10. Waspadai alvano

28 0 0
                                    

Hari ini nara masih berada di pantai pita tali cinta. Entah apa arti dari nama pantai yang di beri nama oleh mendiang papa alvano. Yang pasti orang orang yang sering berkunjung kesini. Ada pasangan muda mudi. Orang yang sudah berkeluarga. Bahkan pasangan lansia. Intinya pantai ini di buka untuk semua usia dan kalangan. Aneh nya orang yang datang memang banyak bersama pasangan. Konon katanya. Disana ada dua batu besar. Yang menyatu lalu celah di antara tengah nya menyerupai pintu masuk. Orang mempercayai. Jika pantai itu membawa dampak baik pada suatu hubungan. Lebih langgeng mungkin. Mereka akan tahu jika sudah melewati pintu dari batu besar tersebut. Namun. Jika langsung berbicara pada sang pemilik pantai ini dari yang terdahulu. Itu hanya mitos saja. Yang sesungguh nya. Hidup. Mati. Jodoh. Semua kembali kepada sang pencipta



"kamu kenapa sayang? Kok menghindari mas?"tanya alvano merasa bingung. Terbukti pria itu duduk di sebelah nara. Sang empu langsung menggeser duduknya. Menjaga jarak dari alvano

"mas bau ya?" pria itu mengendus ketiak nya kiri dan kanan. Memastikan jika badan nya tidak bau keringat


Nara menoleh pada alvano. Lalu menggelengkan kepala. Dalam hati gadis itu terkekeh geli.'bukan bau keringet mas. Kamu yang terlalu membahayakan. Andai aja Nggak mesum. Aku tempelin terus."



"terus kamu kenapa menjauh terus. Kalau mas deketin?" desak pria itu


Nara tersenyum manis. Agak nya pria gagah ini tidak rumongso. Hehe..."mas mau tau. Kenapa aku menjaga jarak?"


Alvano mengangguk cepat

"mas vano harus di waspadai. Aku takut." sontak saja ucapan nara membuat kerutan samar di dahi alvano


"loh mas nggak akan gigit kamu. Yang. Paling cuma makan kamu aja." ucap nya enteng. Mendengar itu nara melemparkan bantal sofa ke arah alvano dengan gemas nya


"iih..serem. Udah malam nara ngantuk. Mas udah janji'kan besok mau ajak nara ke pintu batu?" alvano tersenyum lalu mengangguk mantap


"iya sayang. Yasudah kamu tidur gih. Selamat malam nara'ku"ucap alvano sembari tersenyum hangat

Blushh

Rasanya kedua pipi nara menghangat. Ia pun tersenyum tak kalah manis dan membalas ucapan pria tampan itu."selamat malam kembali mas pacar'ku"



Alvano langsung tersedak air liurnya sendiri. Mendengar ucapan nara yang sederhana..namun. Mampu membuat alvano ingin salto saja. Saking senang nya."yang. Manis banget sih. Senyum-nya jangan manis-manis yang. mas bisa diabetes loh." ucap alvano sembari menatap nara penuh binar dan mendamba


Nara tertawa kecil."gombalan receh pak dosen."nara tergelak tawa setelah mengucapkan itu


"loh mas nggak nge-gombal yang. Serius ini." bela alvano


"nara, udah sering denger. Gombalan yang seperti mas tadi. Receh banget sih." nara berbicara sembari melangkah menuju kamarnya


"dari siapa yang? Siapa yang berani nge-gombalin pacar mas?" rupanya pria itu tidak bisa di ajak bercanda. Terbukti menanggapi ucapan sang kekasih dengan serius


Nara tertawa tanpa suara. Salah siapa alvano yang lebih dulu mengerjainya. Sudah tahu cemburuan. Sok sok. Mau mengetes. Kena getahnya juga kan."cowok di kampus aku. Banyak yang nge-gombal manis. manis banget tau mas."ucap nara


"iya kah yang?" alvano bangkit dari tempat duduknya."bilang sama mas. Siapa orang-nya yang" pria itu melangkah ingin menghampiri ke arah nara


I'm Collapse (Pak Dosen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang