6. MENGHIBUR KAMU.

7 3 0
                                    

Ammar yang sangat lahap sekali makan masakan Franda yang dibawa Franda, sedangkan Franda hanya menonton Ammar yang saat ini sedang menikmatinya.
"Sungguh ini sangat enak sekali, masakan bibi dirumah juga kalah nih," ucap Ammar yang melahap semua tanpa sisa.

"Pelan-pelan Ammar makannya, bibi dirumah maksudnya pembantu?" tanya Franda yang sangat penasaran.

"Bukan. Bibi itu tanteku, adiknya Abi. Aku tinggal sama beliau disini, karena rumah ku jauh. Kalau ngontrak sayang, biar uang ditabung buat beli yang lain." Penjelasan Ammar.

"Bagus itu. Yasudah makanlah," Franda yang menyodorkan banyak menu pada Ammar.

"Ibu Franda tidak ikut makan?" tanya Ammar yang melihat Franda , hanya senyuman lebar terukir di wajah Franda.

"Tidak. Kau saja, jadi habiskan." Franda tak bisa mengambil apa yang dia sudah berikan.

"Yakin nih, aku beneran akan habiskan loh." Ammar yang semakin menyakinkan Franda.

"Iya, aku yakin kok! Udah kamu habiskan saja tak apa." Franda yang menekankan.

"Baiklah. Jika sudah dapat izin maka aku akan habiskan semua ini tanpa sisa, jangan mencarinya lagi yah," jawab Ammar yang langsung menumpah semua menu itu dalam satu wadah, hingga nasi tak terlihat karena saking banyaknya lauk.

"Iya," jawab singkat Franda.
Setelah itu Ammar mengaduk-aduk hingga tercampur rata, Franda yang melihat makan Ammar itu merasa sangat senang.

"Cih, makan saja kamu seperti anak kecil yang kelaparan." Gerutu Franda.

Ammar yang langsung menatap Franda yang sedang melihat kearah lainnya, Ammar lalu menyendokan sebuah suapan. "Bu, coba lihat kemari."

"Hemm,... aamm." Saat Franda menoleh tiba-tiba sendok dengan suap nasi campur aduk itu masuk kedalam mulut Franda.

"Masukkan, hehehe..." Ammar sangat senang sekali saat Franda makan disuapi olehnya.

"Bu Franda harus banyak makan, biar nangis juga kuat. Kalau misal disuruh lari Bu Franda akan kencang, tak apa jika ibu mau menangis aku pura-pura tidak dengar kok dan tak melihat juga." Sambung Ammar sambil mengaduk-aduk nasi di wadah.

"Emangnya aku kenapa?" ujar Franda yang tak mengerti dengan ucapan Ammar.

"Ibu boleh membohongi semua orang, dan membodohi diri sendiri, tapi anda harus sehat dulu agar mental ibu juga bisa sehat. Jadi walau hilang 1 maka akan tumbuh seribu, termasuk aku."

"Haa? Apa si maksudnya, aku gagal faham tahu."

"Bu, mencintai pak Nois kan!" ucapnya Ammar yang membuat Franda terdiam sejenak.

"TIDAK! Kata siapa?" Franda yang membantahnya.

"Bu, sudah aku katakan tadi ibu bisa membohongi semua orang dan membodohi diri sendiri, tapi tatapan mata dan sorot mata ibu beda," jawab Ammar yang menegaskan kembali.

"Kamu tahu apa soal itu, kamu tak akan mengerti perasaan dan pikiran ku. Jadi jangan sok tahu deh!" Bantah Franda yang tak mau kalah.

"Ha-ha-ha... Baiklah, baiklah. Memangnya cuman Bu Franda sendiri yang tahu tentang semua hal itu, tapi saran aku. Entah mau dipakai atau tidak, itu hak ibu. Tapi, aku mau Bu Franda bahagia." ucap Ammar yang tanpa basa-basi lagi.

Tak terasa Ammar malah selesai makan, karena sesekali Ammar juga menyuapi Franda. Sama seperti diawal menyuapi Franda mencari ketidak sandaran Franda, hingga nasi dan lauk yah habis tak tersisa.

"Alhamdulillah, habis juga. Kenyang ya aku, makasih ya Bu, makanan sangat enak." ujar Ammar yang memegangi perutnya yang sangat sesak karena kenyang.

Sedangkan Franda masih menguyah makannya dimulut. "Ayo, bangun. Karena aku harus kembali bekerja, Bu franda mau pulang atau membantuku kerja?" Setelah membereskan alat makan dan kotak makan milik Franda.

[ TERBIT ] NAMA HUBUNGAN TERAKHIR KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang