Chapter 6

321 40 6
                                    

Ryujin pov.

Ini adalah saat dimana pertama kali gw liat dia.

Ini adalah saat dimana pertama kali gw liat dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback on.

4 tahun yang lalu saat Winter masih duduk di bangku SMA, Winter dikenal sebagai murid desa kurang mampu yang beruntung bisa diterima bersekolah di salah satu sekolah yang paling bergengsi di kota Jakarta.

Kedua orang tua Winter hanyalah pemilik kedai Ramyeon yang jaraknya jauh sekali dari daerah perkotaan.

Selain itu, Winter juga merupakan gadis yang tangguh dan tidak mudah untuk ditumbangkan oleh siapapun.

Dan pada masa itu, Winter yang masih kelas 1 SMA sempat terlibat masalah dengan salah satu kakak kelasnya.

Perdebatan diantara keduanya tak terhindarkan. Mau keduanya sama sama tidak ada yang mau mengalah.

Hal itu bisa terjadi dikarnakan saat jam istirahat makan siang sesudah jam pertama kegiatan MPLS, Winter tak sengaja kakak kelasnya itu melakukan suatu tindakkan penganiayaan terhadap salah satu siswa baru yang bersekolah disana.

Karna anti dengan tindakkan pembullyan atau sejenisnya di sekolah, Winter langsung saja melabrak kakak kelasnya itu untuk mengomelinya.

Di sela sela perdebatan tersebut, Ryujin yang pada saat itu masih duduk di kelas 2 SMA, diam diam telah memperhatikan itu dari jauh.

"Kakak tuh gimana sih? Masa iya kakak kelas malah ngasih contoh yang gak bener ke adek kelasnya? Udah gitu di hari pertama mereka masuk sekolah ini loh"

"Gw ini kakak kelas lo. Gw setahun lebih tua dari lo. Otak lo dimana, hah?! Beraninya sama yang lebih tua! Gw punya senioritas disini!"

"Tch, beda setahun aja udah belagu gini, Gimana nanti udah jadi aki aki coba?"

"Apa?! Emang kenapa kalo gw kek gini, hah?! Berani lo sama gw?! Hah?!"

Lalu tak berselang lama kemudian, kakak kelas itu sudah akan memukul Winter. Winter yang cepat tangkap akan hal tersebut langsung menangkap tangan kakak kelasnya dan langsung diplintirkan sehingga kakel sombong itu pun terjatuh ke lantai dengan posisi kedua tangannya yang dikunci oleh Winter.

"Akh! Lepasin woi!"

"Lo minta maaf dulu, baru gw lepasin"

"Ck, iya iya! Maaf ya"

"Gak iklas banget. Minta maaf yang bener!"

"Banyak maunya, ya lo! Gw-Aaaakh! Iya iya, maafin gw. Gw ngaku salah!"

"Nah gitu dong. Sekarang gimana? Dimaafin gak nih?"

"Iya, aku maafin" Kata murid kelas 1 yang menjadi korban tindakkan penganiayaan itu.

"Oke. Nah, dari tadi gini kek kak. Kan gw jadi gak perlu susah susah maksa lo buat minta maaf ke dia"

"Berisik lo! Sana pergi lo jauh jauh dari gw!"

I Still Love You A LotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang