Chapter 2

363 46 4
                                    

Keesokkan harinya pagi pagi sekali Winter sudah bangun dari tidurnya. Semenjak menikah dengan Karina, Winter selalu bangun pagi agar dia bisa menyiapkan sarapan untuk Karina sebelum suaminya itu berangkat kerja.

Walaupun sarapan buatannya sama sekali tidak pernah disentuh Karina, dia tetap tidak pernah absen melakukan pekerjaannya sebagai seorang istri.

Dan begitu semuanya sudah selesai, dia menaruh semua masakkan buatannya di meja makan lalu setelah itu duduk menunggu kemunculan Karina.

Ingin sekali dia pergi membangunkan Karina hanya sekedar untuk mengatakan jika sarapan sudah siap. Tapi karna takut hal tersebut akan membuat Karina risih, dia pun memutuskan untuk tidak pernah membangunkan Karina dan lebih memilih menunggu sampai suaminya itu bangun.

Saat sedang menunggu kemunculan suaminya, bibi Lee yang merupakan pembantu di rumah mereka datang.

Bibi Lee menatap penuh iba kepada nyonya majikkannya. Karna meskipun sudah beberapa kali disakiti oleh suaminya, nyonya majikkannya itu memilih untuk terus bertahan dan tak pernah sekalipun untuk mencoba mendekati orang lain yang jauh lebih pantas dibandingkan Karina.

"Nyah"

"Eh, bibi Lee"

"Dibuatin lagi ya?"

"Iya, namanya juga kewajiban bi"

"Nyah, nyonya Winter itu orangnya baik banget ya. Coba aja kalo orang lain yang nikah sama boss Yoo, udah dipastiin orang itu gak bakalan tahan"

"Kalo begitu, itu tandanya kalo saya ini wanita kuat kan bi?"

"Hu'um. Nyonya Winter itu perempuan paling kuat yang pernah bibi temuin. Jarang lho, ada perempuan kuat seperti nyonya Winter ini"

Perkataan bibi Lee cuma dibalas senyuman dan kekehan kecil dari Winter. Sampai tak berselang lama kemudian, Karina pun datang. Sudah lengkap dengan setelan kerjanya.

"Pagi boss, Yoo"

"Pagi"

"Selamat pagi" Sapa Winter.

"Bi, suruh kang Sooman buat siapin mobil sekarang"

"Oh, baik boss"

Karina yang hendak akan pergi, langsung dicegat Winter. Karina menoleh ke belakang menatap Winter dengan pandangan dinginnya.

"Kenapa?"

"Kamu...gak-"

Seakan tau soal apa yang akan dibicarakan Winter, Karina langsung memotong ucapan sang istri.

"Kamu makan aja, saya gak ada waktu. Saya bisa makan di kantin kantor"

"Oh...yaudah. Hati hati"

Karina pergi meninggalkan Winter tanpa berkata apa apa usai Winter mengatakan kalimat terakhirnya.

"Tiap hari selalu aja begitu jawabannya" Lirih Winter.

"Padahal kan aku cuma mau jadi istri yang baik buat kamu, apa itu salah?"

****

Siangnya, Winter memutuskan untuk pergi ke Supermarket terdekat untuk membeli kebutuhan makanan.

Saat sedang memilah milih beberapa sayuran untuk dibeli, tiba tiba ada seorang anak kecil yang terjatuh di hadapannya.

Anak kecil itu menangis sambil memeluk lututnya yang luka akibat efek terjatuh tadi. Winter langsung cepat menghampiri anak itu dan mengecek keadaannya.

"Nak, kamu gakpapa?"

"Hiks...sakit...hiks..."

Winter bergerak cepat mengambil plester dan juga tisu agar dia bisa membersihkan luka anak itu dan tak lupa dia pun menempelkan plester di lukanya.

I Still Love You A LotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang