Raina baru saja keluar dari kamar mandi saat ponselnya bergetar. Sambil menyeka air di lehernya, gadis itu berjalan menuju meja rias dimana ponselnya ia letakkan disana.Ali calling...
Raina sudah mengubah nama Ali sejak beberapa waktu lalu dikarenakan ramai sekali teman-temannya yang penasaran dengan kekasihnya. Raina melakukan ini supaya orang-orang tidak curiga dengan hubungannya dan Ali.
Panggilan terputus begitu saja karena Raina tidak berniat menjawabnya. Raina merasa bosan dengan hubungannya, ia merasa terkekang karena Ali selalu melarang dirinya untuk bergaul.
Raina merasa Ali seperti tidak mendukung karirnya, padahal sedari dulu Ali sudah tahu jika menjadi model adalah impiannya. Raina tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan karirnya termasuk Ali.
Ponselnya kembali bergetar, Raina yang berdiri didepan cermin hanya melirik sekilas ponselnya lalu kembali mematutkan diri didepan cermin. Setelah puas menatap wajah cantiknya, Raina berjalan menuju lemari dan mulai memilih pakaian yang akan ia kenakan.
Sebagai model jelas ia harus sabar memperhatikan fashionnya. Raina tidak ingin terlihat sederhana seperti sahabatnya. Prilly terlalu mencintai kesederhanaan sehingga sahabatnya itu kerap menolak jika ia belikan hadiah berupa gaun atau apapun yang bernilai.
Prilly lebih memilih menyimpan uang daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak perlu sementara menurut Prilly tidak perlu justru bagi Raina dalam kebutuhan. Contohnya, alat makeup.
Prilly hanya mengandalkan sebuah chusion bukan dari mereka ternama melainkan produk biasa namun sangat dicintai Prilly karena menurut sahabatnya bedak seperti ini saja sudah cukup memoles wajahnya jadi untuk apa ia membelikan makeup yang lain yang harganya terkadang membuat kantongnya menangis.
Padahal Raina tahu sahabatnya jelas tidak semiskin itu. Prilly memiliki simpanan yang cukup serta gajinya mengajar disekolah elit itu jelas tidak sedikit. Meksipun bersahabat dekat, jelas gaya hidup dirinya dengan Prilly sangat jauh.
Ponsel Raina kembali berdering dan kali ini yang menghubungi dirinya adalah Rogan, teman model sekaligus aktor yang terlibat dalam proyek yang sama dengan dirinya.
"Halo Rogan." Raina segera menjawab dan menyapa Rogan dengan begitu bersemangat.
"Hai cantik. Kamu sibuk hari ini? Ada jadwal pemotretan?"
Raina sudah tahu kemana arah pertanyaan Rogan, dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak menjerit supaya dirinya terlihat elegan dan penuh kelembutan didepan Rogan.
"Enggak kok. Kebetulan hari ini jadwal aku enggak padat kayak kemarin. Kenapa Gan?" Raina pura-pura bertanya seolah ia tidak tahu maksud pria yang sedang menghubungi dirinya ini.
"Wah kebetulan sekali. Temanku hari ini menikah, eum bagaimana kalau kamu temani aku kesana? Rasanya sedikit kurang nyaman jika aku harus datang sendirian."
Rentetan kalimat yang keluar dari mulut Rogan kembali membuat Raina menahan pekikannya. Gadis itu tidak langsung menjawab supaya Rogan tidak tahu jika dirinya memang sudah menunggu saat-saat seperti ini.
"Iya juga sih, kalau kondangan sendirian rasanya aneh plus malu juga kalau diejek teman karena masih jomblo disaat teman yang lain sudah menikah." Raina berusaha memberikan gambarannya pada Rogan, ia sedang meyakinkan Rogan secara halus jika keputusan pria itu mengajak dirinya sudahlah tepat.
"Hahaha.. ternyata kamu sepemikiran denganku. Jadi bagaimana Rain?"
Rain?
Kenapa Raina menyukai nada berat yang Rogan keluarkan saat menyebut namanya. Tiba-tiba Raina menjadi suka jika namanya di singkat menjadi Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Cinta
ChickLitStory terbaru setelah Jodoh Pak Kades tamat. Jangan lupa baca yaa sayang-sayangku, dijamin ceritanya bikin penasaran.