"Seger?" Tanya Dylan.
Kini keduanya telah sampai dibangkok, kasihan sekali Vian demam sebab hujan tadi di Ayutthaya.
Vian bersandar sembari menyeruput jahe panasnya didalam mobil. Saat ini jam sudah menunjukan pukul 20.00, ia sudah kenyang dan sekarang perjalanan pulang.
"Aku pusing" Ucap Vian.
"Bentar lagi sampai kok, kamu minum aja siapa tau nanti anginnya keluar. Tadi kenceng banget sampai baju kamu basah, untung aku bawa baju ganti" Ucap Dylan.
Ya, kini Vian sudah berganti pakaian mengunakan baju dan celana milik Dylan.
"Nanti sampai rumah minum obat yah" Kata Dylan lagi.
"Iyaaa"
"Gak usah main hape, langsung tidur biar besoknya sembuh, kalau masih sakit bilang aja sama aku, besok aku kesana lagi kok tapi agak siang yaa sayang"
"Iyaa Dylan.."
Dylan tersenyum seraya membelai rambut Vian. Anak itu terlihat pucat sekali, salah sih, bukannya kembali ke mobil malah meneduh digubuk terbuka.
"Aku sayang sama kamu" Ucap Dylan
".... " Vian pura-pura tak mendengar
"Sayang..."
"Dalem sayang" Vian akhirnya menjawab, agar Dylan senang.
"Aduhhh, hatiku" Langsung lemas, seakan mencair vian menjawabnya dengan gemas. Anak itupun ikut salting.
[Dalem = iya - menjawab panggilan dalam bahasa Jawa]
Apakah bisa kita rasakan betapa salting nya Dylan saat ini. Vian terkekeh kecil, melihat sekilas dan kembali melihat jalan.
Siapapun katakan padanya untuk fokus dijalan...
Singkat cerita mereka telah sampai diapart. Seperti yang kita tahu, Dylan sangatlah sigap membantu Vian berjalan ke kamarnya. Sebenarnya tidak terlalu pusing karena sudah makan dan diberi penghangat, namun namanya juga cinta, dia sangat khawatir dengan Vian yang sakit.
Tak banyak bicara dengan Brian, ia lebih memilih menemani Vian dikamarnya. Dylan menyalakan lampunya sedangkan Vian langsung rebahan.
Dylan menarik selimutnya, kemudian duduk ditepi ranjang seraya membelai jari jemari manis Vian.
"Maaf ya, tiap jalan sama aku ada aja kejadiannya"
Andai Dylan tahu, disetiap kejadian selalu ada memori nya yang hilang disana dan Vian mulai kagum bagaimana seorang Dylan dapat mengembalikan memori yang hilang bahkan tak ada dirinya disana.
"Makasih ya sayang, aku gapapa kok kan ada kamu" Ucap Vian, berniat untuk menggodanya.
Miauw.. Bagai anak kucing gemas Dylan sampai menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pipinya merah saat ini sedari tadi Vian menggodanya.
"Dylan kok gitu liat aku dong" Vian menarik tangannya. Dan benar saja wajahnya seperti kepiting rebus.
Dylan tak kuasa. Ia menarik tangannya kembali menutupi wajahnya.
"Sayang sini buka" Vian masih demam pun sempet sempetnya menggoda Dylan. Alhasil cowok maco itu menjadi ciut.
"Vian udah" Kalah, Dylan kalah jika harus berhadapan dengan Vian yang seperti ini.
"Hihihi kamu lucu banget sih, kaya gak pernah pacaran aja" Ucap Vian.
"Ya maaf emang enggak" Jawabnya.
Jadi inilag wujud asli pakar gombal selama ini, cowok cupu yang ketika mendapatkan perlakuan sama justru menciut seperti putri malu.
Aha! Pembalasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera (Remake AU)
Fanfiction[DILARANG PLAGIAT CERITA INI!!] Cerita ini mengadung Male Pregnancy, yang merupakan remake dari AU Sahabat Samudera ditahun2023 yang ramai dibaca!! Ini adalah book nya. DALAM PERBAIKAN