Chapter 15

317 42 8
                                    

Berhubung kemarin merupakan hari special untuk negara RI, saya selaku manusia biasa yang hidup jauh sesudah jaman Romusha, ingin mengucapkan...

Semoga negara ini cepat sembuh dari Banyaknya korupsi yang sering terjadi dimana mana, lahirnya kekuasaan Oligarki, sistem hukum yang sudah mulai melunak, sila ke-5 pancasila yang sudah mulai mati, dan banyaknya pembubaran tempat ibadah yang marak terjadi di beberapa daerah.

Sekian ucapan dari saya, dan selamat ulang tahun negaraku, cepat sembuh negaraku☺️🇲🇨

*****

Karina pulang ke rumahnya dalam kondisi basah kuyup. Dengan tatapan kosong, kakinya melangkah menuju rumah.

Saat baru pertama kali menginjakkan kakinya di ambang pintu, tiba tiba saja di depannya sudah ada Winter yang terlihat khawatir melihat keadaannya.

"Rin? Kamu kok bisa basah kuyup begini sih, huh?"

Begitu Winter sudah ada tepat didepannya, rupanya itu bukan benar benar Winter. Itu hanyalah bayang bayang masa lalunya saat masih tinggal bersama Winter.

Disaat matanya melihat ke arah sofa, disitulah dia dapat melihat sosok Winter yang sedang berusaha menahan kantuknya saat menunggu dia pulang kerja.

"Hoaaammm~ jam berapa sih? Masa iya udah jam segini dia belum pulang? Ah, semoga aja gak terjadi apa apa dijalan"

Ctak...ctak...ctak!

"Akh! Aw~" Rintih Winter begitu jarinya tak sengaja teriris pisau saat sedang memotong bawang di dapur.

"Winter!"

"Kamu gakpapa? Coba sini liat tangannya"

Karina kembali terdiam begitu mengetahui yang barusan dia lihat hanyalah bayang bayang masa lalunya.

"Kak, kalo nantinya kita udah nikah kakak mau anak berapa?"

Karina terdiam di tempatnya kala sudah melihat kembali sosok Winter yang masih SMA itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina terdiam di tempatnya kala sudah melihat kembali sosok Winter yang masih SMA itu. Jika diingat kembali, di masa itu adalah masa masa Winter sedang berusaha mengejarnya.

Lama menatap senyuman indah tersebut, membuat Karina perlahan menitikkan air matanya.

*****

Sejak dia yang telah kehilangan sosok Winter yang selama ini tak ia sadari sangatlah tulus mencintainya, Karina benar benar dibuat terpukul. Bahkan dia sampai tidak fokus saat sedang mengerjakan tugasnya di kantor.

Dan dikarnakan hal tersebut, dia memutuskan untuk menyendiri di pinggir sungai sambil merenungi semua sikapnya kepada Winter selama ini.

Dengan memegang sebotol Sirup, Karina duduk sendirian membiarkan semilir angin sore menerpa kulit putihnya.

Dengan memegang sebotol Sirup, Karina duduk sendirian membiarkan semilir angin sore menerpa kulit putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Still Love You A LotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang