27

123 14 2
                                    

Hari terakhir ujian...

Vian pulang bersama Dylan dan sedikit berbincang tentang pertunangan mereka, tak banyak bereaksi, Vian hanya mengiyakan saja apa yang dimau oleh Dylan.

Terlebih lagi kakaknya....

Flashback!

Semalam Vian meminta izin untuk pergi ke Ayutthaya guna mengunjungi makam mama papanya.

Ia mendapatkan izin namun...

"Harus sama Dylan!" Ucap Brian.

"Cuma ke makam mama papa kak, sama kak Brian kan bisa kenapa harus Dylan sih, aku jadi makin sulit nerima dia kalau terus bareng" Ucap Vian.

"Vian, inget kan kamu bakal tunangan sama Dylan dalam waktu dekat ini, biasakan" Tegas Brian.

Vian menghela nafasnya. Terakhir ketemu Angkasa itu beberapa hari lalu saat hari ujian pertama.

Ia hendak mengabari Angkasa jika ia mau ke Ayutthaya, tangan kirinya sudah bisa memegang ponsel karena perbannya sudah dilepas meskipun yang kanan masih di gips.

Angkasa tak membalasnya...

Katanya bukan pisah melainkan kembali seperti dulu. Apakah dulu seperti ini, Vian lupa mereka bagaimana sebelum jadian.

"Kak, bagusnya kasih bunga apa ya dimakam mama papa?" Tanya Vian.

"Terserah kamu aja, lebih bagus mawar karena papa suka sama mawar" Ucap Brian

"Gak ah" Ucap Vian.

"Mau beli?" Tanya Brian

"Gak tau deh nanti sekalian mau nengokin Lintang, tapi sendiri! Awas kak Brian nyuruh Dylan, aku mau ketemu Lintang!" Ucap Vian

"Iya iyaa, tapi kesana dianter Dylan yaa?"

"Gak!"

"Iya iyaaa, galak amat" Ucap Brian.

Flashback off.

Sebab hal itu Vian minta kembali ke apartement nya tanpa mengatakan ke Dylan kalau dia hendak menemui Lintang di apartemen nya.

Lebih tepatnya Angkasa, dia merindukannya karena beberapa hari ini tidak mengangkat teleponnya bahkan Lintang juga. Ini aneh...

"Kenapa dia gak angkat telfonku" Batinnya. Ia gelisah bahkan berkali kali menggigit jarinya.

Dylan menyadari itu tapi memilih untuk diam. Vian itu semakin dikejar dia semakin jauh, sikapnya menjadi berbeda dari sebelumnya.

Sampainya di apartemen.

"Makasih ya Dylan, aku masuk dulu" Ucap Vian.

"Hmmm, istirahat ya, aku pulang dulu" Dylan melambaikan tangannya.

Vian masuk ke apartemennya, melepaskan sepatunya. Lagi lagi ia mendesah, tentang Angkasa yang tiada kabar tiba-tiba dan juga Lintang.

Saat ia melewati ruang tengah, Vian melihat Angela sedang menghias kue. Melihat itupun Vian menghampirinya.

"Kue buat siapa kak?" Tanya Vian

"Buat kakakmu, pencapaian kemarin kan belum sempet aku kasih hadiah ini pumpung dia lagi keluar jadi aku kesini dulu" Jawabnya.

"Ohh, aku juga belum kasih"

Akhirnya Vian mempunyai ide untuk membelikan Brian hadiah juga, band nya berhasil mendapatkan peringkat nomer satu dikampus.

Sebelum itu ia pergi mandi terlebih dahulu karena badannya lengket sebab cuaca sangat panas.

Sembari mandi Vian berkali kali memencet panggilan nomer Angkasa namun sama sekali tidak diangkatnya.

Samudera (Remake AU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang