini kok!” ucap Franda yang sekarang menyakinkannya.
"Masih lama?" tanya Nois kembali, sedangkan Frnda malah fokus kembali kelayar komputernya.
"Iya. Emang kenapa? Kamu ada perlu denganku," tebak Franda yang langsung melirik pada Nois yang masih duduk di sampingnya.
"Iya. Kamu lupa yah, aku minta apa semalam sama kamu?" jawab Nois yang menahan kepalanya di tangan sambil menatap Franda yang masih fokus di layar komputer.
"Hah.. perasan kamu tak bilang apapun semalam, ngimpi kali yang kamu bilang." Pertegas Franda karena memang Nois tak minta apapun semalam.
"Yaudah biar aku ingatkan lagi. Nda semalam aku minta kamu anterin aku untuk ketemu dengan Ammar, karena aku ingin sekali ngobrol dengannya ini prigal soal resign dia," ucap Nois yang meminta Franda mengantarnya.
"Lah bukannya aku sudah kirimkan alamat Rs-nya sama kamu yah!" ucap Franda yang tak mau berurusan lagi dengan Nois. Apa lagi berduaan lagi dengan Nois karena dia takut mamah atau keluarga dari Nois tahu, dia juga yang akan kena sasaran empuk.
"Iya aku memang menerimanya, tapi… kamu tahu sendiri bagaimana sikap Ammar padaku jika dia mengetahui aku akan mengengoknya dia pasti tak akan mau menerima kedatanganku kan,” penjelasan Nois yang langsung membuat Franda menaikan satu alisanya dengan raut wajahnya yang seakan tak mengerti.
"Baiklah. Aku selesaikan ini dulu, tapi jangan pakai mobilku yah!" ucap Franda yang tak mau menjadi masalah saat dia datang malah langsung diusir oleh keluarga Ammar yang lain.
"Iya aku tahu kamu cuman menemani aku saja, tahu beres. Aku masuk dulu, ambil kunci mobil. Kamu siap-siap saja sekarang nda," ucap Nois.
Nois yang sekarang beranjak dari tempat berjalan menuju ruang kantornya kembali, sedangkan Franda hanya melihat kepergian Nois. "Apa-apa dia, kok tiba-tiba mengajak aku ketemu Ammar, ngga ada ujan nggak ada angin. Ada aja ide alasannya dasar Nois, padahal aku sudah berikan alamat rumah sakitnnya masa ia sih dia nggak tahu tempat tersebut. Kan ngak mungkin banget dong!" ucap Franda yang bicara sendiri, seraya mematikan komputernya dan merapihkan barang-barangnya.
"Udah selesai Nda, ayo kita berangkat sekarang jika kemalaman  jalan pulang tak baik." Suara Nois yang keluar dari ruangannya.
"Iya. Meta aku duluannya, aku ingin ngater pak Nois nengokin Ammar."
"Iya bu, ati-ati.”
Naik lift Nois yang memecet tombol lift menuju lantai bawa, langsung ke parkiran setelah sampai di mobilnya Nois yang langsung masuk kedalam mobil jok supir Frnda juga langsung masuk ke dalam jok sampingnya.
"Kemarin kamu nengokin Ammar dengan siapa?" tanya Nois yang sangat penasaran setelah mereka keluar dari parkiran mobil.
"Amira, nggak sengaja ketemu sama adiknya Ammar di mini market. Lalu aku langsung datang kesana hari itu juga. Saat pulang kantor pas masih agak siang itu setelah pertemuan klien  diluar,” penjelasan Franda.
"Ouh gitu! Terus kamu tahu dia sakit apa?" tanya Nois yang sangat penasaran dengan keadaan Ammar.
"Nanti kamu tanyakan saja sendiri sama orangnya, aku nggak mau ngasih tahu. Karena nanti bikin aku nggak kuat Pak Nois,” ucap Franda yang menatap keluar jendela melihat pemandangan di jalan.
"Begitu yah! Baiklah, aku tak akan tanya apapun lagi. "
Di tengah perjalanan Nois mampir di toko buah untuk dibawa kerumah sakit, dan beberapa cemilan untuk Franda karena dia sangat hafal jika Franda kuat banget dengan nyemil. Perjalanan dilanjutkan sampai akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang mereka tujuh, terlihat wara-wiri orang yang seperti sangat sibuk Nois dan Franda yang baru keluar dari dalam mobil langsung masuk kedalam, Nois yang hanya bisa berjalan di belakang Franda karena dia harus mengikuti langkahnya.
Nois yang membaca satu persatu nama-nama bangsal yang ada bahkan ia mengingat beberapa dari plang yang ada di rumah sakit tersebut, hingga pada akhirnya mereka telah sampai di depan pintu, saat akan membuka pintu Franda sangat terkejut bukan main. Malah bertabrakan dengan Damar kakak Ammar yang baru saja keluar dari dalam kamar, Franda terbelalak kaget.
