9. Ribut berujung cemburu nara

35 1 0
                                    

Menjadi asdos bukan lah pilihan nara. Namun. Gadis itu juga tidak mau mengecewakan kepercayaan dari dosen nya. Jadilah sekarang nara. Memiliki kesibukan yang hampir seperti sibuknya alvano. Sampai pria itu tidak bisa leluasa hanya untuk meminta waktu nara selama 30menit. Contohnya seperti sekarang ini. Alvano tengah menunggu nara menyelesaikan tugas yang di berikan bayu. Sudah hampir satu jam menunggu. Nara tak juga menutup laptopnya


Pluk

Tiba tiba alvano menutup laptop nara. Membuat gadis itu terkejut. Ia menatap alvano marah. Bagai mana tidak tugasnya tinggal sedikit lagi selesai. Kini terhenti oleh alvano. Harus kah nara memberi alvano pelajaran. Lebih dari mengacuhkan pria itu


"mas, kamu kenapa sih. Aku lagi ngerjain tugas. Kenapa kamu tutup laptop'ku. Gimana kalo aku harus ketik ulang."ucap nya penuh penekanan. Tak lupa nada bicara nara begitu dingin


"mas mau bicara sama kamu. Tapi dari semenjak pulang kuliah. Kamu mengabai'kan mas terus."balas alvano tak kalah dingin. Ia menatap manik nara. Namun. Rupanya gadis itu langsung membuang muka. Tak ingin di tatap sedemikian dalam oleh pria itu


Raut wajah nara berubah tak bersahabat."mas bisa lihat kan. aku lagi nugas. Kalo aku bicara sama mas. Kapan selesai-nya. Lagian mas nunggu belum ada satu jam. Gimana kalo sampai berjam-jam tanpa kepastian."ucap nara tak sadar terdengar oleh alvano se-akan sebuah sindiran untuk nya


Mendengar ucapan nara. Alvano semakin mendekat kan duduk nya pada nara. Lalu menghadap serius pada gadis itu."jadi sekarang kamu lagi balas mas. Iya?" tanya nya


Nara menggelengkan kepalanya. "nggak mas."jawabnya singkat


Alvano menggeram pelan. Di tangkup nya kedua pipi nara agar melihat ke arahnya. Keduanya pun bersitatap."kalau sedang di ajak bicara. Bisa kan lihat lawan bicara kamu nara,"tekan alvano


Dengan cepat nara melepas kedua tangan alvano di pipinya."mas mau nya apa hah?! Bisa jangan ganggu aku dulu. Kalo mas lagi sibuk. Bisa pergi jangan tunggu aku."nara sengaja berbicara seperti itu. Dia bukan tidak tau sedari tadi ada telpon di ponsel alvano. Namun..pria itu enggan menjawab. Di tambah dengan alvano yang sedari tadi terlihat gelisah


Mata alvano melebar. Dengan rahang yang mengetat. Dia bukan lagi merasa tersindir oleh ucapan nara. Ia pun merasa hatinya tercubit."oh.. Jadi seperti ini kamu marah. Cuma gara-gara aku nggak jemput kamu. Ck, hanya hal sepele seperti ini saja kamu marah. Dan tiba-tiba menerima tawaran dari bayu. Menjadi asisten dia. Kamu sedang cari pelarian dari saya."akhir dari kalimat pria itu menuduh nara. Seketika membuat nara semakin marah



Gadis itu bangkit dari duduknya. Berdiri menghadap alvano yang masih duduk di tempat nya."jangan terlalu cepat menyimpul'kan sesuatu masalah mas. Aku nggak marah mas nggak jemput aku. Mas tau nggak aku telpon kamu entah berapa puluh kali. Tapi mas nggak angkat telpon aku. Tau nggak gimana khawatirnya aku hah! Dan sekarang tiba-tiba menuduh aku mencari pelarian. Sehat mas?" keluar sudah kekesalan nara yang di sulut oleh alvano.


Setelah mendengar kan ucapan nara. Alvano terdiam. Menatap gadis-nya tak percaya. Jadi nara bukan marah padanya. melain kan sedang menghawatirkan dirinya. Sedangkan alvano sendiri. Disana malah senang senang


"mas mau nya sekarang gimana? Aku udah ber'usaha menyesuai kan kesibukan mas. Kita udahan aja ya. Seperti nya bukan hanya usia kita yang beda jauh. kes______"ucapan nara terhenti oleh alvano. Yang dengan cepat membungkam bibir gadis itu menggunakan bibirnya.


"emmpp___ttttthhhh."lengguhan nara yang tertahan. sedangkan sang pelaku. Yaitu alvano. Semakin menekan tengkuk nara. memudah kan pria itu memperdalam cumbuan nya.


I'm Collapse (Pak Dosen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang