1

674 37 8
                                    

(Ini adalah karya murni AU dari Fevziye di tahun 2023, jika menemukan cerita yang sama mohon dilaporkan segera, saya punya bukti postingan AU 2023 jika dibutuhkan)


Vian Samudra..
Pov :

*****

Udara pagi ini sangat menyegarkan, sudah biasa dengan kekosongan hati ini, -ah maksudku kekosongan jalan raya ini, hanya ada bus sekolah yang berlalu lalang karena kendaraan lain melewati jalan khusus.

Setiap pagi aku selalu membawa timun dan juga garam yang sudah dicampur cabai dan juga terasi, untuk apa?

Ya untuk makan lah, aku tahu keluarga El-Gustav tidak akan memberiku makan, maksudku keluarga istri ayahku.

Keluarga El-Gustav itu merupakan keluarga besar ayahku sedangkan keluarga besar ibu tiriku dari keluarga Basutein. Ya masih mendingan keluarga besar ayahku sih, mereka baik denganku.

Aku akan berdiri didepan halte, aku yakin ada seseorang yang akan memberiku roti namun ia akan meletakannya dibangku begitu saja. Itulah kenapa aku sepagi ini karena ingin melihat seperti apa rupanya.

Namun tiba-tiba ada seseorang pekerja kebersihan menghampiri ku dan berkata..

"Dek, ini ada nasi bungkus untukmu" Ucapnya.

"Dari siapa pak?" Tanyaku.

"Orang itu dek, yang dimobil itu" Oramg itu menunjuk mobil bmw yang tak jauh dari halte.

Aku melihat betul plat nomornya, lalu kenapa dia meminta pekerja ini untuk memberikan padaku

Mataku tak teralihkan sedikitpun, orang itu sekilas mengunakan kemeja dan masuk kedalam mobilnya.

"Oh makasih ya pak" Ucapku.

"Sama sama dek" Ucapnya kemudian pekerja tersebut berlalu meninggalkanku.

Tak lama kemudian bus sekolah berhenti tepat didepan halte. Aku segera naik agar tak ketinggalan, aku juga sudah merindukan kedua sahabatku disekolah.

Kalian tahu tidak, aku melihat beberapa siswa diantarkan oleh orang tua mereka masing masing.

Sepanjang jalan aku hanya menatap mereka, dari yang menggunakan mobil dan motor, aku rasa mereka sangat bahagia dari pada aku...

Terkadang aku berpikir, mamah...

Maa... Aku sudah kelas dua dan aku bisa bertahan loh dengan sikap buruk mereka...

Ya seperti ini percakapan ku seorang diri tanpa adanya yang ngerti bagaimana lukaku kecuali kedua sahabatku.

Sampainya disekolah, aku langsung menghampiri kedua temanku dilorong kelas. Sudah menjadi kebiasaan mereka pasti menungguku.

"Halo abang abang ganteng" Sapaku. Aku sudah terbiasa dengan hal ini.

"Tumben kesiangan ya?" Tanya temanku bernama Angkasa. "Gue bawa ayam pop nih dari bunda kata nya buat Vian"

"Makasih yaaa, lumayan buat makan siang" Ucapku, meskipun aku mendapatkan nasi tadi dari seseorang aku akan memakannya nanti malam karena aku sudah tahu bahwa malam ini tidak akan mendapatkan makan.

"Kebiasaan sih, gak bawa uang saku ya?" Tanya temanku bernama Lintang.

"Bawa kok, miskin aja jadi nggak banyak. Sayang banget mending di tabung duitnya biar kalau ada apa apa aku bisa pakai uang sendiri"  Jawabku.

"Udah kalau gaada uang bilang kita aja ya" Ujar Angkasa.

Kedu temanku inilah yang mengerti bagaimana keadaanku. Sungguh, aku bersyukur memiliki keduanya.

Samudera (Remake AU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang