Kenzio baru saja keluar dari kamar mandi saat Ibunya tiba-tiba memasuki kamarnya. Aurelia datang untuk menyampaikan kabar jika nanti malam keluarga Ali akan mengundang mereka untuk makan malam bersama."Ya kan kita udah sering makan malam tempat Oma dan Opa jadi kenapa Mami masih heboh aja sih?" Kata Kenzio sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang ada ditangannya.
"Makan malam kali ini beda Zio!"
"Beda apanya sih Mi? Kan namanya makan malam ya makan kayak biasanya." Sahutnya lagi dengan wajah yang tampak keheranan melihat Ibunya. "Memangnya makan malam kali ini menunya apa? Daging pantatnya Om Ai?" Lanjutnya yang langsung membuat Aurelia melayangkan pukulan pada kepala putranya.
Kenzio sontak meringis sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit akibat hantaman Ibunya. "Jangan asal ngomong kamu ya!"
Kenzio mencibir pelan, ia tidak berani mencibir Ibunya secara terang-terang. "Iya-iya Om Ai kan Adik kesayangan Mami jadi mana boleh Zio nistain." Sindirnya yang justru dijawab jujur oleh Aurelia. "Itu kamu tahu! Enggak ada yang boleh nistain Om Ai kecuali Mami." Kata Aurelia dengan begitu bangganya.
Kenzio hanya menghela nafas sebelum beranjak menuju lemarinya. "Malam nanti Papi lembur lagi?" Suara Kenzio terdengar bertanya pada Ibunya.
Aurelia berjalan menuju ranjang putranya lalu menghempaskan tubuhnya. "Iya. Papi kamu lagi sibuk banget kayaknya." Aurelia menatap langit-langit kamar putranya. Ia masih ingat beberapa waktu lalu tepatnya di malam ulang tahunnya dimana ia sudah siap mendapat kejutan dari keluarga tercintanya namun suaminya justru tidak hadir dengan alasan lembur.
Aurelia berusaha untuk tidak kecewa namun tetap saja ada bagian hatinya yang terluka.
Kenzio sudah selesai mengenakan kaosnya serta celana pendek bermotif kotak-kotak yang membuat penampilan putra semata wayang Aurelia itu terlihat sangat tampan dan menawan.
"Udahlah Mami jangan pikiran Papi mending Mami mikirin Zio aja yang selalu ada disini bersama Mami." Kenzio dengan tengilnya justru berbicara dengan menggunakan nada seolah-olah ia sedang bernyanyi.
Aurelia beranjak duduk dan menertawai putranya yang begitu percaya diri mengeluarkan suara yang sudah seperti kaleng rombeng. "Suara kamu jelek nggak kayak Om Ai." Ujar Aurelia disela tawanya.
Kenzio sontak menghentikan nyanyiannya dan menatap Ibunya cemberut. "Selalu saja Om Ai yang paling sempurna di mata Mami." Protes Kenzio cemburu.
Aurelia semakin mengeraskan tawanya dan diam-diam Kenzio tersenyum kecil sambil menghela nafas lega saat melihat Ibunya tertawa dan melupakan rasa kecewanya pada sang Ayah.
Kenzio berjanji akan mencari tahu perihal kesibukan Ayahnya sampai-sampai beliau tega mengabaikan Maminya.
"Mami mau bikin kue. Kamu ikut yok Sayang!" Aurelia beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Kenzio. "Mami masa buat kue sih! Aku udah keren ala-ala badboy masa iya Mami ajak bikin kue!" Protes Kenzio yang tak terima dirinya selalu dipaksa Ibunya untuk mengenakan celemek barbie warna pink yang benar-benar membuat aura kejantanan Kenzio ciut seketika.
Aurelia tidak menghiraukan protes putranya, ia tetap memaksa Kenzio ikut ke dapur bersama dengan dirinya. Aurelia tersenyum saat melihat wajah cemberut putranya saat ia kenakan celemek barbie kesayangannya.
Bersama dengan Kenzio, Aurelia merasa sedikit tenang. Melihat tawa dan canda putranya membuat perasaannya sedikit membaik. Aurelia tidak mencurigai Abraham namun sebagai wanita, ada bagian di hatinya yang sedikit was-was dengan perubahan suaminya akhir-akhir ini.
Semoga saja Abraham mampu menjaga keutuhan rumah tangga mereka.
***
"Aku enggak mau Mas!" Tolak Prilly yang sontak membuat Ali mendongak menatap gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Cinta
ChickLitStory terbaru setelah Jodoh Pak Kades tamat. Jangan lupa baca yaa sayang-sayangku, dijamin ceritanya bikin penasaran.