Bab 12

965 147 11
                                    


Ali tidak tahu apa yang harus ia perbuat saat tiba-tiba Aurelia datang dan memaksanya untuk menemani wanita itu berbelanja. Ali sedang melakukan meeting namun bukan Aurelia namanya jika perduli dengan pekerjaan Adiknya.

Ali tidak lagi memiliki tenaga untuk mengomeli wanita ini sehingga dengan pasrah ia pun menuruti kemauan wanita kesayangannya ini. Ali sangat menyayangi Aurelia dan sepertinya wanita itu sangat tahu jika Ali menyayanginya sehingga ia begitu berani merecoki Ali disaat pria itu sedang bekerja karena Aurelia tahu jika Ali tidak akan mungkin memarahi dirinya.

"Mbak lo kayak nggak punya suami tahu nggak? Tiap hari kerjaan lo cuma ngerecoki gue aja. Mending lo cerai aja sama suami lo biar jadi janda sekalian!" Omel Ali sambil mengemudikan mobilnya.

Prediksi Aurelia tidak sepenuhnya benar, lihat saja bagaimana Ali mengomelinya meskipun tidak pernah dimarahi Ali namun Aurelia kerap mendapat ceramah atau omelan dari pria ini tapi siapa yang perduli?

Aurelia mengedikkan bahunya acuh. "Kalau udah waktunya cerai ya nanti juga cerai." Katanya dengan enteng namun mampu membuat mata Ali membulat sempurna.

Kakak sepupunya ini memang luar biasa sekali pemikiran gilanya.

"Gila lo Mbak!" Kata Ali sebelum kembali fokus mengemudikan mobilnya sementara Aurelia sudah tertawa terbahak-bahak.

Dibandingkan bersama suaminya, ia jauh lebih nyaman menghabiskan waktu bersama Adiknya ini. Jangan tanyakan apapun padanya, hari ini biarkan Aurelia fokus menghabiskan saldo rekening Adiknya sebagai hadiah ulang tahun. Setiap tahunnya juga Aurelia selalu seperti ini, membeli kado untuk dirinya sendiri dan tahun ini ia sudah mendapatkan satu unit mobil dari Ali dan sekarang ia ingin satu set perhiasan.

Sepanjang perjalanan Ali seharusnya menulikan telinganya supaya tidak mendengar omong kosong Aurelia yang terus bercerita entah tentang apa saja. Tiba-tiba saja justru berpikir jika Aurelia bertemu dengan Prilly, akan seperti apa dunia ini tepatnya dunia Ali.

Prilly bukan tipikal wanita pendiam meskipun ketika bersamanya gadis itu tampak menahan diri untuk bercerita tetapi Ali tahu jika Prilly memiliki karakter yang hampir sama dengan Aurelia bahkan mungkin sama.

Tanpa sadar Ali menarik sudut bibirnya, ia tengah membayangkan bagaimana gilanya ini menghadapai dua wanita itu.

"Senyum-senyum kenapa kamu Dek?" Suara Aurelia tiba-tiba terdengar membuat Ali seketika menormalkan ekspresi wajahnya.

"Siapa yang senyum-senyum?"

"Kamu!" Aurelia menatap Adiknya dengan mata menyipit. "Kamu lagi mikirin cewek kamu itu ya?" Ada nada tidak suka ketika Aurelia membahas perihal kekasih Ali.

Ali menghela nafasnya, moodnya seketika memburuk saat Aurelia mulai mengungkit perihal Raina. Keluarganya memang tidak begitu menyukai gadis itu terutama Aurelia.

"Bukan. Siapa sih yang mikirin dia." Jawab Ali tanpa berbohong karena sejak tadi yang ia pikirkan adalah sahabat Raina.

"Mbak enggak percaya! Dek serius kamu mau meneruskan hubungan sama wanita itu?" Tanya Aurelia dengan tangan bersidekap. "Mbak ngerasa ada yang aneh sama wanita itu dan Mbak enggak pernah bisa nerima dia jadi bagian keluarga kita. Disini, wanita itu benar-benar tidak bisa Mbak terima." Ujar Aurelia sambil memegang dadanya. Ali tahu Kakaknya ini sedang serius membahas perihal percintaannya.

Jika Aurelia tahu Raina selingkuh mungkin Aurelia akan menjadi orang pertama yang akan melabrak gadis itu. Ali hanya bisa menghela nafasnya, ia belum menemukan jalan keluar untuk masalahnya dengan Raina.

Jika memang harus berpisah maka Ali tidak akan membiarkan Raina begitu saja, wanita itu sudah terlalu berani mempermainkan dirinya. Raina harus mendapat balasan atas perbuatannya dan Ali sudah memikirkan satu cara untuk membalas wanita itu.

Duka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang