Bonus part 1

1.2K 140 9
                                    

Prilly sungguh tidak bisa menahan rasa gugupnya ketika mobil yang dikemudikan oleh Ali memasuki gerbang kediaman Candrawinata. Ia sudah berusaha menolak keinginan pria itu yang ingin membawanya ke hadapan kedua orang tuanya namun sayangnya Ali lebih keras kepala dari yang selama ini ia bayangkan.

Mau tidak mau Prilly terpaksa harus memenuhi keinginan pria itu termasuk perihal gaun yang ia kenakan. Pria itu dengan sengaja membawanya ke sebuah butik langganan Ibunya untuk memilih baju yang cocok untuk Prilly kenakan dan lagi-lagi Prilly kalah debat dengan laki-laki yang tampak santai saja memutar setir mobilnya.

"Kita pulang saja bagaimana Mas? Ini hampir jam 9 malam loh." Prilly bersuara setelah sepanjang perjalanan mendiamkan Ali. Ia berharap jika kali ini Ali bersedia memenuhi keinginannya.

Ali menekan tombol p setelah menghentikan mobilnya di parkiran khusus untuk mobilnya. "Tidak apa-apa, Papa dan Mama pasti mengerti."

"Tapi---"

"Saya tahu kamu gugup." Potong Ali lalu meraih tangan Prilly dan menggenggamnya hangat. "Kamu bisa menggenggam tangan saya untuk mengurangi kegugupan kamu." Lanjutnya dengan ekspresi santai berbeda dengan Prilly yang tidak bisa menahan rona merah di wajahnya.

"Apaan sih!" Katanya sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela. Prilly tidak mengerti kenapa begitu banyak kejadian besar yang ia alami hari ini dimulai dengan pertemuannya dengan Ibunda Ali yang untungnya berakhir baik, lalu dalam hitungan jam ia kembali viral akibat kabar palsu yang disebarkan oleh Raina dan sekarang disaat seharusnya ia memejamkan matanya untuk tidur ia dipaksa untuk bertemu dengan kedua orang tua Ali.

Sebenarnya apa yang Tuhan persiapkan untuk dirinya? Batin Prilly penasaran.

Ali menatap gadis disampingnya dengan tatapan memuja, ia akui Raina memang cantik dengan tinggi dan bentuk badannya yang proposional namun malam ini ia baru menyadari jika Prilly jauh lebih cantik dari mantan kekasihnya. Kulit Prilly lebih putih dan mulus serta senyuman lembut wanita ini benar-benar mampu membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Jangan lupakan rona merah diwajah Prilly yang membuat kecantikan gadis ini bertambah berkali-kali lipat.

"Kita turun ya? Takutnya mereka mengira saya sedang melakukan sesuatu yang negatif sama kamu." Ujar Ali pelan namun mampu menarik perhatian Prilly, begitu gadis itu menoleh kearahnya Ali segera menggerakkan dagunya ke teras rumahnya.

Kedua mata Prilly nyaris melompat keluar saat mendapati Ibunda Ali bersama dengan seorang pria yang Prilly yakini adalah Ayanda Ali serta seorang wanita cantik yang Prilly kenali sebagai Ibunya Kenzio atau sepupunya Ali.

"Oh astaga!" Relfeks Prilly menarik tangannya lalu membuka pintu mobil Ali dan segera keluar dari sana meninggalkan Ali yang tidak menahan kekehan gelinya.

Prilly berdiri disebelah mobil Ali dengan tatapan langsung menyorot ke teras. Rahayu segera menuruni tangga diikuti oleh Aurelia untuk menyambut Prilly. Senyuman kikuk Prilly berubah hangat saat Rahayu memeluknya begitupula dengan Aurelia yang tampak mengerling menggoda dirinya hingga membuat semburat merah di wajah Prilly kembali terlihat.

Ia tidak melakukan apapun dengan Ali tetapi saja ia merasa salah tingkah saat digoda oleh Aurelia.

"Ekhem!" Aurelia semakin menggencarkan godaannya saat Ali turun dari mobil dan menghampiri mereka.

"Kayaknya tahun ini Om Ai beneran bakalan resmi menjadi seorang suami." Cerca Aurelia lengkap dengan tawa hebohnya yang membuat Ali memutar matanya sebelum mengulurkan tangannya untuk menarik pelan rambut panjang Aurelia hingga membuat Kakaknya itu memekik kesakitan.

Bukannya berhenti Ali justru semakin menariknya hingga akhirnya Prilly menahan tangannya karena tidak tega melihat Aurelia yang memekik kesakitan. "Mas udah! Kasihan Mbaknya." Kata Prilly yang tak sadar jika interaksinya dengan Ali tidak luput dari perhatian Rahayu dan juga Fahmi yang masih berdiri diam di teras rumahnya namun sorot matanya tertuju pada Ali dan Prilly.

Duka CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang