SP 13

88 14 9
                                    

| Izinkan aku menari diatas hamparan salju, aku akan menikmati musim dingin ini sembari menggerakan tubuh dibawah sinar rembulan dimalam ini. - Viansa

| Sinarnya terlalu terang hingga sang Luna saja kalah, aku melihat mu. - Antariksa.

Di tepi pantai, Vian berdiri mengenakan celana coklat pendek dan kemeja pendek berwarna putih serta dasi berwarna coklat.

Tak lupa ia memakai sepatu fantofel, berlari kecil sembari mengayunkan tangannya seperti sedang menari.

Antariksa, seorang yang tidak diketahui berdiri tak jauh dari sana. Mereka janjian akan bertemu dan sekarang adalah hari yang mereka tentukan.

Dylan melakukan perjalanan bisnis ke Phuket dengan asistennya, ia menitipkan Daniel pada Valentina.

Malam ini Vian berkata. "Malam ini aku bukan Vian dan aku ingin menjadi Elish seperti dibuku itu. Lelaki cantik yang selalu menari dibawah rembulan dan ditengah hamparan salju dengan tubuh telanjangnya, ah tidak aku memakai pakaian."

Ia melihat sekeliling menunggu seseorang yang ditunggunya.

"Antariksa, apakah malam ini kau adalah Arthur Silvano yang selalu menatap Elish menari dari kejauhan?" Ucapnya.

Benar, Antariksa tengah menatapnya dari kejauhan, diatas sebuah rooftop, ia memakai celana yang sama hanya bedanya ia memakai topi baret dan memegang sebuah payung.

Antariksa tersenyum melihat lelaki manis itu menari. "Apakah kamu membayangkan dirimu sebagai Elish seperti novel yang pernah kita baca sewaktu di perpustakaan sekolah, Vian" Ucapnya.

"Elish, Arthur Silvano selalu datang tanpa terduga karena dia seorang vampir. Baiklah malam ini aku adalah dia dan aku akan menjebakmu" Ucapnya.

Vian masih saja menari, suasana sepi, laut gelap namun langit sangatlah terang. Bintang berterbaran seakan mendukung suasana nya.

Mari mainkan perannya.

"Mengapa sepi sekali, dimana dia" Vian berhenti menari mencoba mengecek ponselnya.

Antariksa mengirim sebuah pesan dan foto. Ia membukanya dan itu adalah dia yang tengah menari, Vian menoleh kanan kiri.

"Dari mana dia mengambil gambarku?"

| Elish, aku adalah Arthur. Temukan aku sebelum aku menemukanmu - Antariksa.

Vian melihat sekeliling. "Dia paham? Siapa, apa dia pernah membaca itu bersamaku. Lalu jika dia memainkan peran Arthur artinya dia vampir, ah! Vampir suka tempat gelap"

Segera ia mendatangi tempat yang sekiranya gelap. "Arthur menyukai bangunan yang sepi, dia menyukai-... Hati angsa! Itu kesukaan Elish, dia pasti disana" Ucapnya.

Vian berlari setiap tempat disana, mulai dari hotel namun itu tidak mungkin. Kemudian ia datang ke restoran dengan list menu yang terdapat hati angsa, TIDAK ADA.

| Jangan mencari tapi temukan, aku sedang melihatmu - Antariksa.

"Apa? Bagaimana Elish bertemu dengan Arthur" Vian berpikir. Ia masih berputar disekitar pantai.

"Ah! Orang terdekat Arthur menyakiti Elish dengan mengutuknya menjadi manusia abadi. ABADI?" Vian mengedarkan pandangannya, ada bangunan klasik disana.

| The Lunar : keabadian mu - Antariksa.

Vian masuk kedalam bangunan tersebut. Satu hal yang ia pahami, kutukan biasanya mengarah ke ilmu hitam.

Ia masuk dan mencari tempat dengan kemungkinan yang ada dikepalanya. Kini Vian berdiri dirooftop dengan pemandangan laut gelap. "Hitam"

| Elish takut kesendirian, mengapa kau sangat berani? - Antariksa.

Samudera (Remake AU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang