"Lo ngajar hari ini?""Iya jadwal guru mana pernah libur." Sahut seorang wanita yang sedang memanaskan air untuk membuat kopi juga teh pelangsing untuk sahabatnya.
Wanita cantik berprofesi sebagai guru itu bernama Casandra Aprillya Dewi. Usianya sudah memasuki 25 tahun namun sampai saat ini ia masih betah menjalani hubungan yang nyaris tak tertolong dengan pria yang sudah ia pacari hampir 7 tahun.
Pacarnya seorang pegawai kantoran dan memilik masa depan yang cukup gemilang sama seperti Prilly meskipun seorang guru namun gaji yang ia terima cukup untuk membiayai hidupnya dan juga menambah pundi-pundi tabungannya.
Prilly sudah sebatang kara sejak kecil, orang tuanya meninggal sejak ia kecil sampai ia harus dibesarkan oleh Neneknya yang namun Neneknya juga harus kembali ke pangkuan Tuhan disaat usianya masih sangat belia. Prilly memiliki seorang Paman namun sayangnya ia justru ditinggalkan di panti asuhan alih-alih dirawat setelah pria itu mengambil alih seluruh harta warisan milik Prilly.
Prilly tak mau ambil pusing perihal harta warisan toh sekarang hidupnya sudah lebih nyaman dan bahagia.
"Kepala gue pusing banget!" Keluh seorang wanita lain yang terkapar diatas sofa dengan mata masih terpejam. Wanita itu adalah sahabat dekat Prilly yang berprofesi sebagai model.
Raina Angelita Dewangga. Raina bukan wanita sebatang kara seperti Prilly, dia memiliki keluarga yang tinggal diluar kota dan Raina lebih memilih untuk bertahan hidup dengan keinginannya sendiri.
Raina terlalu liar berbanding terbalik dengan Prilly yang kehidupannya sederhana dan sangat menjaga diri, Prilly tidak pernah menapaki club malam setidaknya sampai saat ini, Prilly selalu berhasil meloloskan diri dari ajakan sesat sahabatnya.
"Nih minum biar pusing lo sedikit berkurang!" Prilly menyerahkan obat penghilang pengar yang selalu ia sediakan untuk Raina.
Tadi malam Raina kembali pulang dalam keadaan mabuk dengan diantar oleh salah satu rekan kerjanya padahal Raina jelas-jelas memiliki seorang kekasih yang sangat mencintai dirinya namun sahabat Prilly ini terlalu sulit untuk ditaklukkan.
"Terimakasih anak baik." Ucap Raina setelah menegak obat yang Prilly berikan. "Gue lanjut tidur ya? Masih pegal banget badan gue." Keluh Raina dengan ringisan diwajahnya.
Prilly hanya bisa menghela nafasnya. "Buruan tidur! Jangan lupa kabarin Mas Ali dari semalam dia cariin kamu terus." Teriak Prilly yang dibalas acungan jempol oleh Raina. Gadis itu menghilang ke dalam kamarnya meninggalkan Prilly yang hanya bisa menghela nafasnya.
"Kasihan banget Mas Ali dikibulin terus sama sahabat gue." Keluh Prilly sebelum membereskan gelas yang digunakan Raina tadi. Ia terbiasa meninggalkan rumah dalam keadaan bersih jadi sebelum pergi ke sekolah untuk bekerja, Prilly akan memastikan kondisi rumah dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
Hari ini Prilly terlihat cantik dengan rok span selutut yang membungkus pinggul montoknya. Prilly memang tidak memiliki tinggi semampai seperti Raina namun bentuk tubuhnya yang berisi dan padat ditempat-tempat yang diperlukan membuat dirinya kerap menjadi pusat perhatian terutama kaum laki-laki.
Wajah Raina memang cantik namun kesederhanaan Prilly justru membuat gadis itu terlihat semakin menarik bahkan tak jarang laki-laki yang ditaksir Raina justru berbalik menyukai Prilly.
Sejauh ini persahabatan mereka masih sangat aman jika berurusan dengan laki-laki dan Prilly juga tidak berminat untuk mempertaruhkan persahabatannya dengan Raina hanya demi seorang laki-laki.
***
"Selamat pagi Ibu Prilly yang cantik!"
"Wah calon istri gue datang nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Cinta
ChickLitStory terbaru setelah Jodoh Pak Kades tamat. Jangan lupa baca yaa sayang-sayangku, dijamin ceritanya bikin penasaran.