"Kamu?..." tatapan Damar juga ikut sangat kaget. Tapi, ia lebih kaget lagi setelah melihat seseorang yang ada dibelakang Franda. Melihat sosok pria yang ada disana dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya.
"Selamat Sore, permisi…!" sambung Nois yang langsung membuat Franda langsung minggir kesamping dan Nois yang langsung berhadapan langsung dengan Damar.
"Iya selamat sore juga," Sahut Damar untuk menjawab Nois.
"Maaf dok, saya adalah teman Ammar. Kami datang untuk menjenguk beliau, apakah beliau masih bisa di jenguk?"
Damar tak banyak bicara lagi mengatakan jika Ammar sekarang sedang dipriksa di ruangan lain, dan dimohon untuk menunggu di dalam ruangan rawat bersama Franda. "Nda yang tadi itu siapa kok wajah kamu seketika pucat sekali. "
"Pria barusan adalah kakak Ammar, dia yang tak membolehkan aku untuk menemui Ammar. Makanya aku takut datang kesini ketemua dia, malah ketemunya berpapasan lagi."
"Kamu nggak apa-apa? "
"Menurut kamu gimana? Pertanyan konyol yang kamu tanyakan tahu nggak," ucap Franda yang sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh Nois.
"Assalamualaikum…" suara itu terdengar setelah sebuah pintu terbuka ternyata itu Amira yang mendorong kursi roda yang ada Ammar sana.
"Walaikumsalam, " Nois dan Franda menjawab bersamaan, mereka langsung berdiri setelah melihat Ammar dan dua wanita beda usia juga ikut masuk kedalam.
"Ternyata ada Bu Franda dan Pak Nois. Silakan duduk maaf, kalian berdua jadi harus menunggu lama."
"Tak kok, bagaimana kondisimu Ammar?" tanya Franda yang sangat khawatir dengan keadaan Ammar setelah kontrol saat ini.
"Alhamdulilah agak baik bu, anda datang bersama pak Nois. Pasti sangat kaget yah jika saya tiba-tiba resign dari perusahan anda makanya anda minta Bu Franda mengantar anda datang kesini," ucap Ammar yang bicara bergantian dengan Nois.
Dengan senyum tipis Nois hanya bisa menjawabnya, karena dia sangat kaget melihat banyak sekali yang beda dari Ammar saat ini padahal baru beberapa hari dia tidak melihat Ammar. Makanya dia tak bisa bicara apapun saat ini, suaranya seakan terhenti di kerongkongannya.
"Mau bicara diluar? Pak Nois Ivander," ucap Ammar yang menatap tatapan yang penuh dengan bidikan sangat tajam.
"Kenapa tak bicara di dalam saja sih nak," ucap sang ibu yang menyarankan sang anak untuk bicara di dalam ruangan karena Ammar yang baru selesai priksa.
"Iya kak, biar kita yang keluar dari sini yuk mah, mba Frnda!" sambung Amira yang langsung memeluk lengan Franda.
"Nak Franda sudah makan, kita ke kantin saja yuk!" ucap Ibu dari Ammar yang ikut pergi meninggalkan tempat tersebut, mereka yang bersaman mengjak Franda pergi dari tempat tesebut tanpa menunggu jawaban dari Franda mereka langsung meninggalkan Ammar dan Nois yang berada di dalam ruangan.
"Mereka sudah pergi! Ada yang ingin kamu bahas denganku NOIS IVANDER." Sikap Ammar seketika langsung berubah mode menjadi dingin dan sangat sinis setelah Franda pergi meninggalkan tempat.
"Apakah ini sikap aslimu, kenapa kamu melakukan kebohongan seperti itu. Atau ingin mendapatkan simpati dan perhatian dari Franda?" ucap Nois yang sangat penasaran dengan prubahan sikap yang ditunjukan oleh Ammar saat ini.
"Bisa di bilang seperti itu. Karena aku orangya berterus terang apa adanya, dengan orang yang ku suka atau yang TIDAK ku suka!" jawaban Ammar membuat Nois mengerti apa yang dimaksudkan tersebut.
"Begitu rupayanya! Baiklah aku tak akan basa-basi lagi dengan anda pak AMMAR ANTONY AL-JURAS. Ada yang ingin aku tanyakan pada anda, prihal soal ini," ucap Nois seraya menujukan surat resign milik Ammar.
Ammar hanya tersenyum, lalu melihat Nois yang sepertinya belum mengetahui jika dirinya adalah predir Human Otomotif Zero. "Seperti yang anda lihat jika aku sedang menunggu anda untuk ACC surat tersebut, karena saya tak mungkin akan melanjutkan kontrak kerja dengan anada atau perusahan anda pak Nois." Penjelasan Ammar itu membuat Nois terdiam.
"Apakah separah itu, hingga kamu tak akan kembali. Kau pasti akan sembuhkan?"
"Haah.. kenapa semua orang mengharapkan aku untuk sembuh, pak apakah kau tidak tahu jika aku sembuh aku akan jadi saingan terbesarmu dalam merebut tahta dan cinta mu."

Bersambung…

[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang