Detak jantung alvano terpacu kencang. Seperti ada yang menabuh gendang di dalam dada nya. Dalam beberapa detik pria itu masih terdiam kaku di tempat ia berdiri. Saling bertatap mata dengan sang kekasih membuat alvano tidak bisa berpikir dengan tenang
Nara yang kini diam menatap bingung ke arah alvano. Kenapa pria itu hanya diam saja saat nara bertanya
"mas vano, siapa yang hamil?" tanya gadis itu. Sembari mengguncangkan tangan alvano
Pria itu pun langsung tersadar dari lamunan nya."hah!"
"mas vano, kenapa malah diam. Nara tanya loh dari tadi." ucap nya lagi
"ahh..maaf sayang. Mas ngelamun. Sebenar-nya mas sedang bingung."alvano sengaja menggantung ucapan nya
Dahi nara mengerut."bingung kenapa mas?"tanya gadis itu dengan suara lembut nya
Alvano langsung menatap ke arah nara. Lalu menangkup kedua pipi gadis itu. Dan kedua nya pun saling bertatap mata
"sebelum-nya mas ingin minta maaf. Tapi mas mohon kamu jangan marah ya. Janji." ucapan alvano begitu serius. Sampai membuat nara semakin di landa penasaran
"mas please. Jangan buat nara semakin penasaran. Sebenar-nya ada apa. Kenapa mas vano bicara seperti itu?" tuntun gadis itu
"mas nggak mau buat kamu kecewa sayang. Tadi yang menelpon saudara mas. Dia bilang mas harus hadir di acara keluarga. Saudara mas mengadakan selametan atas kehamilan-nya. Tapi mas masih ingin di sini. Berlibur bersama kamu."alvano menatap sendu ke dalam manik nara. Dengan perasaan yang tulus. Walau pun di dalam nya tersemat sebuah kebohongan
Setelah mendengar apa yang alvano katakan. Seketika nara pun menghela nafas lega sekaligus ia tertawa kecil. "haha..nara kira ada masalah apa mas. Ternyata cuma karna harus menghadiri acara keluarga. Kenapa mas harus bingung seperti ini sih.. Nara nggak-papa kalau mas mau pergi. Nanti aku bisa pulang sendiri."ucap nya dengan perasaan legowo
Namun. Alvano segera menolak ucapan nara."nggak sayang...mas nggak mungkin tinggalin kamu sendiri disini. Kita pulang bersama ya. Lusa kan sudah masuk kuliah. Sepulang dari sini kamu harus istrahat."ucap alvano dengan tatapan memohon
Tiba tiba nara menyurut kan senyum nya. Yang kini berganti menjadi murung."tapi mas. Nara suka disini. Please..nara tinggal disini sampai masa liburan selesai ya.. Aku janji bisa menjaga diri. Mas vano mau pulang kapan? Nara bantu beberes ya." tawar nya dengan nada yang di buat seriang mungkin
Alvano menggelengkan kepala nya pelan. Kedua mata nya memperingati sang kekasih yang kini kedua mata nya sudah berkaca-kaca
Alvano memeluk nara. Tak tega melihat lelehan air mata yang menetes dari mata indah itu. "sayang. dengerin mas dulu ya...jangan nangis. Aku tau kamu masih ingin disini. Aku pun sama. Tapi mas nggak mungkin tinggalin kamu disini sendirian sayang. Mas nggak mau hal buruk akan terulang lagi. Pacar aku ini cantik banget. Jangan sampai di biarin sendirian. Takut di lirik laki-laki lain." bujuk pria itu. Sembari mengelus lembut rambut sang kekasih hati
Nara pun tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum senang. Akhirnya ia pun mengangguk pelan di dalam dekapan alvano
"aku janji. Nanti kita kesini lagi."ucap pria itu
Nara pun melepaskan diri. Lalu mendongak menatap penuh binar pada alvano."janji ya?"
Alvano mengangguk sembari mencubit kedua pipi nara dengan gemas."iya sayang. Janji."
Saking senang nya nara pun sampai menjijitkan kedua kakinya. Lalu mengecup pipi alvano."yeee... terimakasih pacar nara yang tampan." serunya di iringi tawa kecil yang terdengar sangat riang

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Collapse (Pak Dosen)
Romancekerja part time setiap hari naraya lakukan. Agar bisa mencukupi kehidupan sehari harinya. Dan juga untuk biaya kuliahnya. Mendiang kedua orang tuanya pernah berpesan jangan pernah putus sekolah. Pendidikan itu harus di utamakan. Jadi karna itulah na...