"Kamu kenapa sudah jarang menghubungiku sekarang Mas?"
Ali hanya menempelkan ponselnya ditelinga tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan dari kekasihnya. Benar, Raina tiba-tiba menghubungi dirinya dan Ali tahu ada sesuatu yang wanita itu inginkan darinya.
"Ada apa?" Ali tidak bisa lagi beramah-tamah dengan wanita ini meskipun belum mengakhiri hubungan mereka namun pandangannya pada Raina sudah sangat berubah setelah apa yang wanita itu lakukan padanya.
"Kamu sibuk ya?"
"Ada apa?" Ulang Ali lagi tanpa menjawab pertanyaan dari Raina. Tangannya terus mencoret beberapa berkas yang menurutnya tidak sesuai dengan standar penilaian darinya.
Ali sedang memeriksa beberapa berkas tentang keuangan perusahaan, ia masih bisa fokus padahal suara cempreng Raina terdengar sangat menganggu gendang telinganya.
"Kamu apa-apaan sih Mas? Kenapa jadi cuek gini sama aku?!" Raina terdengar tidak senang karena Ali tidak excited menanggapinya seperti biasa.
"Aku sedang sibuk jadi kalau tidak ada sesuatu yang penting aku matikan teleponnya." Ujar Ali yang kembali membuat Raina berang.
"Kamu benar-benar sudah berubah dan aku benci itu!"
"Terserah!"
Tut.
Ali melemparkan ponselnya keatas meja lalu menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi kebesarannya. Sejak kejadian malam itu, Ali tidak pernah lagi menghubungi Raina dan sepertinya Raina menyadari perubahan dirinya atau mungkin ego wanita itu tersentil karena Ali yang balik mengabaikan dirinya.
Pintu ruangan Ali terbuka tanpa aba-aba dan terlihat Mario berjalan memasuki ruangannya. Sahabatnya ini seperti pengangguran saja padahal jelas-jelas Mario memiliki usaha kuliner milik keluarganya namun memiliki menjadi 'pengikut' Ali yang terlihat seperti pengangguran namun pundi-pundi rupiah terus mengalir dalam rekeningnya.
Ali memang seroyal itu baik sebagai Bos maupun sebagai sahabat.
"Lo jual lagi mobil yang bakal lo jadiin hadiah buat cewek lo?" Tanya Mario dengan nada tidak percaya.
"Hm."
Kedua mata Mario terbelalak tak menyangka jika Ali membatalkan hadiahnya untuk sang pujaan hati. "Serius? Demi apa?!" Mario sangat lebay namun Ali membiarkan saja sahabatnya itu berteriak sesuka hatinya sementara ia kembali fokus melanjutkan pekerjaannya.
"Ini hal tergila yang pernah lo lakuin. Asli, gue bangga banget sama lo kali ini." Mario berseru sambil bertepuk tangan.
Ali tiba-tiba mengingat sesuatu hingga gerakan tangannya terhenti sebelum ia mendongak menatap sahabatnya yang masih tertawa bak orang gila.
"Mar!"
"Mario! Nama gue Mario jangan lo singkat Mas berasa jadi Marimar gue!" Omel Mario yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Ali. "Gue mau nanya sesuatu sama lo." Kata Ali dengan wajah seriusnya.
"Apaan!"
Ali tampak berpikir sejenak sebelum benar-benar menanyakan hal ini pada Mario. Sementara Mario sudah mulai penasaran dengan apa yang ingin ditanyakan oleh sahabatnya.
"Lo mau tanya apaan sih? Lama banget mikirnya. Jangan-jangan lo udah lepas perjaka sama cewek lo itu?!" Tebakan absurd Mario sungguh ingin membuat Ali melemparkan temannya ini keluar jendela.
"Bagaimana kalau ada cewek yang marah karena omongan lo? Tersinggung tepatnya." Akhirnya Ali memilih menanyakan hal ini pada Mario karena sejak malam itu ia sungguh tidak pernah lagi menghubungi Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Cinta
ChickLitStory terbaru setelah Jodoh Pak Kades tamat. Jangan lupa baca yaa sayang-sayangku, dijamin ceritanya bikin penasaran.