Chapter 10

298 26 9
                                    

"Owalah iya, aku inget pah. Yang kalo gak salah waktu itu papah jadi korban pencurian oleh anak anggota DPR itu kan?"

"Itu kamu inget"

"Win kamu tau, waktu itu papah ngerasa gak cukup kalo cuma bilang makasih sama kamu atas kejadian itu. Dan berkat pertolongan kamu, papah jadi bisa ketemu temen sekolah papah yang ternyata mereka itu temennya papah sewaktu SMA. Makanya papah udah gak heran lagi pas denger pesan mamah kamu pada saat itu. Ternyata kamu itu anaknya Tiffany sama Taeyeon ya"

"Hehehe, bisa kebetulan gitu ya pah"

"Ya, dan karna kebaikkan kamu juga papah bisa mercayain kamu buat mendamping Karina di pelaminan. Tapi ternyata dia malah ngecewain kamu dan selalu bikin kamu sakit hati"

"Jadi papah pasangin aku sama Karina itu bukan karna sebatas perjodohan sama papah Tae?"

"Ya, enggak lah! Lagian kamu itu lahir tahun berapa sih? Kamu pikir ini tuh masih jamannya Siti Jubaedah?"

"Siti Nurbaya, pah"

"Oh iya, itulah pokoknya. Hah...jadi sekarang apa yang akan kamu lakukan?"

"Pah, asal papah tau aja...aku dulunya emang sudah berpikir dangkal. Untuk apa mencintai seseorang yang jelas jelas tidak cinta pada kita? Dan sesuai yang dikatakan Karina kalo dalam suatu hubungan itu harus diikat oleh 2 belah pihak. Dan jika cuma 1 orang saja yang mengikat perasaan itu, untuk apa dilanjutkan? Yang ada hanya akan membuat luka yang mendalam nantinya"

"Sebentar lagi Karina bakalan jadi orang yang udah gak bisa aku milikki. Kalo emang bercerai yang dia inginkan dari aku, yaudah gakpapa. Karna selama dia baik baik aja itu udah cukup buat aku"

"Winter...kamu itu wanita baik. Bahkan sangat amat baik. Tapi yang bikin papah heran, kenapa wanita baik seperti kamu sukanya sama orang yang tentunya tak berperasaan seperti Karina? Padahal saat itu kamu bisa saja menolak pernikahan itu"

"Pah, hidup itu ada timbal baliknya. Jika kamu punya hutang, maka kamu harus membayarnya. Jika kamu punya budi yang harus dibalas, maka kamu harus membalas budinya. Dulu semasa SMA, Karina pernah nolongin aku dari anak anak bandel yang mau gangguin aku. Jadi alasan kenapa aku bisa suka sama dia itu karna ada timbal balik. Dia udah nolongin aku waktu itu, maka dari itulah aku membalas kebaikkan dia dengan cara aku sendiri yaitu, mencintainya"

"Selamat Win, kata kata kamu berhasil mencolok mata papah" Tangis Yuri yang terharu mendengar kalimat Winter.

"Jadi keputusan kamu sudah bulat?"

"Sudah pah"

"Yasudah. Tapi ingat Win, meskipun kamu sama Karina sudah berpisah, papah sama mamah gak mau pisah hubungan dengan kamu. Kamu bisa dateng main ke rumah kapanpun kamu mau. Kalo ada apa apa yang gak bisa kamu selesaikan, kamu bisa minta tolong ke kami. Kami pasti selalu dukung apapun yang kamu lakukan selagi tidak merugikan Rakyat"

"Kalo merugikan rakyat?"

"Maka siap siaplah engkau duduk di kursi pengadilan"

"Bjir"

"Hahahaha, yuk masuk. Anginnya makin dingin disini"

"Iya, pah"

*****

Di ruang rawat pasien, Karina telah sadar sepenuhnya dan sekarang dia sedang disuapi Giselle makan malam yang telah disiapkan oleh rumah sakit.

Tadinya Jessica ingin menyuapinya, tapi dikarnakan dia yang mendadak ada urusan, jadi yang menyuapi Karina adalah Giselle sekarang.

"Nih makan. Jangan sampe lo gak makan. Ntar mati, nyusahin malaikat"

"Anjing lo. Otak lo dimana? Gw boss lo! Mau gw turunin gajinya?!"

I Still Love You A LotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang